Fransiska Yuni Cika
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA
MAKNA AL-MASIH
Abu Abdillah Al-Qurthubi menyebutkan dua puluh tiga variasi bentuk kata dari lafal Al-Masih ini. (At-Tadzkiroh: 679). Dan pengarang Al-Qamus memecahnya menjadi lima puluh bentuk kata. [Vide: Tartibul Qamus 4: 239. Penyusun kamus ini mengatakan bahwa dia menguraikan variasi bentuk kata ini dalam kitabnya Syarhu Masyariqil anwar dan lainnya].
Lafal Al-masih dapat berarti Ash-shiddiq (yang benar /suka kepada kebenaran) dan adhalil Al-Kadzdzab (yang sesat lagi pembohong). Maka Al-Masih Isa عليه السلام adalah Ash-Shiddiq, sedang Al-Masih Ad-Dajjal Adalah Adh-dhalil Al-Kadzdzab.
Allah menciptakan dua Al-Masih yang kontradiktif. Isa عليه السلام adalah Al-Masih pembawa petunjuk. yang dapat menyembuhkan tuna netra dan penyakit sopak (penyakit kulit yang tidak memiliki zat warna). dan dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sedang Dajjal adalah Al-Masih kesesatan yang menyebarkan fitnah kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasanya seperti menurunkan hujan. menghidupkan bumi dengan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Dajjal disebut masih karena salah satu matanya terhapus (buta), atau karena ia menghapus bumi selama empat puluh hari. [Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadits 4: 326- 327; dan Li-sanul Arab 3: 594-595]
Dan pendapat yang pertama (bahwa Dajjal buta sebelah matanya) adalah pendapat yang lebih kuat berdasarkan hadits "Bahwasanya Dajjal terhapus (buta) sebelah matanya. " [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 61]
MAKNA AD-DAJJAL
Adapun kata Ad-Dajjal ini diambil dari perkataan mereka: "Dajala Al-ba'iiro idzaa tholaahu bi Al-qothiron waghoththoo bihi" (Seseorang itu mendajjal unta bila melumurinya dangan ter/aspal dan menutupnya dengannya). " [Periksa: Lisanul Arab11: 236, dan Tartibul Qamus 2: 152]
Dan asal makna "Dajjal" ialah "Al-Kholath" (mencampur, mengacaukan, membingungkan). Dikatakan bahwa "seseorang itu berbuat Dajjal bila ia menyamarkan dan memanipulasi." dan "Ad-Dajjal" ialah manipulator dan pembohong yang luar biasa. Lafal ini termasuk bentuk mubalaghah (menyangatkan/intensitas) mengikuti wazan "fa'aal", artinya banyak menelurkan kebohongan dan kepalsuan.[Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadits 2: 102].
Dan bentuk jamaknya ialah "dajjaaluun", sedang Imam Malik menjamakkannya dengan bentuk "dajaajilah" sebagai jamak taksir (Lisanul Arab 11: 236). Al-Qurthubi mengatakan bahwa lafal "dajjal" menurut lughat dapat diucapkan dalam sepuluh bentuk. [At-Tadzkirak: 658].
Lafal Dajjal sudah menjadi isim alam (kata nama) bagi Al-Masih sang pendusta dan buta sebelah matanya, sehingga kalau disebutkan kata "Dajjal" maka yang segera ditangkap pengertiannya ialah si pembohong tersebut.
Dan "Dajjal" itu dinamakan "Dajjal" karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan atau karena ia menutupi kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan.kepalsuan. dan penipuannya atas mereka.
Dan ada yang mengatakan karena ia menutupi bumi dengan banyaknya ke-lompoknya. [Lisanul Arab 11: 236-237, dan Tartibul Qamus 2: 152].
Wallahu a'lam.
[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]
Abu Abdillah Al-Qurthubi menyebutkan dua puluh tiga variasi bentuk kata dari lafal Al-Masih ini. (At-Tadzkiroh: 679). Dan pengarang Al-Qamus memecahnya menjadi lima puluh bentuk kata. [Vide: Tartibul Qamus 4: 239. Penyusun kamus ini mengatakan bahwa dia menguraikan variasi bentuk kata ini dalam kitabnya Syarhu Masyariqil anwar dan lainnya].
Lafal Al-masih dapat berarti Ash-shiddiq (yang benar /suka kepada kebenaran) dan adhalil Al-Kadzdzab (yang sesat lagi pembohong). Maka Al-Masih Isa عليه السلام adalah Ash-Shiddiq, sedang Al-Masih Ad-Dajjal Adalah Adh-dhalil Al-Kadzdzab.
Allah menciptakan dua Al-Masih yang kontradiktif. Isa عليه السلام adalah Al-Masih pembawa petunjuk. yang dapat menyembuhkan tuna netra dan penyakit sopak (penyakit kulit yang tidak memiliki zat warna). dan dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sedang Dajjal adalah Al-Masih kesesatan yang menyebarkan fitnah kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasanya seperti menurunkan hujan. menghidupkan bumi dengan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Dajjal disebut masih karena salah satu matanya terhapus (buta), atau karena ia menghapus bumi selama empat puluh hari. [Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadits 4: 326- 327; dan Li-sanul Arab 3: 594-595]
Dan pendapat yang pertama (bahwa Dajjal buta sebelah matanya) adalah pendapat yang lebih kuat berdasarkan hadits "Bahwasanya Dajjal terhapus (buta) sebelah matanya. " [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 61]
MAKNA AD-DAJJAL
Adapun kata Ad-Dajjal ini diambil dari perkataan mereka: "Dajala Al-ba'iiro idzaa tholaahu bi Al-qothiron waghoththoo bihi" (Seseorang itu mendajjal unta bila melumurinya dangan ter/aspal dan menutupnya dengannya). " [Periksa: Lisanul Arab11: 236, dan Tartibul Qamus 2: 152]
Dan asal makna "Dajjal" ialah "Al-Kholath" (mencampur, mengacaukan, membingungkan). Dikatakan bahwa "seseorang itu berbuat Dajjal bila ia menyamarkan dan memanipulasi." dan "Ad-Dajjal" ialah manipulator dan pembohong yang luar biasa. Lafal ini termasuk bentuk mubalaghah (menyangatkan/intensitas) mengikuti wazan "fa'aal", artinya banyak menelurkan kebohongan dan kepalsuan.[Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadits 2: 102].
Dan bentuk jamaknya ialah "dajjaaluun", sedang Imam Malik menjamakkannya dengan bentuk "dajaajilah" sebagai jamak taksir (Lisanul Arab 11: 236). Al-Qurthubi mengatakan bahwa lafal "dajjal" menurut lughat dapat diucapkan dalam sepuluh bentuk. [At-Tadzkirak: 658].
Lafal Dajjal sudah menjadi isim alam (kata nama) bagi Al-Masih sang pendusta dan buta sebelah matanya, sehingga kalau disebutkan kata "Dajjal" maka yang segera ditangkap pengertiannya ialah si pembohong tersebut.
Dan "Dajjal" itu dinamakan "Dajjal" karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan atau karena ia menutupi kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan.kepalsuan. dan penipuannya atas mereka.
Dan ada yang mengatakan karena ia menutupi bumi dengan banyaknya ke-lompoknya. [Lisanul Arab 11: 236-237, dan Tartibul Qamus 2: 152].
Wallahu a'lam.
[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar