Dewa atau Tuhan

Mungkin sedikit dari kita yang mengenal Dewa Mithra atau Dewa Horus, atau dewa-dewa lain dalam mithologi kuno. Tetapi melalui bacaan ringan ini, Insya Allah, nanti juga akan mengenal mereka. Bukankah pepatah lama mengatakan "tak kenal maka tak sayang?"

Baiklah, mari sama-sama kita simak. Ini kisah tentang Yesus, tapi singkat saja, dan tentunya bersumber dari Al-Kitab. Kenapa bersumber dari alkitab? Sebab kita sedang becerita tentang Yesus, bukan nabi Isa alaihissalam.

YESUS
Menurut keyakinan umat kristen, Yesus adalah anak yang lahir dari perawan Maria (sampai di sini, semua umat Islam setuju), pada tanggal 25 Desember Tahun 1 Masehi (Nah, mulai dari sini, karena dicari ke mana pun dalilnya tidak ketemu - maka bagaimana umat Islam harus setuju?).

Apa yang kita ketahui tentang Yesus? Tentu cuma rujukan dari cerita umat Kristen. Kelahirannya ditandai dengan kemunculan sebuah bintang di timur, dan diikuti oleh tiga orang Majusi yang memberkati juru selamat baru. Yesus sudah menjadi guru pada usia 12 tahun dan di baptis oleh Yohanes Pembaptis kira-kira (dalam injil juga masih dikira-kira) pada usia 30 tahun, saat mana ia mulai menyebarkan ajarannya. Yesus mempunyai 12 orang murid dan melakukan banyak mukjizat seperti: menyembuhkan orang sakit, berjalan diatas air, menghidupkan orang mati, dll. Julukan yang diberikan kepadanya adalah “Raja Segala Raja”, “Anak Tuhan”, ”Juru selamat” dll. Yesus dikhianati oleh muridnya yang benama Yudas Iskariot. Yudas dibayar oleh tentara Romawi seharga 30 keping perak, lalu Yudas berkata “Orang yang aku cium itulah Yesus”, setelah itu Yesus pun ditangkap, diseret-seret, diludahi, dihakimi oleh manusia, disiksa, dan ujungnya dipaku di tiang salib hingga mati. Tapi 3 hari setelah itu dia bangkit dari kematian, dan naik ke surga. Sampai di sini, cerita tentang Yesus tadi adalah menurut keyakinan umat Kristen. Kita tidak akan memperdebatkan masalah alur cerita atau bentuk ceritannya. Biarkan saja seperti itu, lalu mari sama-sama kita perhatikan kisah dewa-dewa Pagan berikut ini:

HORUS
Horus adalah dewa orang Mesir, lahir 3.000 tahun SM. Berarti cerita Horus sudah ada 3.000 tahun sebelum Yesus lahir. Lalu, bagaimana kisah dewa Horus ini? Horus lahir dari perawan Isis-Meri pada tanggal 25 Desember, kelahirannya ditandai munculnya sebuah bintang dari timur, kemudian ditemukan oleh 3 orang raja lalu dijadikan juru selamat baru. Pada usia 12 tahun telah menjadi guru, dan pada usia 30 tahun dibabtis oleh Anup. Sejak itu ia mulai menyebarkan ajarannya. Horus mempunyai 12 murid yang menyertainya, ia mempunyai mukjizat menyembuhkan orang sakit dan berjalan diatas air. Horus juga mempunyai julukan “Sang Cahaya”, “Anak Tuhan Yang Diberkati”, “Anak domba Tuhan” dlsb. Setelah dikhianati oleh muridnya Taifun, Horus pun disalib, dan tiga hari setelahnya bangkit lagi.
Jika kalian coba mencari gambar Horus, maka akan menemukan gambar yang penuh, yakni bagaimana Horus digambarkan bermuka burung, dan ular cobra yang melingkar menggambarkan Horus itu Dewa Matahari. Dalam buku “DILEMA MAYORITAS”, dijelaskan bahwa kelompok zionis Illuminati menandakan sebuah negara dibawah pengaruh mereka dengan memberikan lambang dewa di negara tersebut, dan burung garuda adalah perlambang dewa Horus (?).

MITHRA
Mithra adalah Dewa matahari yang paling terkenal dari Persia, lahir dari seorang perawan pada tanggal 25 Desember tahun 1.200 SM. Ia mempunyai 12 orang murid dan banyak melakukan keajaiban. Setelah kematiannya, tiga hari kemudian ia bangkit kembali. Dan yang paling terkenal, penyembahan Dewa Mithra dilakukan setiap hari minggu atau sunday (sun = matahari, day = hari). Jadi, hari khusus ibadah para penyembah dewa Pagan ini adalah hari minggu.
Demikianlah cerita dewa-dewa kaum pagan dari zaman dahulu. Lalu, bagaimana asal muasalnya cerita-cerita para dewa ini kok mirip sekali dengan cerita Yesus yang Tuhanya umat kristen? Apakah masih ada dewa-dewa lain yang memiliki kemiripan cerita dengan Yesus, Horus, dan Mithra? Coba kita lihat pula yang berikut ini:

ATTIS
Dewa dari Yunani Pirigia (Anadol), lahir dari seorang perawan pada tanggal 25 Desember 1.200 SM, mati disalib, dan tiga hari setelahnya bangkit lagi.

KRISHNA
Dewa dari India, lahir dari perawan Devaki pada 900 SM. Kelahiran Krishna digambarkan dalam Athar Veda, salahsatu Kitab Suci Hindu sebagai berikut:

Pada suatu malam, waktu raja Kansa tak dapat tidur, berdirilah baginda di teras istananya, digerakkan oleh suatu kekuatan gaib. Ia melihat bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke Bumi. Ia bertanya kepada istrinya, Nysumba (seorang ahli sihir, pemuja Dewi Kali, yaitu dewi kerinduan dan kematian), tapi Nysumba tidak dapat menjawabnya. Maka dipanggillah Brahmana-Brahmana (Pendeta-Pendeta Hindu), untuk melihat bintang itu dan menceritakan kebenarannya. Pendeta-pendeta Hindu itu kemudian menjelaskan bahwa bintang tsb adalah pertanda turunnya Tuhan ke dalam tubuh seorang manusia yang dikandung oleh Devanaki, anak saudara perempuan baginda raja sendiri. Anak yang dikandung itulah yang akan menjadi Tuhan di dunia, atau Raja Dunia. Perhatikan, kelahirannya ditandai dengan munculnya bintang dari timur, ia diceritakan banyak melakukan banyak mukjizat bersama-sama para muridnya, dan juga bangkit setelah kematiannya.

DIONYSUS
Dionysus dari Yunani lahir dari seorang perawan pada tanggal 25 Desember 500 SM, seorang guru yang melakukan perjalanan dan melakukan banyak mukjizat seperti mengubah air menjadi anggur, dikenal sebagai “Raja Segala Raja”, “Anak Tuhan” dll. dan pastinya, bangkit lagi dari kematian.

Cerita tentang dewa-dewa Pagan ini memiliki kemiripan di mana-mana. Sebut saja misalnya OSIRIS dari Mesir, BAACHS dari Yunani, BUDHA SAKIA dari India, SALIVANA dari Bermuda, ODIN dari Skadinavia, INDRA dari Tibet, BALI dari Afganistan, JAO dari Nepal, BEDDRU dari Jepang, GENTAUT dari Meksiko, FOHI dari Cina, IXION dari Roma, PROMETHEUS dari Kaukasus dan masih banyak lagi yang punya cerita hampir serupa.

KENAPA SAMA?
Kenapa kok ceritanya bisa sama? Kenapa kok dilahirkan oleh perawan? Kenapa kok Tanggal 25 Desember? Kenapa kok bangkit lagi dari kematian? Menurut mithologi, ini berkaitan dengan matahari, musim, dan kejadiannya.

KELAHIRAN
Masalah kelahiran yang sama itu karena mirip dengan ilmu perbintangan. Bintang yang muncul di sebelah timur adalah bintang Sirius, bintang paling terang pada malam hari. Pada tanggal 24 Desember Sirius sejajar dengan tiga bintang yang paling terang dari gugusan Orion. Tiga bintang tersebut melambangkan tiga raja yang ada pada cerita yang diatas. Keempat bintang tersebut menunjuk ke arah terbitnya matahari pada tanggal 25 Desember. Itu sebabanya kenapa tiga raja selalu menunjukkan lambang awal terbitnya matahari.

LAHIR DARI RAHIM PERAWAN
Perawan atau virgin itu melambangkan bintang virgo. coba lihat lambang virgo. Gambarnya perawan memegang sebatang gandum. Virgo dalam bahasa latin adalah virgin. Virgo juga bisa diartikan lumbung roti, atau sumber kehidupan.

25 DESEMBER
Yang menarik adalah fenomena yang terjadi tanggal 25 desember, yaitu titik balik matahari musim dingin (jangan keburu pusing dulu, ini lumayan buat belajar astronomi). Bila dilihat dari utara, maka matahari terlihat makin ke bawah dan ke bawah, lalu terjadilah musim dingin karena kurangnya cahaya matahari. Proses musim dingin dianggap sebagai proses kematian untuk orang zaman dahulu. Dianggap sebagai kematian matahari. Pada tanggal 22 desember matahari “mati” sepenuhnya, dan hal yang menarik adalah matahari berhenti bergerak keselatan selama tiga hari (tanggal 22, 23, 24) dan selama tiga hari itu matahari berada di “salib selatan” atau gugusan bintang Crux. Namanya juga salib, ya, bentuknya bintangnya juga seperti itu. Kemudian, tanggal 25 Desember matahari bergerak 1 derajat ke utara, ini berarti membawa musim semi, kehidupan baru. Makanya dalam cerita matahari yang mati (tenggelam) selama tiga hari itu diserbutkan lalu bangkit (terbit) kembali. Tetapi masyarakat dulu tidak akan merayakan kebangkitan matahari hingga saat titik balik matahari musim semi, yaitu saat paskah, karena itu berarti matahari telah mengalahkan kejahatan secara sempurna. Ini sedikit tentang kelahiran, kematian dan bangkit dari kematian para dewa-dewa tersebut.

MEMILIKI 12 MURID
12 murid adalah simbol dari 12 rasi bintang zodiak, di mana Yesus dan dewa-dewa lainnya digambarkan sebagai mataharinya. Jadi, mereka yang suka dan percaya ramalan bintang (zodiak) termasuk orang pagan.

UNSUR TRINITAS
Masalah trinitas, Yesus yang masuk dalam trinitas (Bapa, Anak, Roh kudus), itu juga sudah ada dalam cerita Dewa pagan, Mithra adalah Oknum dari Tridewa (Mithra, Ahirman, Ohrzmad), Osiris Juga Oknum dari Tridewa (Osiris, Isis, Horus), Baachus juga Oknum dari Tridewa (Baachus, Apolos, Yupiter).

PENEBUSAN DOSA
Penebusan dosa? Dewa Mithra, Dewa Osiris, dan Dewa Baachus juga sama-sama mati untuk menebus dosa umat manusia!

Nah, mudah-mudahan kalian yang Kristen tidak menjadi bingung membaca fakta di atas sebab, katanya, kalian adalah orang pintar (pintar ngeles, pintar bohong, pintar hujat, pintar kabur, dan lain lain seperti itu).

IRONIS
Kalian coba menyamakan Islam dengan Hindu. Padahal Kristen tidak cuma sama dengan Hindu, tapi SAMA PERSIS, bahkan hampir dengan semua agama pagan di muka bumi ini. Sungguh Ironis!
--
Original Posting lihat disini
Baca selengkapnya >>

:::MAKNA KATA KAMI DI DALAM AL QURAN:::

Muslim menjawab
Seringkali, orang kufar mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya: Mengapa Qur'an sering guna kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Apakah itu bermakna Qur'an pun mengakui Tuhan itu lebih dari 1? Bagaimana kita menjelaskannya? Mungkin kita juga pernah bertanya demikian?
MAKNA KATA "KAMI" DALAM QUR'AN
السلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد
Paling kurang ada 3 jawaban, apa sajakah itu?
Bagi yang belum tahu, mari kita sama-sama berbagi ilmu:
Jawaban 1: Kata KAMI sebagai penghormatan
Bahasa Arab ialah bahasa paling sukar didunia. Sedang bahasa paling sukar nomor 2 ialah Bahasa China. Hal ini disebabkan kerana dalam 1 kata, bahasa arab memiliki banyak makna.
Contoh: Sebuah gender, dalam suatu daerah boleh bermakna lelaki, tapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.
Dalam bahasa Arab, dhamir 'NAHNU' ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu 'NAHWU', maknanya tak cuma kami, tapi aku, saya dan lainnya.
Terkadang kita sering terjebak dengan pertanyaan sejenis ini. Pertanyaan diatas muncul karena ketidak tahuan meraka, namun banyak pulak para kufar yg berusaha untuk membodohi umat Islam yang tak faham dengan bahasa arab. Pertanyaan seperti ini sering dijadikan senjata melawan umat Islam yang kurang ilmunya.
Tapi bagi mereka yang faham bahasa Arab sebagai bahasa yang kaya dengan makna dan kandungan seni serta balaghah dan fashohahnya, Pertanyaan ini terlihat lucu dan jenaka.
Bagaimana mungkin aqidah Islam yang sangat logis dan kuat itu mau ditumbangkan cuma dengan bekal logika bahasa yang setengah-setengah?
JIKA MEMANG "KAMI" DALAM QUR'AN DIARTIKAN SEBAGAI LEBIH DARI 1, LALU MENGAPA ORANG ARAB TIDAK MENYEMBAH ALLAH LEBIH DARI 1? MENGAPA TETAP 1 ALLAH SAJA? TENTU KARENA MEREKA PAHAM TATA BAHASA MEREKA SENDIRI.
Dalam ilmu bahasa arab, penggunaan banyak istilah dan kata itu tidak selalu bermakna zahir dan apa adanya. Sedangkan Al-Quran adalah kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi.
Selain kata 'Nahnu", ada juga kata 'antum' yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya satu orang. Padahal makna 'antum' adalah kalian (jamak).
Secara rasa bahasa, bila kita menyapa lawan bicara kita dengan panggilan 'antum', maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan 'anta'.
Kata 'Nahnu' tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah SWT. Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.
Contoh: Dalam bahasa kita ada juga penggunaan kata "Kami" tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang berpidato sambutan berkata,"Kami merasa berterimakasih sekali . . . " 
Padahal orang yang berpidato Cuma sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?
Kata kami dalam hal ini digunakan sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai kesopanan. Tapi rasa bahasa ini mungkin tidak bisa dicerap oleh orang asing yang tidak mengerti rasa bahasa. Atau mungkin juga karena di barat tidak lazim digunakan kata-kata seperti itu.
Kalau kawan diskusi kita yang christian itu tak paham rasa bahasa ini, harap maklum saja, karena alkitab bible mereka memang telah kehilangan rasa bahasa. Bahkan bukan hanya kehilangan rasa bahasa, tapi pun kehilangan kesucian sebuah kitab suci.
 Sebagai contoh dari rasa bahasa Kitab tetangga yang sudah "Hancur Lebur" menuliskan dalam Kitab Yehezkiel
 23:20 Ia birahi kepada kawan-kawannya bersundal (berzina), yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.
23:21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.
Ini hanya salah satu contoh dari 500an lebih ayat porno dalam kitab tetangga.
 Seperti yg sudah diketahui banyak orang, alkitab christian merupakan terjemahan dari terjemahan yang telah diterjemahkan dari terjemahan sebelumnya.
Ada sekian ribu versi bible yang antara satu dan lainnya bukan sekedar tidak sama tapi juga bertolak belakang. Jadi wajar bila alkitab christian mereka itu tidak punya balaghoh, logika, rasa dan gaya bahasa. Dia adalah tulisan karya manusia yang kering dari nilai sakral.
Di dalam Al-Quran ada penggunaan yang kalau kita pahami secara harfiyah akan berbeda dengan kenyataannya. Misalnya penggunaan kata 'ummat'.
 Biasanya kita memahami bahwa makna ummat adalah kumpulan dari orang-orang. Minimal menunjukkan sesuatu yang banyak. Namun Al-Quran ketika menyebut Nabi Ibrahim yang saat itu hanya sendiri saja, tetap disebut dengan ummat.
 QS.16 An-Nahl :120 Sesungguhnya Ibrahim adalah "UMMATAN " yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan.
Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama singular [anâ], dan ada kata ganti pertama plural [nahnu]. Sama dengan tata bahasa lainnya. Akan tetapi, dalam bahasa Arab, kata ganti pertama plural dapat, dan sering, difungsikan sebagai singular.
Dalam grammer Arab [nahwu-sharaf], hal demikian ini disebut "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i", kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.
 Permasalahan menjadi membingungkan setelah al-Quran yang berbahasa Arab, dengan kekhasan gramernya, diterjemahkan ke dalam bahasa lain, termasuk Indonesia, yang tak mengenal "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i" tersebut.
Jawaban ke 2: Ada peran makhluk lain atas kehendak ALLAH
Contoh penggunaan kata KAMI dalam Qur'an:Qs. 15 Hijr: 66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.
"Kami wahyukan..." Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah.
Contoh penggunaan kata AKU dalam Qur'an:
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku telah mmilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan.
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".Qs.20 Thaaha:11-16
Pada ayat-ayat di atas, kata AKU digunakan karena Allah sendiri berfirman langsung kepada Nabi Musa AS tanpa perantara Malaikat Jibril.... ^_^
 Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU yang bersamaan dalam Qur'an:
 Qs.21 Anbiyaa: 25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Kata KAMI digunakan saat Allah mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan sebagai perintah menyembah Allah saja.
 Qs.23 Mu'minuun: 27. Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari setiapnya, dan keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Kata KAMI digunakan saat mewahyukan kepada Nabi Nuh AS dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan saat tidak ada malaikat. Contoh peran makhluk lain dalam kata KAMI ialah peran sepasang suami istri dalam peran penciptaan manusia.
Jawaban ke 3: Kata KAMI pun digunakan dalam kitab terdahulu
Bahasa Arab sedikit banyak memiliki persamaan dengan saudara 1 rumpunnya yaitu Bani Israil. Ini saya maksudkan dalam kitab "Taurat" masa sekarang pun, dalam bahasa aslina kata yang digunakan ialah KAMI, tapi orang yahudi tidak pernah menganggap Tuhan itu lebih dari 1.
Sebagai Contoh ialah dalam Alkitab Kristen:
Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (BAHASA SEKARANG)Padahal dalam bahasa ibrani aslinya ialah menggunakan kata KAMI....
 Tapi yahudi tidak ada yang menyembah Tuhan 2 tapi 1,,, atau Tuhan 3 tapi 1,,, atau Tuhan 4 tapi 1....
 Semoga ini menjadi renungan bagi semua terutama bagi mereka yang murtad hanya karena dunia dan mie instan :D
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share'Tandai dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your Friends INGAT Qs.42:48 KEWAJIBANMU tidak lain hanyalah menyampaikan
--------------
Original Posting lihat di sini
Baca selengkapnya >>

DALIL-DALIL SYAR’I TENTANG HARAMNYA ROKOK (Beserta Jawaban untuk Para Da’i Pembela Rokok)

26 Maret 2010 pukul 16:38
Muqaddimah

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad Dary Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Agama adalah nasihat”, Kami berkata: “Untuk Siapa ya Rasulullah?” Beliau bersabda: Untuk Allah, untuk KitabNya, untuk RasulNya, untuk para imam kaum muslimin, dan orang-orang umum dari mereka.” (HR. Muslim. Lihat Imam an Nawawi, Riyadhus Shalihin, Bab Fi An Nashihah, hal. 72, hadits no. 181. Maktabatul Iman, Manshurah,Tanpa tahun. lihat Juga Arbain an Nawawiyah, hadits no. 7, Lihat juga Imam Ibnu Hajar al Asqalany, Bulughul Maram, Bab At targhib fi Makarimil Akhlaq, hal. 287, hadits. No. 1339. Darul Kutub al Islamiyah. 1425H/2004M)

Inilah nasihatku untuk diriku sendiri, dan saudaraku kaum muslimin, juga para da’i, atau imam mesjid, yang masih terbelenggu dengan candu rokok ….. untuk mereka yang mencari ketenangan dengan merokok, padahal seorang mu’min mencari ketenangan melalui dzikir dan shalat … untuk mereka yang tengah mencari kejelasan dan kebenaran …. Untuk merekalah risalah ini dipersembahkan …

Rokok, siapa yang tidak kenal dengan benda satu ini. Ia telah menyatu dalam kehidupan sebagian manusia. Baik orang awam, atau kaum intelek, miskin atau kaya, pedesaan atau kota , pria bahkan wanita, priyai atau kiayi. Kehidupan mereka seperti dikendalikan oleh rokok. Mereka sanggup untuk tidak makan berjam-jam, tetapi ‘pusing’ jika berjam-jam tidak merokok. Mengaku tidak ada uang untuk bayar sekolah, tetapi koq selalu ada uang untuk membeli rokok. Sungguh mengherankan!

Tulisan ini diturunkan dalam rangka menyelamatkan umat manusia, khususnya umat Islam, dari bahaya rokok, serta bahaya para propagandis (pembela)nya dengan ketidakpahaman mereka tentang nash-nash syar’i (teks-teks agama) dan qawaidusy syar’iyyah (kaidah-kaidah syariat). Atau karena hawa nafsu, mereka memutuskan hukum agama karena perasaan dan kebiasaannya sendiri, bukan karena dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah, serta aqwal (pandangan) para ulama Ahlus Sunnah yang mu’tabar (yang bisa dijadikan rujukan). Lantaran mereka, umat terus terombang ambing dalam kebiasaan yang salah ini, dan meneladani perilaku yang salah, lantaran menemukan sebagian para da’i hobi dengan rokok. Padahal para da’i adalah pelita, lalu, bagaimana jika pelita itu tidak mampu menerangi dirinya sendiri? Wallahul Musta’an!

Mereka beralasan ‘tidak saya temukan dalam Al Qur’an dan Al Hadits yang mengharamkan rokok.’ Sungguh, ini adalah perkataan yang mengandung racun berbahaya bagi orang awam, sekaligus menunjukkan keawaman pengucapnya, atau kemalasannya untuk menelusuri dalil. Sebab banyak hal yang diharamkan dalam Islam tanpa harus tertera secara manthuq (tekstual/jelas tertulis) dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Kata-kata ‘rokok’ jelas tidak ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah secara tekstual, sebab bukan bahasa Arab, nampaknya anak kecil juga tahu itu. Nampaknya, orang yang mengucapkan ini tidak paham fiqih, bahwa keharaman dalam Al Qur’an bisa secara lafaz (teks tegas mengharamkan) atau keharaman karena makna/pengertian/maksud. Nah, secara lafaz memang tidak ada tentang haramnya rokok, tetapi secara makna/pengertian/maksud, jelas sangat banyak dalilnya. Orang yang mengucapkan kalimat seperti ini ada beberapa kemungkinan, pertama, ia benar-benar tidak tahu alias awam dengan urusan syariat, jika demikian maka ucapan “tidak saya temukan …dst” itu bisa dimaklumi. Kedua, ia telah mengetahui adanya ayat atau hadits yang secara makna mengharamkan apa pun yang dapat merusak diri sendiri dan orang lain termasuk rokok, tetapi ia memahaminya sesuai selera dan hawa nafsunya sendiri, tidak merujuk kepada pandangan para Imam dan Ulama yang mendalam. Ketiga, ia sudah mengetahui dalilnya tetapi ia sembunyikan dari umat, atau ia pura-pura tidak tahu, maka ini adalah sikap dusta dan kitmanul haq (menyembunyikan kebenaran) yang dikecam dalam agama.

Sejak zaman sahabat, umat telah ijma’ (sepakat) bahwa Anjing adalah haram dimakan, namun adakah ayat atau hadits secara jelas yang menyatakan Anjing haram di makan? Tidak ada! Tetapi kenapa Islam mengharamkan? Karena kita memiliki qawaid al fiqhiyyah fi at tahrim (kaidah-kaidah fiqih dalam mengharamkan), maqashid syari’ah (esensi syariat) yang mafhum secara tersirat, serta qarinah (korelasi/petunjuk isyarat) tentang haramnya sesuatu walau tidak secara jelas disebut nama barangnya atau perbuatannya. Nah, kaidah-kaidah inilah yang nampaknya luput dari mereka dalam perkara rokok ini.

Dikhawatiri dari pandangan sebagian da’i yang terlalu tekstual dan kaku ini, nanti-nanti ada umat yang mengatakan bahwa memonopoli barang dagangan adalah halal, karena tidak ada ayat atau hadits secara terang tentang ‘monopoli’, Joget ala ngebor Inul juga halal, karena tidak ada ayat atau hadits yang membahas tentang goyangnya Inul! Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Ada lagi yang berkata, “Bukankah para kiayi juga merokok? Bukankah mereka ahli agama?”

Jawaban kami: Hanya Rasulullah yang ma’shum (terpelihara dari kesalahan), sedangkan selainnya (walau ulama atau kiayi) bisa saja salah. Kebenaran bukan dilihat dari orangnya, tapi lihatlah dari perilakunya, sejauh mana kesesuaian dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Kami amat meyakini dan berbaik sangka, para kiayi yang merokok pun sebenarnya membenci apa yang telah jadi kebiasaan mereka, hanya saja karena sudah candu, mereka sulit meninggalkannya. Akhirnya, tidak sedikit di antara mereka yang mencari-cari alasan untuk membenarkan rokok. Sungguh, Ahlus Sunnah adalah orang yang berani beramal setelah adanya dalil, bukan beramal dulu, baru cari-cari dalil dan alasan.

Imam Malik Radhiallahu ‘Anhu berkata: “Perkataan seluruh manusia bisa diterima atau ditolak, hanya perkataan penghuni kubur ini (yakni Rasulullah) yang wajib diterima (tidak boleh ditolak).”

Imam Hasan al Banna Rahimahullah berkata: “Setiap manusia bisa diambil atau ditinggalkan perkataan mereka, begitu pula apa-apa yang datang dari para salafus shalih sebelum kita yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah, kecuali hanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (yang perkatannya wajib diterima tidak boleh ditolak, pen) ….. “ (Al imam Asy Syahid Hasan al Banna, Majmu’ah Ar Rasail, hal.306. Maktabah at Taufiqiyah, Kairo. Tanpa tahun)

Memang keteladanan hanya ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaih wa Sallam.

Dan untuk para da’i hati-hatilah, sebab Allah Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (QS. An Nahl (16): 116)

Dari Abdullah bin Amr bin al Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallah ‘ Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara begitu saja dalam diri manusia, tetapi dicabutnya ilmu melalui wafatnya para ulama. Sehingga orang berilmu tidak tersisa, lalu manusia menjadikan orang bodoh menangani urusan mereka. Mereka ditanya lalu menjawab dengan tanpa ilmu. Akhirnya, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari, lihat Syaikh Fuad Abdul Baqi, Al lu’Lu’ wal Marjan, Kitabul ‘ilmi, hal. 457, hadits no. 1712. Darul Fikri, Beirut . 1423H/2002M)

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah diambilnya ilmu (agama) dari kalangan ashaghir.” (HR. Abdullah bin al Mubarak, dalam kitab Az Zuhd, dengan sanad hasan)

Siapakah Ashaghir? Berkata Abdullah bin al Mubarak Rahimahullah, yaitu orang yang Qillatul ‘ilmi (sedikit ilmunya). Ya, sedikit ilmunya tetapi banyak gayanya! Lidahnya menjulur melebihi pengetahuannya.

Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ”Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat majelisnya denganku pada hari kiamat nanti adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian. Dan sesungguhnya yang paling saya benci dan paling jauh dariku adalah yang banyak omongnya (ats tsartsarun), bermulut besar (al mutasyaddiqun), dan al mutafaihiqun.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, kami telah tahu ats tsartsarun dan al mutasyaddiqun, tetapi apakah al mutafaihiqun? Rasulullah menjawab: “Yaitu al Mutakabbirun (orang yang merasa besar, sok berilmu). (HR. Imam At Tirmidzi, ia berkata: hadits ini ‘hasan’. Imam an Nawawi, Riyadhush Shalihin, Bab Husn al Khuluq, hal. 187, hadits no. 629. Maktabatul Iman, Al Manshurah)

Berikut ini akan kami paparkan adillatusy syar’iyyah (dalil-dalil syara’) dari Al Qur’an dan As Sunnah tentang haramnya rokok, yang tidak ada keraguan di dalamnya, berserta kaidah-kaidah fiqhiyyah yang telah disepakati para ulama mujtahidin, dan kami paparkan pula pandangan ulama dunia tentang rokok. Wallahul Musta’an!


1.Dalil dari Al Qur’an

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Dan Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri ke dalam jurang kerusakan.” (QS. Al Baqarah (2): 195)

“Dan Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri ..” (QS. An Nisa (4): 29)

Perhatikan dua ayat ini, tidak syak (ragu) lagi, merokok merupakan tindakan merusak diri si pelakunya, bahkan tindakan bunuh diri. Para pakar kesehatan telah menetapkan adanya 3000 racun berbahaya, dan 200 diantaranya amat berbahaya, bahkan lebih bahaya dari Ganja (Canabis Sativa). Mereka menetapkan bahwa sekali hisapan rokok dapat mengurangi umur hingga beberapa menit. Wallahu A’lam bis Shawab. Pastinya, umur manusia urusan Allah Ta’ala, namun penelitian para pakar ini adalah pandangan ilmiah empirik yang tidak bisa dianggap remeh. Al Ustadz Muhamad Abdul Ghafar al Hasyimi menyebutkan dalam bukunya Mashaibud Dukhan (Bencana Rokok) bahwa rokok bisa melahirkan 99 macam penyakit. Lancet, sebuah majalah kesehatan di Inggris menyatakan bahwa merokok itu adalah penyakit itu sendiri, bukan kebiasaan. Perilaku ini merupakan bencana yang dialami kebanyakan anggota keluarga, juga bisa menurunkan kehormatan seseorang. Jumlah yang mati karena rokok berlipat ganda. Majalah ini menyimpulkan, asap rokok lebih bahaya dari asap mobil.

Perhatikan dua ayat di atas, ia menggunakan sighat lin nahyi wa lin nafyi (bentuk kata untuk pengingkaran/larangan) yang bermakna jauhilah perbuatan merusak diri atau mengarah pada bunuh diri. Dalam kaidah Ushul Fiqh disebutkan al Ashlu fi an Nahyi lil Haram (hukum asli dari sebuah larangan adalah haram). Seperti kalimat wa laa taqrabuz zinaa .. (jangan kalian dekati zina) artinya mendekati saja haram apa lagi melakukannya. Maksudnya, ada dua yang diharamkan dalam ayat ini yakni 1. Berzina, dan 2. perilaku atau sarana menuju perzinahan. Ini Sesuai kaidah Ushul Fiqh, ‘ Ma ada ilal haram fa huwa haram’ (Sesuatu yang membawa kepada yang haram, maka hal itu juga haram).

Begitu pula ayat ‘Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri’, artinya, yang haram yaitu 1. Bunuh diri, dan 2. Perilaku atau sarana apapun yang bisa mematikan diri sendiri.

Imam Asy Syaukani berkata dalam Kitab tafsirnya, Fat-hul Qadir, tentang maksud ayat An Nisa 29 di atas:

Artinya: “Maksud firmanNya ‘Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri’ adalah Wahai muslimun, janganlah kalian saling membunuh satu sama lain, kecuali karena ada sebab yang ditetapkan oleh syariat. Atau, janganlah bunuh diri kalian dengan perbuatan keji dan maksiat, atau yang dimaksud ayat ini adalah larangan membunuh diri sendiri secara hakiki (sebenarnya). Tidak terlarang membawa maksud ayat ini kepada makna-makna yang lebih umum. Dalilnya adalah Amr bin al Ash berhujjah (berdalil) dengan ayat tersebut, ketika ia tidak mandi wajib (mandi junub) dengan air dingin pada saat perang Dzatul Salasil. Namun, Nabi Shaliallahu ‘Alaihi wa Sallam mendiamkan (tanda setuju) hujjah (alasan) yang yang dipakai olenya. Ini ada dalam Musnad Ahmad, Sunan Abu daud, dan lain-lain.” Demikian dari Imam Asy Syaukani Rahimahullah. (Lihat juga Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Jilid 1, hal. 480. Toha Putera Semarang, dengan naskah berbahasa Arab yang disesuaikan dengan naskah dari Darul Kutub Al Mishriyah)

Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman:

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al Isra’ (17): 27)

Tidak ragu pula, hobi merokok merokok tindakan tabdzir (pemborosan) dan penyia-nyiaan terhadap harta. Mereka tidak mendapatkan apa-apa dari rokok kecuali ketenangan sesaat, bahaya penyakit yang mengancam jiwa, dan terbuangnya uang secara sia-sia. Bahkan, Allah Ta’ala menyebut mereka sebagai saudara-suadara syaitan.

Berkata Imam Asy Syaukany tentang tafsir ayat ini:

“… Bahwa orang yang berbuat mubadzir (pemboros) diumpamakan seperti syaitan, dan setiap yang diumpamakan dengan syaitan maka baginya dihukumi sebagai syaitan, dan setiap syaitan adalah ingkar (terhadap Allah, pen), maka orang yang mubadzir adalah orang yang ingkar.” (Imam Asy Syaukany, dalam Fat-hul Qadir-nya)

Sebagian ulama –seperti Imam Asy Syaukany ini- ada yang mengatakan bahwa berlebihan dalam berinfak juga termasuk tabdzir (pemborosan)[1], maka apalagi berlebihan dalam merokok! Berpikirlah wahai manusia!

Maka, haramnya rokok adalah muwafaqah bil maqashid asy Syari’ah (sesuai dengan tujuan syariat) yang menghendaki terjaganya lima hal asasi (mendasar), yaitu agama, nyawa, harta, akal, dan keturunan. Imam al Qarafi al Maliki menambahkan menjadi enam, yaitu kehormatan.

Allah Ta’ala juga menyebut tentang ciri-ciri orang yang beriman yakni orang yang:

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya” (QS.Al Mu’minun (23): 8)

Kesehatan adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga, itu adalah amanah dari Allah Ta’ala yang tidak boleh dikhianati. Dalam hadits disebutkan, “Laa Imanan liman laa amanata lahu (tidak ada iman bagi orang yang tidak menjaga amanah). Seharusnya, seorang muslim yang baik berhati-hati dengan perkara amanah ini, sebab akan menjatuhkannya dalam kategori kemunafikan. Wal ‘Iyadzubillah!

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini: “Yaitu jika diberi amanah ia tidak mengkhianatinya, bahkan ia menunaikannya kepada pihak yang memberinya.” (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Jilid 3, hal. 239)

Itulah orang yang beriman, ia menjaga amanah. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak menjaga amanah?

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tanda orang munafik ada tiga: jika bicara ia dusta, jika janji ia ingkar, jika diberi amanah ia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim, Lihat Imam an Nawawi, Riyadhus Shalihin, Bab al Amr bi Ada’I al Amanah, hal. 77, hadits no. 199, dan juga Bab al Wafa’ bil ‘Ahdi wa Injaz bil Wa’di, hal. 201, hadits no. 687. Maktabatul Iman, Manshurah. Lihat juga kitabnya Syaikh Fuad Abdul Baqi, Al Lu’Lu’ wal Marjan, Bab Bayan Khishal al Munafiq, hadits no. 38. Darul Fikr, Beirut . Lihat juga Imam Ibnu Hajar al Asqalany, Bulughul Maram, Bab at Tarhib min Masawi al Akhlaq, hal. 279, hadits no. 1296. Cet. 1, Darul Kutub al islamiyah. 1425H/2004M)

Demikianlah dalil-dalil Al Qur’anul Karim yang amat tegas dan jelas tentang larangan merusak diri sendiri dan berbuat mubadzir, mengkhianati amanah kesehatan, yang semua itu telah dilakoni oleh aktifitas merokok. Bagian ini telah kami paparkan juga beberapa hadits, dan pandangan para ulama terdahulu kita. Alhamdulillah …


2. Dalil-dalil dari As Sunnah Al Muthahharah

Selain beberapa hadits di atas, ada lagi beberapa hadits lain yang memperkuat larangan merokok bagi seorang muslim. Kami hanya akan menggunakan hadits-hadits yang maqbul (bisa diterima periwayatannya) yaitu yang shahih atau hasan, ada pun hadits yang mardud (tertolak/tidak boleh digunakan khususnya dalam masalah aqidah dan hukum) yaitu hadits dhaif, tidak akan kami gunakan. Nas’alullaha as salamah wal ‘afiyah …

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa SallamI bersabda:

“Di antara baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Imam At Tirmidzi, ia berkata ‘hasan’. Bulughul Maram, Bab Az Zuhd wal Wara’, hal. 277, hadits no. 1287. Darul Kutub al Islamiyah)

Ya, tanda baiknya kualitas Islam seseorang adalah ia meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat. Rokok tidak membawa manfaat apa-apa, kecuali ancaman bagi kesehatan dan jiwa dan pemborosan. Ada pun ketenangan dan konsentrasi setelah merokok, itu hanyalah sugesti. Hendaknya bagi seorang muslim yang sadar dan faham agama merenungi hadits yang mulia ini.

Dari Abu Shirmah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang memudharatkan (merusak) seorang muslim yang lain, maka Allah akan memudharatkannya, barang siapa yang menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkan orang itu.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, ia menghasankan. Bulughul Maram, hal. 282, hadits no. 1311)

Ada istilah perokok pasif yaitu orang yang tidak merokok namun tanpa disengaja (baik ia sudah menghindar atau belum) ia menghirup juga asap rokok. Bahkan menurut penelitian, perokok pasif mendapatkan dampak yang lebih berbahaya, sebab selain ia mendapatkan racun dari asap rokok, juga mendapat racun dari udara yang ditiupkan si perokok yang telah bercampur dengan asapnya. Inilah mudharat (kerusakan) yang telah dibuat oleh para perokok aktif kepada orang lain. Jelas Rasulullah amat melarangnya, bahkan ia mendoakan agar Allah Ta’ala membalas perbuatan rusak orang tersebut.

Berkata Imam Ibnu Hazm dalam kitabnya, Al Muhalla, ”Maka barangsiapa yang menimbulkan mudharat pada dirinya sendiri dan pada orang lain berarti ia tidak berbuat baik, dan barangsiapa yng tidak berbuat baik berarti menentang perintah Allah untuk berbuat baik dalam segala sesuatu.” (Al Muhalla, Jilid 7, hal. 504-505)

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ‘Alaihis Shalatu was Salami bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia telah menjadi bagian kaum itu.” (HR. Abu Daud, Ahmad, dan Ibnu Hibban menshahihkannya. Bulughul Maram, hal 277, hadits no. 1283. Hadits ini juga dishahihkan para Ahli Hadits seperti Syaikh Syu’aib al Arnauth, Syaikh al Albany, dan Syaikh Ahmad Syakir Rahimahumullah)

Dalam sejarahnya, rokok pertama kali dilakukan oleh suku Indian ketika sedang ritual penyembahan dewa-dewa mereka. Kami yakin perokok saat ini tidak bermaksud seperti suku Indian tersebut, namun perilaku yang nampak dari mereka merupakan bentuk tasyabbuh bil kuffar (penyerupaan dengan orang kafir) yang sangat diharamkan Islam. Dan perlu diketahui, bahwa Fiqih Islam menilai seseorang dari yang terlihat (nampak), adapun hati atau maksud orangnya, kita serahkan kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Isra’ (17): 36)

Demikian, kami cukupkan dulu dalil-dalil dari hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebenarnya seluruh keterangan di atas –kami kira- sudah mencukupi, namun ada baiknya kami tambahkan beberapa hal untuk lebih meyakinkan lagi.


3. Qawaid al Fiqhiyyah (Kaidah-kaidah fiqih)

Dalam fiqih ada kaidah-kaidah yang biasa digunakan para Ulama mujtahid (ahli ijtihad) untuk membantu menyimpulkan dan memutuskan sebuah hukum, baik untuk keputusan haram atau halalnya sesuatu benda atau perbuatan.

Dalam menentukan haramnya rokok ini ada beberapa kaidah yang menguatkan, di antaranya:

Ma ada ilal haram fa huwa haram atau Al Washilah ilal haram fa hiya haram (Sesuatu atau sarana yang membawa kepada keharaman, maka hukumnya haram). Merusak diri sendiri dengan perbuatan yang bisa mengancam kesehatan dan jiwa, jelas diharamkan dalam syariat, tanpa ragu lagi. Maka, merokok atau perilaku apa saja yang bisa merusak diri dan mengancam jiwa, baik cepat atau lambat, adalah haram, karena perilaku tersebut merupakan sarananya.

Laa Dharara wa Laa Dhirar (janganlah kalian rusak (melakukan dharar) atau merusak orang lain). Sebenarnya kaidah ini adalah bunyi hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah. Merokok selain merusak diri sendiri, juga merusak kesehatan orang lain di sekitarnya (perokok pasif). Keduanya (yakni merusak diri sendiri dan merusak orang lain) sama-sama dilarang oleh syariat. Ada pun bagi pelakunya ia mengalami dharar mali (kerusakan pada harta, karena ia menyia-nyiakannya), dharar jasady (kerusakan tubuh, karena membahayakan kesehatan bahkan jiwa), dharar nafsi (merusak kepribadian-citra diri). Jika berbahaya bagi kesehatan saja sudah cukup untuk mengharamkan, apalagi jika sudah termasuk menghamburkan uang dan menurunkan harga diri. Tentu lebih kuat lagi pengharamannya.

Dar’ul mafasid muqaddamun ‘ala jalbil mashalih (Menghindari kerusakan, harus didahulukan dibanding mengambil manfaat). Kita tahu, para perokok –katanya- merasa tenang dan konsentrasi ketika merokok. Baik, taruhlah itu manfaat yang ada, namun ternyata dan terbukti bahwa mudharatnya sangat jauh lebih besar, maka menurut kaidah ini walau rokok punya manfaat, ia tetap wajib ditinggalkan, dalam rangka menghindari kerusakan yang ditimbulkannya. Faktanya, manfaatnya tidak ada, hanya sugesti dan mitos.


4. Alasan Mereka dan Bantahannya

Mereka beralasan bahwa “hukum asal segala sesuatu (urusan dunia) adalah mubah (boleh) kecuali ada dalil syariat yang mengharamkannya. Nah, kami tidak menemukan dalil pengharamannya.”

Alasan ini sudah terjawab secara tuntas dan rinci dari uraian di atas. Telah kami paparkan beberapa ayat, beberapa hadits, yang mengarah pada haramnya rokok (atau apa saja yang termasuk membahayakan kesehatan dan jiwa, dan mubadzir), beserta pandangan para Imam umat Islam. Ucapan “kami tidak menemukan dalil pengharamannya” bukan berarti tidak ada dalilnya. Sebab, tidak menemukan bukan berarti tidak ada. Hal ini, tergantung kejelian, kemauan, dan –yang paling penting- kesadaran manusianya. Memang, masalah ilmu dan kebenaran, bukan tempatnya bagi orang malas dan pengekor hawa nafsu dan emosi.

Mereka beralasan bahwa, “Kami pusing jika tidak merokok, jika merokok, kami kembali tenang dan konsentrasi.”

Alasan ini tidak layak keluar dari mulut orang Islam yang baik, apalagi da’i. Ucapan ini justru telah membuka kedok, bahwa orang tersebut telah ketergantungan dengan rokok, yang justru memperkuat keharamannya. Bahkan menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab, rokok telah menjadi berhala bagi orang ini, sehingga ia tidak layak menjadi imam shalat. Itu menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab. Bagi kami, ia masih boleh menjadi imam shalat, sebab Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘Anhu pernah shalat menjadi makmum di belakang ahli maksiat, yaitu seorang gubernur zhalim di Madinah, Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafy.

Ya, ajaib memang. Jika, memang mengaku muslim (tidak usahlah mu’min kalau masih berat), seharusnya ia berdzikir kepada Allah Ta’ala supaya pikiran tenang, hati khusyu’ dan konsentrasi, bukan dengan merokok! Karena hanya dengan mengingat Allah Ta’ala hati menjadi tenang. Wallahul Musta’an!

Allah Ta’ala berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du (13): 28)

Alasan lainnya adalah, “Bagi kami merokok adalah makruh saja, makruh’kan tidak berdosa.”

Jawaban ini hanya keluar dari orang yang wahnun fid din (lemah dalam beragama), tidak wara’, mempermainkan fiqih, dan mutasahil (menggampang-gampangkan). Jika benar itu makruh, maka tahukah Anda apa itu makruh? Ia diambil dari kata karaha (membenci), makruh artinya sesuatu yang dibenci, siapa yang membenci? Allah Ta’ala! Muslim yang baik, yang mengaku Allah Ta’ala adalah kekasihnya, ia akan meninggalkan hal yang dibenci kekasihnya. Kekasih model apa yang hobi melakukan sesuatu yang dibenci olah sang kekasih?

Dahulu, kami pun sekadar memakruhkan rokok, sebagaimana pendapat Imam Hasan al Banna dan Syaikh Said Hawwa Rahimahumallah. Namun, apa yang kami yakini itu, dan apa yang difatwakan oleh dua ulama ini adalah pandangan lama ketika sains belum berkembang, penemuan tentang bahaya rokok tidak separah seperti yang terkuak sekarang. Kami yakin, jika dua ulama ini berumur panjang dan diberi kesempatan untuk melihat perkembangan bahaya rokok, niscaya mereka akan merubah pendapatnya. Sebab mereka berdua adalah ulama yang terkenal open mind (pikiran terbuka), tidak jumud (statis/diam di tempat), mereka selalu terus mencari kebenaran.

Sesungguhnya, perubahan pendapat atau ijtihad yang disebabkan perubahan kondisi, tempat, dan peristiwa, dalam sejarah khazanah fiqih Islam bukanlah hal yang aneh.[2] Imam Ahlus Sunnah, Asy Syafi’i Radhiallahu ‘Anhu ketika masih tinggal di Baghdad ia memiliki Qaul Qadim (pendapat lama), namun ketika ia hijrah ke Mesir dan wafat di sana, lantaran perubahan kondisi, tempat, dan juga kematangan usia dan ilmu, ia merubahnya menjadi Qaul Jadid (pendapat baru). Contoh lain sangat banyak dan bukan di sini tempatnya.

Yang pasti, kami telah merevisi apa yang kami yakini dahulu. Sebab para ahli telah menegaskan betapa bahayanya rokok bagi penghisapnya dan orang di sekitarnya, cepat atau lambat. Dahulu dengan keterbatasan pengetahuan yang ada, para pakar mengatakan bahaya rokok hanya ini dan itu. Namun sekarang ketika ilmu pengetahuan sudah maju, rahasia yang dahulu tertutup menjadi terbuka, racun yang dahulunya tersembunyi sekarang diketahui. Maka, tidak ragu lagi, bahwa saat ini kurang tepat jika rokok dihukumi makruh, melainkan haram. Masalahnya, adakah kesadaran dalam diri kita untuk merubah kebiasaan yang sudah mentradisi?

Sungguh, bersegera menuju kebenaran adalah lebih utama dari pada berlama-lama dalam kesalahan.


5. Pandangan Ulama Dunia Tentang Rokok

Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Ali Asy Syaikh berkata, “Saya pernah ditanya tentang hukum tembakau yang sering dihisap oleh orang yang belum paham tentang haramnya rokok. Maka kami jawab, bahwa kami kalangan para ulama dan syaikhSyaikh kita yang dahulu, para ahli ilmu, para imam da’wah, ahli Najd (daerah antara Makkah dan Madinah), dahulu sampai sekarang menghukumi bahwa rokok itu haram, berdasarkan dalil yang shahih, dan akal yang waras, serta penelitian para dokter yang masyhur.” Lalu Syaikh menyebut dalil-dalil tersebut, beliau juga mengatakan bahwa haramnya rokok telah difatwakan oleh para ulama dari kalangan madzhab yang empat.

Syaikh Abdurrahman bin Sa’di (Ulama tafsir terkenal) berkata, “Perokok, penjualnya, dan orang yang membantunya, semuanya haram. Tidak halal bagi umat islam memperolehnya, baik untuk dihisap atau untuk dijual. Barangsiapa yang memperolehnya, hendaknya ia bertaubat dengan taubat nasuha dari semua dosa. Sebab rokok ini masuk kepada dalil keumuman nash (teks Al Qur’an) yang menunjukkan haram baik lafazh atau makna..dst.”

Syaikh Musthafa al Hamami dalam An Nahdhatu al Ishlahiyah bekata tentang keanehan para perokok, “Tembakau dan rokok adalah perkara yang hampir sama. Keduanya memiliki daya tarik dan pengaruh yang kuat bagi para pecandunya, sehingga begitu menakjubkan, seolah-olah tidak ada daya tarik yang melebihi rokok. Kita saksikan bersama, betapa gelisahnya para penghisap rokok jika dia ingin merokok, sedangkan ia tidak punya uang. Maka ia akan mencari temannya yang merokok untuk mengemis walau satu batang. Hal ini kami ceritakan, karena kami melihatnya sendiri. Yang lucu, pengemis rokok itu orang yang berkedudukan tinggi, tetapi karena kuatnya dorongan untuk merokok membuat dirinya menjual harga dirinya untuk mengemis rokok walau satu batang!”

Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Fauzan hafizhahullah dalam Al I’lam bi Naqdi Kitab al Halal wal Haram, berkata setelah ia menjelaskan haramnya rokok, “Begitulah intisari nasihat dari dokter tentang bahaya rokok, yang kami ketengahkan setelah fatwa para ulama tentang bahaya rokok. Apakah pantas bagi mereka yang sudah memahami berbagai macam fatwa ulama ini dan pandangan para dokter ahli, mereka masih ragu tentang haramnya rokok dan enggan meninggalkannya? Tidaklah yang demikian itu melainkan suatu ketakabburan tanpa alasan.”

Syaikh Yusuf al Qaradhawy hafizhahullah berkata dalam Al Halal wal Haram fil Islam, “Kami mengatakan bahwa rokok, selama hal itu telah dinyatakan membahayakan, maka hukumnya haram. Lebih-lebih jika dokter spesialis sudah menetapkan hal itu kepada orang tertentu.

Sekali pun tidak jelas bahayanya terhadap kesehatan, tetapi yang jelas hal itu termasuk membuang uang untuk yang tidak bermanfaat, baik untuk agama atau urusan dunia. Dalam hadits dengan tegas Rasulullah melarang membuang-buang harta. Keharamannya lebih kuat lagi, jika ternyata sebenarnya ia amat memerlukan uang itu untuk dirinya atau keluarganya.” Inilah fatwa Syaikh al Qaradhawy saat kitabnya ini baru dibuat yakni tahun 1960-an. Dalam Hadyu al Islam Fatawa Mu’ashirah jilid 1, tahun 1988, Darul Ma’rifah Ia lebih panjang lagi menjelaskan tentang haramnya rokok setelah ia membandingkan seluruh alasan yang membolehkan, memakruhkan, dan mengharamkan. Dengan dalil yang ada, serta maksud dalil tersebut, beserta keterangn para dokter, Ia semakin mantap tentang haramnya rokok.

Di bawah ini akan kami sebutkan para ulama dunia (juga dalam negeri) yang mengharamkan rokok selain yang telah kami sebut di atas. Mereka adalah:

- Syaikh Abul A’la al Maududi (Pakistan)

- Syaikh Said Ramadhan al Buthy (Terakhir ia menetap di Swedia, dideportasi)

- Syaikh Sayyid Quthb (Mesir, pengarang Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)

- Syaikh Muhammad Quthb (Adik Sayyid Quthb, tinggal di Mekkah)

- Syaikh Abdullah Nashih ‘Ulwan (Mesir)

- Syaikh Mahmud Syaltut (Mufti Mesir, ia sebenarnya seorang perokok, dengan kesadaran ia fatwakan bahwa rokok haram)

- Syaikh Musthafa al Maraghi (Rektor al Azhar, Mesir)

- Syaikh Abdul Halim Mahmud (Rektor al Azhar, mufti Mesir)

- Syaikh Ahmad Syakir (Ahli Hadits Mesir)

- Syaikh Musthafa as Siba’i (Siria)

- Syaikh Abdul Halim Abu Syuqqah (Ahli Fiqih, Mesir)

- Syaikh Fathi Yakan (Libanon)

- Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi (Anggota Komisi tetap fatwa Saudi Arabia)

- Syaikh Musthafa az Zarqa’ (Ahli Fiqih, Siria)

- Syaikh Muhammad nashirudin al Albany (Ahli Hadits, Jordania)

- Syaikh Abdullah ‘Azzam (Palestina)

- Syaikh al Hajj Amin Husaini (mufti Palestina)

- Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah (Ahli hadits, Siria)

- Syaikh Salman al Audah (Saudi Arabia)

- Syaikh Safar al Hawaly (Saudi Arabia)

- Syaikh ‘Aidh al Qarny (Saudi Arabia)

- Syaikh Umar Sulaiman Asyqar (Ahli tafsir, Kuwait)

- Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq (Kuwait)

- Syaikh Abdul Majid Az Zindani (Rektor Universitas Al Iman di Shan’a, Yaman)

- Syaikh Abdul Karim Zaidan (Ahli Fiqih, Irak)

- Syaikh Ali Al Khafif (Ahli Fiqih,Mesir)

- Syaikh Mutawalli asy Sya’rawi (Ahli Tafsir, Mesir)

- Syaikh Jad al haq (Rektor Al Azhar, Mesir)

- Syaikh Manna’ Khalil Qattan (Ketua Mahkamah Tinggi, Saudi Arabia)

- Syaikh Ali Ash Shabuni (Ahli Tafsir, Saudi Arabia)

- Syaikh Abdul Aziz bin Baz (Mufti Saudi Arabia, ketua Lembaga Ulama Besar)

- Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin (Saudi Arabia, anggota lembaga Ulama Besar)

- Syaikh Bakr Abu Zaid (Anggota lembaga Ulama Besar Saudi Arabia)

- Syaikh Abdurrahman al Jibrin (Idem)

- Syaikh Hammud al ‘Uqla

- Syaikh Hammud at Tuwaijiri (Saudi Arabia)

- Syaikh Ibrahim Jarullah (Saudi Arabia)

- Syaikh Yahya an Najmi

- Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’I (Yaman)

- Syaikh Rabi’ bin Hadi al Madkhaly (Saudi Arabia)

- Syaikh Zaid bin Hadi al Madkhaly (Saudi Arabia)

- Syaikh Falih al Harby (Saudi Arabia)

- Syaikh Ibrahim ar Ruhaily (Yaman)

- Syaikh Salim Ied al Hilaly

- Syaikh Shalih al Munajjid

- Syaikh Ibrahim Syaqrah

- Syaikh Ali Hasan al Halaby

- Syaikh Ubaid al Jabiri


Demikianlah tulisan ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menambah wawasan Ilmiah Islamiah, serta pertimbangan yang penting untuk siapa saja yang menghendaki kebaikan dunia dan akhirat.

Al faqir Ila Rahmati Rabbihi

Sumber : Ust.Farid Nu’man
Baca selengkapnya >>

Benarkah Jika Solat dan Doa Naik Ke Langit

Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)
Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf,
Ini juga sering jadi perenungan saya seperti ini :
1.Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Coulomb), bahwa putaran energi bila bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas. Arah putaran ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.
 2.Dengan pola ibadah thawaf dimana harus jalan berputar berlawanan jarum jam, maka ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.
3.Kenapa Solat harus menghadap Kiblat, termasuk dianjurkan berdoa dan pemakaman menghadap Kiblat
4.Kenapa Solat Di Masjidil Haram menurut Hadist nilainya 100.000 kali dari di tempat sendiri.
5.Singgasana Tuhan ada di Langit Tertinggi
======================================================
"Dari perenungan didapat :
1.Solat dan Doa adalah pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,maka kita memerlukan hubungan intensif dengan-Nya. Sehingga tercipta Hubungan Sang Pencipta (Al Khalik) dan yg diciptakan (makhluk) secara dua arah.
2.Pada saat Solat/Doa kita yakin mengeluarkan energi, Pikiran dan Hati yg Fokus/Konsentrasi adalah generatornya. Sebagaimana kita bekerja yang mengeluarkan energi, dan dari energi tersebut menjadikan hasil, barang dan jasa. Hukum Kekekalan Energi (Newton)mengatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan hanya dapat berubah bentuk, lalu kemana Energi Solat dan Doa kita?
3.Solat diharuskan menghadap Kiblat, berarti arah Energi terfokus ke arah Kiblat dan kita akan bertanya lagi setelah dari Kabah akan kemana larinya Energi solat? Kan energi tidak lenyap
4.Di Kabah ada ibadah Thawaf yang kapan saja orang boleh melakukannya tanpa terikat aturan waktu.
======================================================
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Perenungan Sintesa
1.Energi Solat dan Doa dari individu atau jamaah seluruh dunia terkumpul dan terakumulasi di Kabah setiap saat, karena rotasi Bumi, sehingga yg bersolat dari seluruh Dunia nonstop dalam 24 jam, misal orang Bandung solat Dzuhur, beberapa menit kemudian orang Jakarta Dzuhur, beberapa menit kemudian Serang Dzuhur, Lampung dst. Belum selesai Dzuhur di India Pakistan, di Makasar sudah mulai Ashar dst. Pada saat Dzuhur di Jakarta di London Sholat Subuh dan seterusnya 24 jam setiap hari, minggu, bulan, tahun dst.
2.Energi yang terakumulasi, berlapis dan bertumpuk akan diputar dengan generator orang2 yg bertawaf dan berputar secara berlawanan arah jarum jam, dilakukan jamaah Makah sekitarnya dan Jamaah Umroh / Haji yg dalam sehari tidak ditentukan waktunya(kapan saja dan berkali-kali)
3.Maka menurut implikasi hukum Kaidah Tangan Kanan bahwa Energi yg terkumpul akan diputar dengan Tawaf (lawan jarum jam) maka hasil kumpulan energi solat&doa tadi arahnya akan ke atasMENUJU LANGIT.
Jadi Sedikit terjawab bahwa energi itu tidak berhenti di Kabah namun semuanya naik ke Langit, sebagai satu cerobong yg di mulai dari Kabah. Menuju Langit mana atau koordinat mana itu masih belum nyampe pikiran ane. Yg jelas pasti Tuhan telah membuat saluran agar solat&doa dalam bentuk energi tadi sampai Ke Hadirat Nya. Jadi selama 24 Jam sehari terpancar cerobong Energi yang terfokus naik ke Langit. Selamanya sampai tidak ada manusia yang solat dan tawaf (kiamat?).
4.Untuk simplifikasi pemahaman kira-kira dapat dianalogikan proses ini dengan internet, sbb
a.Solat individu dianalogikan dengan PC,
b.Solat menghadap kiblat adalah arah koneksi (menghadap Kiblat adalah fisik lahir terlepas dari isi/konten doa)
c.Tawaf adalah Router Utama yg bertindak sebagai generator
d.Energi ke atas adalah Hyper Main Bandwith menuju Maha Server di Singgasana (bukan harfiah) Tuhan
e.Speed Koneksi individu pelaku solat ditentukan tingkat ke Khusuan dan ke Iklasan (PC= Kualitas Operating System, kualitas Hardware, Kualitas Software, tingkat kontaminasi virus, Struktur Data, Kelengkapan Pheriferal, dan kekokohan firewall dari virus/trojan/malware/secam (Setan)).
f.Koneksi yang sempurna tentu akan memudahkan Penyembahan pada Tuhan (upload) dan memahami sepenuhnya Kehendak Tuhan. Sehingga konon jika solat orang beriman akan membuat batin lebih tenang dan jiwa lebih sehat (download upgrade, anti virus, ilmu, keberkahan,petunjuk, bimbingan, keselamatan, kasih sayang, kearifan, rejeki lahir batin dsb)
g.Niat adalah start up total yg terealisasi,
mulai Sistem Operasi, Kesiapan Hardware dan Sotware, fokus koneksi. Karena jika tidak direalisasikan dengan fokus hardware (Wudu, gerakan fisik menghadap Kiblat, gerakan solat, pengertian doa solat) dan software (Hati/rasa dan Pikiran secara virtual menghadap Maha Raja Pencipta) dihawatirkan koneksi tidak terjadi, dan energinya akan terbuang tidak terfokus. Jika hukum kekekalan energi berlaku, maka energi solat yg tidak sampai disinyalir akan dimanfaatkan oleh setan untuk memperkuat diri. JADI TETAP BERKIBLAT PADA ALLAH sebagai penentu domain akses dari niat
5.Orang yg solat di Masjidil Haram mendapat point 100.000 x ,
mudah dimengerti karena solatnya berada pada kumparan energi dasyat dari jamaah solat di seluruh dunia yg berkumulasi dan berlapis. Sehingga speednya lebih tersundul krn dekat dengan access point Router Utama (Kabah). Artinya speed koneksinya berbanding 100.000x kecepatan di tempat sendiri, contoh disebutkan Multazam adalah tempat doa paling afdol
6.Kalau solat berjamaah akan mendapat point 27 kali,
kira2 itu diibaratkan penyatuan energi dari para jamaah sehingga speed utk naik ke Langit 27 kali lbh cepat. Kira2 analoginya jika solat sendiri 60 kbps (khusyu), maka dengan solat berjamaah menjadi 1,62 Mbps.
7.Kenapa ada pula anjuran solat rawatib, solat2 sunat, dhuha, tahajud, tarawih, dan doa menghadap Kiblat,
kira2 dapat dianalogikan makin sering Koneksi dengan Tuhan akan semakin baik dan speed koneksinya makin solid hingga dirinya mampu membentuk internal modem WIFI (sehingga tidak terikat arah koneksi=berdoa dimana saja kapan saja=diluar solat) . Dan sebaliknya apabila solatnya malas-malasan dan terpaksa, kemungkinan DC (disconected) akan sering atau lemot koneksinya.
8.Bumi bertawaf,analogi tawaf di Kabah, krn berotasi melawan arah jarum jam. Dan akan kiamat apabila berputar dengan sebaliknya (matahari terbit dari Barat).
9.Malaikat pun bertawaf di suatu tempat Baitul Makmur,
analogi tawaf Kabah, tentu arah putarannya berlawanan jarum jam dan arah energinya ke atas pula. hipotesa: bahwa energi yg naik ke langit dari Bumi tadi akan terkumpul di tempat tawaf para Malaikat untuk diteruskan dan diperkuat menuju Singgasana Tuhan. Karena ada di hadist kalau titik Kabah searah lurus dengan tempat tawaf malaikat(tentu bukan berati tegak lurus secara koordinat, tp lurus dalam arti koneksi energinya).Jika disebut bumi berotasi dan revolusi terhadap matahari dan memutari inti galaxy, bagaimana arah energi ini akan terfokus dalam satu garis? ane sementara yakin ada suatu router benda langit yg saling terkoneksi sampai Baitul Makmur.
10. Tarian Sufi Turki jg berputar melawan putaran jam
-------------------------------------------------------------------------------------------------
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Renungan Kesimpulan
 1.Solat &Doa, diyakini akan sampai ke langit menuju Singgasana Tuhan selama memenuhi kira-kira persyaratan uraian di atas dengan sintesa /ekstrasi renungan hukum agama dan hukum alam, karena keduanya ciptaan Tuhan juga. Jadi hendaknya ilmuwan dan agamawan bersinergi/saling mendukung untuk mencapai kemaslahatan yg lebih luas dan pemahaman agama yang dapat diterima lahir batin
2.Memantapkan kita dalam beribadah solat khususnya dan menggiatkan diri untuk selalu on-line 24 jam dengan Tuhan, shg jiwa akan selalu terjaga dan membuahkan segala jenis kebaikan yg dilakukan dengan senang hati (iklas).
3.Menjawab kalo solat itu tidak menyembah batu (Kabah) seperti yg dituduhkan kaum orientalis, tp menggunakan perangkat alam dalam menyatukan energi solat dan doa untuk mencapai Tuhan dng melalui benda natural
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Demikian renungan ane gan,
semoga mampu memotivasi agan dan para Pakar untuk memicu penelitian lebih lanjut dan mampu lebih mempertebal keimanan serta menjadi saksi bahwa Tuhan menciptakan semesta dengan penuh kesempurnaan tidak dengan main-main (asal jadi) sehingga makin yakin dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin renungan ini berlebihan dan berfantasi, tp sedikitnya ini pendekatan yg mampu menjawab pertanyaan sebagaimana di atas dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan Hadist bahkan mendukungnya. Semoga bermanfaat...
----------------
Sumber
Baca selengkapnya >>

Bulan Pernah Terbelah

NASA : Bulan Pernah Terbelah, Bukti kebenaran Al-Quran
Artikel ini saya muat dengan tujuan memberi pengertian kepada para pembualan yang mengatakan Rasulullah Muhammad adalah nabi palsu dan dapat menjadikan pelajaran kepada kita semua Terlampir adalah foto bulan dari koleksi NASA. Semoga hal itu akan semakin menyempurnakan keyakinan kita terhadap kekuasan Allah (swt) dan kerasulan nabi Muhammad (saw).

Retakan Pada Permukaan Sampai Ke perut Bulan

Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail.

Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”
Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”

Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Subhanallah. Subhan ibn Abdullah Laem Chabang, 09/02/2005 . Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1).

Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, ” Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Dan memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”

Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!”

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.
Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…”

Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.

Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.”

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?

” Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”

Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!”

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah…" Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar.

Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.”
Baca selengkapnya >>

BENARKAH ALQURAN KARANGAN MUHAMMAD

Permasalahan wahyu sering menjadi sasaran tuduhan kaum jahiliyan dari dulu hingga ekarang ( kafir qurays hingga orientalis masa kini  dalam rangka mengkaburkan keyakinan kaum muslimin dan menjauhkan mereka dari Al-quran, diantaranya sebagai berikut :
-----------------------
Pertama:
Meraka mengira bahwa Qur`an dari pribadi Muhammad, dengan menciptakan maknanya dan dia pula yang menyusun bentuk gaya bahasanya dan menklaim bahwa Qur`an bukanlah wahyu tapi karangan Muhammad
Kita jawab dengan, bagaimana dengan ayat-ayat Al-quran yang jelas-jelas tegas memperingatkan & menegur  Rasulullah SAW dalam beberapa  momentum tertentu, seperti ketika Rasulullah SAW mendahulukan mendakwahi pembesar quraiys dan tidak mempedulikan Abdullah bin Ummi Maktum (QS Abasa juz 30), atau saat Rasulullah SAW memutuskan untuk menyerahkan tawanan perang Badr dengan tebusan.  Maka jika itu benar buatan Nabi,sungguh mustahil Nabi berbuat sesuatu lalu menegur dirinya sendiri. Begitu pula saat momentum lain, dengan peristiwa yang dikenal sebagai haditsul ifki ,dimana kehormatan keluarga nabi tercoreng dengan isu yang melanda seisi kota tentang tidaksetiaan  Aisya rha. Kasus ini cukup lama mebbuat Madinah bergejolak, tapi Rasulullah SAW tak bergeming dan menunggu jawaban tuntas dari Al-quran untuk membebaskan  Aisya dari tuduhan tersebut. Sekiranya nabi sendirilah yang membuat al-quran, maka mestinya ia tidak perlu repot-repot menunggu turunnya wahyu (sebulan lamanya )dengan kondisi yang segenting itu (QS Annur ayat 11)
---------------------
Kedua :
Mereka menyangka bahwa Rasulullah SAW mempunyai ketajaman otak, kedalaman penglihatan, kekuatan firasat, kecerdikan yang hebat, kejernihan jiwa dan renungan yang benar, yang menjadikannya memahami ukuran ukuran yang baik dan yang buruk, benar dan salah melalui ilham ( inspirasi ), serta mengenali perkara-perkara yang rumit melalui kasyaf. Sehingga Qur`an itu tidak lain dari pada hasil penalaran intelektual dan pemahaman yangdiungkapkan oleh Muhammad dengan gaya bahasa dan retorikanya.
Kita Jawab, bahwa segi berita yang merupakan bagian terbesar dalam Alquran tidak diragukan oleh orang yang berakal bahwa apa yang diterimanya hanya berdasarkan kepada penerimaan dan pengajaran. Alqur`an telah menyebutkan berita-berita tentang umat terdahulu, golongan-golongan dan perisiwa sejarah dengan kejadian-kejadiannya yang benar dan cermat, seperti halnya yang disaksikan oleh saksi mata. Sekalipun masa yang dilalui oleh sejarah itu sudah amat jauh (QS Qhosos ayat 44-45, QS Hud ayat 49, QS yusuf ayat 3, QS Ali Imran ayat 44, QS Al’ankabut 14, Qs Alkahfi ayat 25). Bahkan sampai pada kejadian pertama alam semesta ini. Begitu pula ayat yang menjelaskan tentang hari kiamat, serta gam baran surga dan neraka dengan lengkap. Hal demikian tentu tidak dapat memberikan tempat bagi penggunaan pikiran dan kecermatan firasat. Secerdas apapun manusia, bahkan hingga hari ini dengan zaman yang penuh teknologi,tetap tidak bisa menyentuh pemberitaan-pemberitaan ghaib tersebut.
-----------------------
Ketiga :
Mereka menyangka bahwa Muhammad telah menerima ilmu-ilmu Quran dari seorang guru.
Kita jawab bahwasanya Muhammad SAW tumbuh dan hidup dalam keadaan buta huruf dan tak seorang pun diantara masyarakatnya yang membawa simbol ilmu dan pengajaran, ini adalah kenyataan yang disaksikan oleh sejarah, dan tidak dapat diragukan.Bahkan kita juga menyaksikan bahwa beliau di masa kecilnya tidak tumbuh dengan bimbingan khusus dari ayahandanya dan juga kakeknya. Oleh pamannya Abu Tholib, Muhammad SAW justru lebih diarahkan untuk menjadi pedagang, hingga ikut serta dalam perjalanan dagangnya ke negri Syam yang akhiirnya bertemu dengan pendeta Bukhaira. Tetapi meskipun dengan pendeta tersebut, Muhammad SAW yang masih kecil waktu itu tidak sekalipun menimba ilmu apapun dari pendeta tersebut.
Dan dipertegas Allah lewat firmannya dalam surah Annahl ayat 103.
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ
Setelah keterangan2 ini, maka kalau ada fitnahan-fitnahan usang, patutlah lah sebagaimana firman Allah dalam surat Al an’am ayat 33
“Sesunnguhnya mereka tidak mendustakan engkau (Muhammad), akan tetapi mereka zolim terhadap ayat-ayat Allah lagi mereka mengingkari
Ref: Mabahits fi ulum alquran, Syekh Manna’ Qatthan
Baca selengkapnya >>

Bagaimana Cara Bertetangga dengan Nonmuslim / KAFIR?


Allah subhanahu wa ta'ala . berfirman dalam surat An-Nisa ayat ke 36 : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, karib kerabat, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa 4:36)

Maksud “tetangga dekat” dalam ayat di atas adalah tetangga yang masih ada hubungan nasab atau tetangga yang satu agama (sesama muslim). Sedangkan makna “tetangga jauh” adalah tetangga yang tidak ada hubungan nasab atau tetangga yang berbeda agama.

Dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga dekat dan tetangga jauh. Atau dengan kata lain, kita diperintahkan untuk menghormati tetangga yang muslim dan nonmuslim.

Berbuat baik kepada tetangga, oleh Rasulullah saw. dijadikan indikator kesempurnaan iman. Artinya, tidak dikatakan sempurna iman seseorang yang rajin ibadah kepada Allah seperti shalat, shaum, haji dll. sementara ia tidak memperlakukan tetangganya dengan baik.
dalam sebuah hadits Rosulullah bekata:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan (menghormati) tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bertutur kata yang baik, dan kalau tidak bisa lebih baik diam (jangan banyak bicara).” (HR. Muttafaq Alaih)

Salah satu bentuk menghormati tetangga adalah memberi ucapan duka kalau ditimpa musibah dan memberi ucapan selamat kalau mendapat kebahagiaan. Menurut pengamatan penulis, tidak ada satu keterangan pun yang melarang untuk mengucapkan duka cita kepada tetangga nonmuslim.

Misalnya, saat suami tetangga yang nonmuslim itu meninggal, kita boleh datang ke rumahnya dengan menyatakan, “Ibu, kami sekeluarga ikut berduka cita atas kepergiaan bapak, mudah-mudahan Ibu selekuarga bisa bersabar menerima ujian ini.”

Apabila tetangga yang nonmuslim itu mendapat kebahagiaan yang tidak ada kaitan dengan keagamaan, misalnya mendapat promosi jabatan di kantornya, tidak salah apabila kita mengucapkan selamat atas promosi itu, selama mereka tidak menunjukkan permusuhan dan tidak mengganggu agama kita. Allah azza w ajalla . berfirman, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agamamu dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al-Mumtahanah 60:8)

Yang dilarang adalah memohonkan ampunan kepada Allah untuk nonmuslim yang sudah meninggal dan mengikuti ritualnya, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

“Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam”. (QS. At-Taubah 9:113)

Kesimpulannya, kita wajib menghormati tetangga, baik muslim ataupun nonmuslim. Kita diperkenankan menyampaikan ucapan duka kepada tetangga nonmuslim apabila mereka ditimpa musibah, selama mereka tidak menampakkan permusuhan kepada kita. Yang dilarang adalah memohonkan ampunan untuk nonmuslim yang sudah meninggal atau mengikuti ritual (ibadah)nya.

Wallahu A’lam.
Baca selengkapnya >>

BERITA SOHIH TENTANG TURUNNYA NABI ISA AS

حدثنا إسحاق أخبرنا يعقوب بن إبراهيم حدثنا أبي عن صالح عن ابن شهاب أن سعيد بن المسيب سمع أبا هريرة رضي الله  عنه قال  : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( والذي نفسي بيده ليوشكن أن ينزل فيكم ابن مريم حكما عدلا فيكسر الصليب ويقتل الخنزير ويضع الجزية ويفيض المال حتى لا يقبله أحد حتى تكون السجدة الواحدة خير من الدنيا وما فيها ) . ثم يقول أبو هريرة واقرؤوا إن شئتم { وإن من أهل الكتاب إلا ليؤمنن به من قبل موته ويوم القيامة يكون عليهم شهيدا }
Rasulullah saw bersabda: Demi Allah yang jiwaku di tanganNya, sungguh hampir akan turun kepadamu (umat ini) Ibnu Maryam (Nabi Isa as) menjadi hakim yang adil. Maka Ibnu Maryam akan menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan manusia dari pajak, dan melimpah ruahlah harta hingga tak ada seorangpun yang mau menerimanya.
Hadits ini ditakhrijkan (dikeluarkan) oleh Imam Bukhori dalam Kitabulbuyu’, mazhalim dan ahadits Anbiya. Sedangkan Imam Muslim mentakhrijkan dalam Kitab Iman. Imam Abu Dawud dalam kitab malahim. Imam Tirmidzi dalam kitabulfitan. Imam Ibnu Majah dalam Kitabulfitan, serta ditakhrijkan pula oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Artinya hadis ini diriwayatkan oleh Jama’ah kecuali Imam Nasa’i.
Adapun mengenai hadits ini:
حدثنا ابن بكير حدثنا الليث عن يونس عن ابن شهاب عن نافع مولى أبي قتادة الأنصاري أن أبا هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( كييف أنتم إذا نزل ابن مريم فيكم وإمامكم منكم )
Bagaimana keadaanmu, jika Putra Maryam turun kepadamu, sedangkan yang mengimami kalian adalah dari pada kalian sendiri??
Ditakhrijkan oleh Imam Bukhori dalam Kitabul Anbiya dan Kitabul iman, sedangkan Imam Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya.
Jelaslah menurut hadits tersebut bahwa tidak diragukan lagi tentang kepastian turunnya Nabiyullah  Isa bin Maryam as di akhir jaman. Akan tetapi waktu/masa turunnya adalah ghaib bagi kita, karena hal tersebut serangkaian dengan akan terjadinya kiamat kubra dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali ALLAH swt. Turunnya Nabi Isa termasuk tanda-tanda hari kiamat.
Menurut hadits Al-Bukhori dan Muslim, bahwa Nabiyullah Isa as akan turun dekat menara putih di Damaskus, beliau akan membunuh Dajjal di tempat yang bernama Ludd di Damaskus pula. Nabi Isa as akan mengerjakan haji dan umrah dari jalan Fajjarrauha, dan beliau datang membawa syari’at NAbi Muhammad saw. Nabi Isa sebagai umat Nabi Muhammad pula dan bukan sebagai nabi baru. Dan mekanisme turunnya Nabi Isa as adalah dari langit seperti hadits riwayat Imam Baihaki dalam Kitab Asmaai wasshifat dari jalur Hisyam bin Hasan dari Muhammad dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
Jelaslah dalam hadis tersebut bahwa yang akan turun nanti adalah Nabi Isa as secara hakiki, bukan orang yang serupa dengan Nabi Isa, karena menurut Qaidah, huruf waw (و) di awal hadis itu waw sumpah (Demi Allah yang jiwaku berada pada kekuasaan-Nya).
Jadi……!!! Dilalah (petunjuk) hadis ini sudah jelas dan gamblang, jadi tak usah macam-macam lagi. Nabi Muhammad saw tak pernah samasekali berbohong, bahkan para musuh-musuh beliau pun memberi gelar Al-Amin (orang yang terpercaya)
Dan buat ORKRIS, janganlah mengkristenisasi Nabi Isa dalam Islam…
Baca selengkapnya >>

Benarkah Rasulullah SAW meninggal akibat diracun oleh wanita Yahudi

Tuduhan meninggalnya Rasulullah SAW karena diracun sering dilakukan berdasarkan hadist ini :

Volume 5, Book 59, Number 713:

Narrated Ibn Abbas:

‘Umar bin Al-Khattab used to let Ibn Abbas sit beside him, so‘AbdurRahman bin ‘Auf said to ‘Umar, “We have sons similar to him.”‘Umar replied, “(I respect him) because of his status that you know.”
‘Umar then asked Ibn ‘Abbas about the meaning of this Holy Verse:–“When comes the help of Allah and the conquest of Mecca . . .” (110.1)

Ibn ‘Abbas replied, “That indicated the death of Allah’s Apostle which Allah informed him of.” ‘Umar said, “I do not understand of it except what you understand.”

Narrated ‘Aisha: The Prophet in his ailment in which he died, used to say, “O ‘Aisha! I still feel the pain caused by the food I ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that
poison.”

Terjemahan

Dikisahkan oleh Aisha : Rasulullah dalam keadaan sakit yang menyebabkan kematiannya, biasa berkata, “O, Aisha. Aku masih merasakan sakit akibat makanan yang aku makan di Khaibar dan saat ini, aku merasa seolah-olah urat nadiku terputus akibat racun itu

Benarkah Rasulullah SAW meninggal akibat diracun oleh wanita Yahudi
seperti hadist diatas??? marilah kita bahas bersama-sama mengenai riwayat perang khaibar dan wanita yahudi yang mencoba meracun Rasullullah SAW tersebut
---------------------------
1. Mengenai Perang Khaibar

Dari Anas bin Malik ra., katanya : Rasulullah s.a.w. memasuki Khaibar pagi hari. Waktu itu mereka keluar kelapangan. Setelah mereka melihat beliau mereka berkata :”Muhammad dan tentara”. Lalu mereka segera menempati  benteng mereka. Nabi s.a.w mengangkat kedua belah tangannya dan berdoa : “Allahu Akbar”! Hancurlah Khaibar! Bila kami duduki lapangan suatu kaum, maka amat buruk pagi hari orang yang diberi peringatan (tetapi) tidak menurut.” (HR. Bukhari 1550)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya : Setelah Khaibar diduduki, ada orang yang menghadiahkan daging kambing yang beracun kepada Nabi saw.
Lalu beliau bersabda :

RasulullahSAW : “ Saya hendak bertanya kepadamu tentang satu hal ! Adakah kamu mau memberikan keterangan yang sebenarnya kepada saya!”.

Mereka menjawab : “Ya”

Nabi SAW bertanya kepada mereka :”Siapa ayahmu?”

mereka itu menjawab : ”Si Anu !”

Lalu beliau bersabda : ” kamu dusta, akan tetapi ayah kamu si “Anu”.

Mereka itu berkata : ”Benar Tuan!”

Beliau bertanya : ”Adakah kamu mau menjawab dengan benar kepada saya tentang sesuatu yang saya tanyakan ?”

Mereka berkata : “Ya, hai Abu Qasim! Sekiranya kami berdusta, tuan ketahui dusta kami sebagaimana tuan ketahui tentang ayah kami”.

Beliau menanyakan kepada mereka : “Siapa ahli neraka”?”

Mereka itu menjawab : “Kami berada didalamnya dalam masa yang singkat, kemudian kamu gantikan kami didalamnya”.

Nabi saw lalu bersabda : ”Kamu akan tetap disika dalam neraka itu, demi Allah! Kami tidak akan pernah menggantikan kamu didalam neraka itu”.

Kemudian beliau bersabda lagi : “ Adakah kamu mau menjawab dengan benar kepada saya tentang sesuatu yang saya tanyakan?”

Jawab mereka : “Ya, hai Abu Qasim!”

Beliau bertanya : “Adakah kamu isikan racun dalam daging kambing ini?

Jawab mereka : ”Ya”.

Tanya beliau : “Apakah yang mendorong kamu berbuat demikian?”

Jawab mereka : ”Maksud kami ialah, kalau sekiranya tuan seorang pendusta, kami akan senang. Dan kalau sekiranya tuan seorang Nabi, racun itu tidakakan membahayakan tuan .” (HR. Bukhari 1412)
----------------------------------------------

2. Pembuktian bahwa Rasulullah SAW tidak meninggal terkena racun tersebut.

*Perang Khaibar terjadi pada tahun 628 M (tahun ke 7 H) dan pada bulan February 629 M (Zul Qa’dah 7 H) Nabi dan kaum Muslimin melaksanakan Umratul Qadha’.

* Setelah perang Khaibar dapat ditaklukkan, Rasulullah menikah dengan Shafiyah binti Huyaiy bin Akhtab. Pada tahun yang sama.

*Bulan January 630 M (Ramadhan 8 H) Nabi Muhammad pun masih SEHAT WALAFIAT. Beliau membuka kota Makkah dan menghancurkan semua berhala-berhala yang ada disekitar Ka’bah. Peristiwa ini dikenal dengan
“FATHUL MAKKAH”.

* 4 (Empat tahun) dari peristiwa Khaibar Rasulullah masih HIDUP!! Dan pada bulan maret 632 M, atau tepatnya Dzulhijjah 10 H) Rasulullahmelaksanakan Haji Wada’ bersama-sama dengan kira-kira 114.000,- orang kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji.

* Pada bulan Mei 632M, atau bulan safar 11 H, Rasulullah menyiapkan Tentara Usamah untuk pergi ke Negri Syam.

* Pada tgl 7 Juni 632 M atau pada hari senin12 Rabi’ul awal (bertepatan dengan hari kelahiran beliau) Nabi Muhammad wafat.
--------------------------------
3. Meninggalnya Rasulullah SAW
Sebelum beliau wafat, Rasulullah tetap melaksanakan Dak’wah :

Dari Aisyah ra., katanya : “Ketika sakit Nabi bertambah berat, beliau meminta kepada semua istri beliau, supaya ia diizinkan selama sakit ia dirawat dirumahku, dan mereka semua mengizinkannya. Lalu Nabi pergi ke rumah Aisyah dipapah oleh dua orang laki-laki, sedangkan kedua belah kaki beliau tercecah menggaris tanah dinatara kedua orang laki-laki itu, yaitu Abbas dan seorang lagi.”Kata Ubaidillah, “Cerita Aisyah itu kuceritakan kepada Abbas, lalu dia enanyakan kepadaku, tahukah engkau siapa laki-laki yang seorang lagi
itu?”

Jawabku, “Tidak!”

Katanya, “Dia adalah Ali”.

Selanjutnya Aisyah menceritakan juga, bahwa setelah nabi saw. berada dirumahnya, sedangkan sakit nabi bertambah keras juga, maka beliau bersabda,
“Siramkanlah kepadaku tujuh girbag air yang masih utuh, mudah-mudahan aku segera dapat melaksanakan da’wah kembali kepada orang banyak.”

Lalu Nabi didudukkan kedalam sebuah bak mandi terbuat dari kuningan, kepunyaan hafshah, istri nabi saw, kemudian beliau kami sirami dengan air yang disuruhkan Nabi, sampai beliau memberi isyarat kepada kami, ‘Sudah cukup.“Sesudah itu beliau pergi ke Mesjid menemui jamaah” (HR Bukhari 135)

=================================================
Justru orang yang tewas dibunuh akibat dusta yang diucapkan dan karena ajarannya yang dilakukan terjadi pada Paulus dan bukan pada Rasulullah.

Simak ayat berikut :

Ams 19:5 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar.

Simak juga kematian-kematian tragis orang yang dianggap suci di kristen

1. Paulus dari tarsus

Orang yang dianggap sebagai ‘rasul’ Dia dipenjarakan selama dua tahun di kota Roma, setelah sebelumnya ditangkap di Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:30) dan dipenjarakan di Kaisarea (Kisah Para Rasul
23:23-24).
Menurut tradisi, setelah dua tahun Paulus dibebaskan dari penjara Roma dan lantas melakukan perjalanan ke Spanyol, lalu kembali ke Timur, dan kembali lagi ke Roma dimana dia kembali dipenjarakan untuk kedua
kalinya. Akhirnya tewas di Roma dengan cara dipenggal, di luar tembok-tembok kota pada tahun 67 selama penindasan oleh Kaisar Nero.

2. Matius

tewas disika dan dibunuh dengan pedang di Eithopia. *

3. Markus

tewas setelah badannya diseret hidup2 dengan kuda melalui jalan yang penuh batu hingga akhir ajalnya. *

4. Lukas

mati digantung di Yunani.*

5. Yohanes

direbus/ lebih tepatnya digoreng dengan minyak goreng mendidih di roma.*

6. Thomas

mati ditusuk oleh tombak di India.
================================================
Jadi Islam terbukti BENAR dan tidak ada kebohongan didalam Islam, jadi benar Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir yang diutus oleh Allah subhana huwata’ala. Sekali lagi Fitnah tidak terbukti dan berhasil dipatahkan dengan fakta sejarah yang sebenarnya.

Sekarang siapa yang selalu berusaha untuk memfitnah Islam itu, tentunya dahulu pada masa jaman Rasulullah dan masa kekhalifahan hingga sekarang ini yang paling getol memfitnah Islam adalah Kaum Kafirin, Kaum Yahudi dan kaum Nasrani/ Kristen/ Salibis yang mana mereka sangat terpukul dengan dengan adanya Nabi terakhir yang dipilih oleh Allah dari kaum diluar Mereka sehingga mereka berusaha untuk selalu mencari sisi lemah Islam dan menghancurkannya hingga ke akar-akarnya. Namun tindakan mereka terhadap Islam justru akan memperkuat dan memperkokoh Islam itu sendiri dan semakin memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam oleh seluruh Ummatnya.

  Sedangkan sifat Mereka para kafirin, kaum Yahudi dan Nasrani/ Kristen adalah seperti yang dicantumkan dalam Al Qur’an :
surat Al Maidah 78-81: artinya: “Telah dilaknat orang-orang kafir dari bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka sungguh amat buruk apa yang lelalu mereka perbuat. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang kafir (musryik). Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka sedihkan untuk diri mereka yaitu kemurkaan Allah kepada mereka dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah SWT, kepada nabi Musa dan kepada orang yang diturunkan kepadanya niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musryik itu menjadi penolong-penolong, tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik”.

“(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan jalinan dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menjalinnya dan membuat kerusakan di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah: 27)
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab, (yaitu), ‘Hendaklah kalian menjelaskan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan menyembunyikannya,’ lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.” (QS. Ali Imran: 187)
Dalam ayat lain, Allah berfirman,
 “Setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya.” (QS. Al-Baqarah: 100)
“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (ada) dalam diri mereka, setelah kebenaran nyata bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 109)

dan inilah gambaran tentang orang Nasrani/ Kristen di Al Quran :
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan”. (Q.S. Al-Maidah/5:14)

Namun meskipun demikian Allah senantiasa memberikan pintu maaf bagi mereka yang ingin bertobat dan kembali pada ajaran Tauhid (Allah yang Esa)
sebagaimana yang telah dinubuatkan kepada Nabi-nabi sebelum Muhammad, karena Allah tidak membenci mereka dan tetap akan diperlakukan sama seperti Makhluk ciptaan lainnya yaitu dari tiap-tiap diri mereka akan dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat atas apa yang mereka lakukan di dunia dan juga diantaranya adalah sikap kebencian dan fitnah mereka kepada Kaum Muslim dan Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam yang selalu selama ini mereka hujjahkan.

Sedangkan kaum Muslim pun telah dinasihatkan oleh Nabi Muhammad sebagaimana sabdanya :
“Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan pemberian karena Allah, sungguh ia telah menyempurnakan Imannya.” (Diriwayatkan Abu Daud)

Jadi
sesunguhnya kami kaum muslim tidak menaruh benci kepada Mereka para Pemfitnah Islam, dan yang kami lakukan adalah membela kehormatan Nabi Muhammad dan menegakkan kebenaran semata. kalaupun kami sampai membenci itu karena perbuatan mereka dan karena Allah ta’ala semata. Ina dina
indalahil ISLAM.
Baca selengkapnya >>