Muslim Nampak Miskin, Kafir Hidup Kaya

Mungkin pernah terbetik di dalam benak kita, kenapa kita yang seorang muslim, hidupnya jauh lebih sengsara, ketimbang mereka yang hidup di dalam kekafiran. Padahal seorang muslim hidup di atas keta’atan menyembah Allah ta’ala, sedangkan orang kafir hidup di atas kekufuran kepada Allah.
Wahai saudaraku seiman, janganlah heran dengan fenomena ini. Karena seorang shahabat Nabi yang mulia pun terheran sambil menangis. Beliau adalah ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Berikut ini kami nukilkan kisah ‘Umar yang termuat dalam kitab Tafsir Surat Yasin karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.
Suatu hari ‘Umar mendatangi rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau sedang tidur di atas dipan yang terbuat dari serat, sehingga terbentuklah bekas dipan tersebut di lambung beliau. Tatkala ‘Umar melihat hal itu, maka ia pun menangis. Nabi yang melihat ‘Umar menangis kemudian bertanya, “Apa yang engkau tangisi wahai ‘Umar?”
‘Umar menjawab, “Sesungguhnya bangsa Persia dan Roma diberikan nikmat dengan nikmat dunia yang sangat banyak, sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini?”
Nabi pun berkata, “Wahai ‘Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan kenikmatan di kehidupan dunia mereka.”[1]
Di dalam hadits ini menunjukkan  bahwa orang-orang kafir disegerakan nikmatnya oleh Allah di dunia, dan boleh jadi itu adalah istidraj[2] dari Allah. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh adzab yang Allah berikan sangatlah pedih. Dan adzab itu semakin bertambah tatkala mereka terus berada di dalam kedurhakaan kepada Allah ta’ala.
Maka saudaraku di jalan Allah, sungguh Allah telah memberikan kenikmatan yang banyak kepada kita, dan kita lupa akan hal itu, kenikmatan itu adalah kenikmatan Islam dan Iman. Dimana hal ini yang membedakan kita semua dengan orang kafir. Sungguh kenikmatan di dunia, tidaklah bernilai secuil pun dibanding kenikmatan di akhirat.
Mari kita bandingkan antara dunia dan akhirat, dengan membaca sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi Allah! Tidaklah dunia itu dibandingkan dengan akhirat, kecuali seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan. Maka perhatikanlah jari tersebut kembali membawa apa?” (HR. Muslim)
Lihatlah kawanku, dunia itu jika dibandingkan dengan akhirat hanya Nabi misalkan dengan seseorang yang mencelupkan jarinya ke lautan, kemudian ia menarik jarinya. Perhatikanlah, apa yang ia dapatkan dari celupan tersebut. Jari yang begitu kecil dibandingkan dengan lautan yang begitu luas, mungkin hanya beberapa tetes saja.
Hadits di atas juga menunjukkan bahwa perhatiannya ‘Umar kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak tega, hingga menangis melihat kondisi Nabi yang terlihat susah, sedangkan orang-orang kafir hidup di dalam kenikmatan dunia.
Sebagai penutup tulisan ini, akan saya petikkan kisah seorang hakim dari Mesir, beliau adalah Al-Hafizh Ibnu Hajr. Suatu hari Ibnu Hajr melewati seorang Yahudi yang menjual minyak zaitun, yang berpakaian kotor, dan Ibnu Hajr sedang menaiki kereta yang ditarik oleh kuda-kuda, yang dikawal oleh para penjaga di sisi kanan dan kiri kereta.
Kemudian Yahudi tersebut menghentikan kereta beliau dan berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian telah bersabda, ‘Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir’[3] Engkau adalah Hakim Agung Mesir. Engkau dengan rombongan pengawal seperti ini, penuh dengan kenikmatan, sementara aku di dalam penderitaan dan kesengsaraan.”
Ibnu Hajr rahimahullah menjawab, “Aku dengan nikmat dan kemewahan yang aku rasakan ini dibandingkan dengan kenikmatan di Surga adalah penjara. Ada pun engkau dengan kesengsaraan yang engkau rasakan, dibandingkan dengan adzab yang akan engkau rasakan di Neraka dalah Surga.”
Orang Yahudi itu lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Masuk Islam lah orang Yahudi tersebut.
Penulis: Wiwit Hardi Priyanto
Artikel Muslim.Or.Id
[1] HR. Al-Bukhari (2468)
[2] Nikmat yang Allah berikan kepada pelaku maksiat dengan tujuan menipu mereka, agar mereka semakin tenggelam dalam maksiatnya
[3] HR. Muslim (2956)
Dari artikel 'Muslim Nampak Miskin, Kafir Hidup Kaya — Muslim.Or.Id'
Baca selengkapnya >>

MAKNA KATA "KAMI" DALAM AL QUR'AN .

Bissmillahirahmanirahim ..

Disini saya akan sedikit memberikan jawaban atas pertanyaan para sodara-sodara non muslim yang selalu bingung dengan kata "KAMI" dalam Al-Qur'an .Semoga dengan penjelasan di dokumen ini sodara non muslim bisa memahaminya. 

Dalam bahasa Inggris ,kedua kata "KITA & KAMI" hanya di wakili oleh kata "WE".
Dalam bahasa arab "NAHWU" 
Dalam bahasa jerman "WIR"
Dalam bahasa belanda "WIJ"
Dalam bahasa prancis " NOUS" 

Dalam ilmu linguistik bahasa indonesia memiliki dua kata untuk mengungkapkan konsep kata ganti orang pertama jamak yaitu "KITA" dan "KAMI" .Bahasa arab adalah bahasa paling sukar didunia ,bahasa paling sukar nomer 2 adalah bahasa China==>hal ini desebabkan karna dalam 1 kata ,bahasa arab memiliki banyak makna.

Contoh : Sebuah genjer ,dalam suatu daerah boleh bermakna laki-laki ,tetapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.

Dalam bahasa arab ,dhamir NAHWU ialah dalam bentuk jamak yang berarti KITA atau KAMI.Tapi dalam Ilmu NAHWU  maknanya bukan hanya KAMI,tapi bisa juga AKU,SAYA dll.

Al-Qur'an adalah Kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi,ada juga kata "ANTUM" yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meskihanya satu orang saja.Makna "ANTUM" adalah kalian (jamak)==>ANTUM ,maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapa'an "ANTA".

"NAHWU " tidak  harus bermakna arti banyak,tetapi juga menunjukan ke Agungan Allah Subhanallahuta'ala.

Ini di pelajrai dalam Ilmu Balaghah (NAHWU).

Kata 2 ,kata KAMI dalam Al-Qur'an untuk menjelaskan ada peran mahluk lain atas kehendak Allah.

CONTOH : Telah KAMI wahyukan kepadanya perkara itu,yaitu bahwa mereka akan di tumpas habis pada waktu subuh.
"KAMI wahyukan" maka disiniberarti ada peran mahluk laik yaitu malaikat Jibril sebagai pembawa kabar atas perintah Allah Subhanallahuta'ala. 

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya .

Semoga bisa memahami .
Baca selengkapnya >>

mengenal Allah

Rikudo SenninSaya ingin brtnya ke pd umat islam yg berilmu yg sdh mngenal Allah Swt :

_bagaimna caranya awal mngenal Allah 

No hujat ..
https://www.facebook.com/groups/101833866527831/permalink/570546886323191/
====================================================
Ell Salahooddin Ayoobee 
Untuk mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.

1. Mengenal Wujud Allah

Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syariat.
Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur`an:

“Dan ingatlah ketika Rabbmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Rabb kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.” (Al-A’raf: 172-173).

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. 

2. Mengenal Rububiyah Allah 

Rububiyah Allah adalah meng-esakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan, kekuasaan, dan pengaturan-Nya. 

Dalam masalah rububiyah Allah, sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu apa tujuan mereka menyembah ’tuhan’ yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu? 

Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

“Kalau kamu bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah. Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” (Az-Zukhruf: 87).

Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid rububiyah Allah. Sekedar keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah SAW mengumumkan peperangan melawan mereka.

Jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan manfaat, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat. Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah. Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain Nya.

3. Mengenal Uluhiyah Allah

Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdoa, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah SAW. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah. 

4. Mengenal Nama-nama & Sifat-sifat Allah

Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah :

“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Al-A’raf: 180)

“Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.” (An-Nahl: 60)
Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun.

Ketika berbicara tentang sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tanpa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci dalam agama. Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungjawaban.” (Al-Isra`: 36).

. Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al-Qur`an dan di dalam As-Sunnah baik secara global maupun terperinci. Semoga dengan mengamalkan cara tersebut kita lebih dalam mengenal Tuhan kita, sehingga terwujud jati diri Islam yang utuh dalam diri kita
Baca selengkapnya >>

Mengenal Allah, Mengenal NabiNya Dan Mengenal Agama Islam Berdasarkan Dalil-Dalil

 
Saya ingin brtnya ke pd umat islam yg berilmu yg sdh mngenal Allah Swt :

_bagaimna caranya awal mngenal Allah 

No hujat .

.https://www.facebook.com/groups/101833866527831/permalink/570546886323191/
====================================================        

Mengenal Allah, Mengenal NabiNya Dan Mengenal Agama Islam Berdasarkan Dalil-Dalil
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Muqaddimah

Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.

Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :

[1] Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.

[2] Amal, ialah menerapkan ilmu ini.

[3] Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.

[4] Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.

Dalilnya, firman Allah Ta'ala.

"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar". [Al-'Ashr : 1-3].

Imam Asy-Syafi'i [1] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".

Dan Imam Al-Bukhari [2] Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".

Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". [Muhammad : 19]

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .." [3] sebelum ucapan dan perbuatan.


Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :

[1] Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka.

Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". [Al-Muzammil : 15-16]

[2] Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". [Al-Jinn : 18]

[3] Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat.

Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung". [Al-Mujaadalah : 22]

Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah mebimbing anda untuk taat kepada-Nya.

Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah سبحانه و تعالى.

"Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku". [Adz-Dzaariyaat : 56]

Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". [An-Nisaa : 36]

Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم.


[Disalin dari buku Tiga Landasan Utama, Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, hal 5-9, Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan Urusan Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab Saudi]
________
Fote Note.
[1] Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i Al-Hasyim Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M) Salah seorang imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Diantara karya ilmiyahnya Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.
[2] Abu 'Abdillah Miuhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al- Bukhari (194-256H - 810-870M) Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang, mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Bukhari), At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.
[3] Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10       
Baca selengkapnya >>

Muhammad Dalam Perjanjian Lama

.......

.......
Misteri Mispa (siapa sebenarnya) ?

Oleh Prof. Benjamin Kenaldi; Abdul Ahad Dawud (Mantan Pastor Roma-Italia)

Dalam uraian ini, sebagaimana judulnya, saya akan mencoba memberikan suatu penjelasan tentang Stone-Cult (pemujaan batu) bangsa Yahudi kuno, yang mereka warisi dari Ibrahim, dan menunjukkan bahwa Stone Cult dilembagakan di Mekkah oleh Patriarch (bapak para nabi) itu dan anaknya Ismail. Di negeri Kanaan oleh Ishaq dan Yakub, dan di Moab dan tempat lainnya oleh anak cucu Ibrahim lainnya. Istilah Stone-Cult adalah bukan pemujaan terhadap batu. Saya mengartikannya sebagai pemujaan kepada Allah melalui batu yang secara khusus dijadikan arah yang dimaksudkan untuk tujuan itu.

Pada zaman dahulu, ketika keluarga pilihan itu menjalani kehidupan nomadem, maka tidak ada tempat tinggal dimana ia dapat membangun rumah yang dikhususkan untuk beribadah kepada Alllah. Mereka biasa menegakkan sebuah batu tertentu yang disekelilingnya digunakan untuk melaksanakan haji, maksudnya, berputar tujuh kali dalam bentuk gelang menari.

Kata Hajj (haji) bisa menakuti para pembaca Kristen dan mereka mungkin ciut dengan pemandangannya disebabkan oleh bentuk bahasa Arabnya dan karena sekarang, Haji adalah ibadah agama Islam. Kata Hajj benar-benar identik dalam makna dan etimologinya dengan kata berbahasa Ibrani Hagag maupun dengan bahasa semit lainnya. Kata kerja Hagag (dalam bahasa Ibrani) sama dengan Haji (dalam bahasa Arab), satu-satunya perbedaan adalah bentuk pengucapan huruf ketiga dari alfabet bahasa semit gamal , yang bilamana diucapkan orang Arab akan menjadi j . Hukum Musa menggunakan kata Hagag atau Haghagh ini, (lihat keterangan No. 1 akhir halaman] ketika memerintahkan pelaksanaan upacara perayaannya. Kata tersebut berarti melingkari sebuah objek atau altar batu dengan cara berlari mengelilinginya dengan langkah beraturan dengan tujuan melaksanakan perayaan sambil bergembira dan menyanyi.

Selama persinggahannya, Ibrahim biasa membangun sebuah altar untuk ibadah dan korban ditempat-tempat yang berbeda dan pada kesempatan-kesempatan tertentu. Ketika Yakub sedang dalam perjalanan ke Haran ia menegakkan sebuah batu disana, yang diatasnya ditaburi dengan minyak dan menyebutnya Betel, yaitu “rumah Tuhan”; dan dua puluh tahun kemudian ia kembali mengunjungi batu itu yang diatasnya ia taburkan minyak dan anggur murni (Kejadian 28:10-22 dan Kejadian pasal 35).

Sebuah batu khusus ditancapkan sebagai monumen oleh Yaqub dan bapak mertuanya diatas tumpukan batu yang disebut Gal'ead dalam bahasa Ibrani, dan Yaghar sahdutha oleh Laban dalam bahasa Arami nya yang berarti ‘tumpukan kesaksian'. Tetapi, kata benda nama diri yang mereka berikan pada batu yang ditancapkan itu adalah Mispa (Kejadian 31:45-55), dan saya lebih suka untuk menuliskannya dalam bahasa Arab yang tepat, Mishpa , dan hal ini saya lakukan agar bermanfaat untuk para pembaca Muslim saya.

Kini Mishpa (Mizpa) ini kemudian menjadi tempat ibadah yang paling penting, dan pusat berkumpulnya bangsa-bangsa dalam sejarah Bani Israel. Disinilah Naphthah (Yefta) – seorang pahlawan Yahudi – bersumpah “dihadapan Tuhan”, dan setelah mengalahkan Bani Amon, ia diharuskan mengorbankan saudara perempuan satu-satunya sebagai korban bakaran (Hakim-Hakim pasal 11).

Di Mispha -lah empat ratus ribu jagoan pedang dari sebelas suku Israel berkumpul dan “bersumpah dihadapan Tuhan” untuk memusnahkan suku Benyamin karena kejahatan buruk yang dilakukan oleh Bani Benyamin dari Geba' (Gibea) dan berhasil (Hakim-Hakim pasal 20; pasal 21).

Di Mispha semua orang dikumpulkan oleh nabi Samuel, dimana mereka “bersumpah dihadapan Tuhan” untuk menghancurkan semua patung dan berhala mereka”, dan kemudian diselamatkan dari tangan orang-orang Filistin (1 Samuel 7). Disinilah bangsa itu berkumpul dan Saul ditetapkan sebagai raja atas Bani Israel (1 Samuel 10).

Singkatnya, setiap peristiwa besar nasional diputuskan di Mispha ini atau di Betel. Kelihatan bahwa tempat-tempat suci ini dibangun diatas tempat yang tinggi atau diatas tempat yang ditinggikan, sering disebut Ramoth , yang berarti “tempat tinggi.” Bahkan setelah pembangunan Bait Sulaiman yang indah pun, Mispha tetap diberikan penghormatan yang besar. Namun, seperti Ka'bah di Mekkah, Mispha-mispha ini sering diisi dengan patung-patung dan berhala. Setelah penghancuran Yerusalem dan Bait Allah oleh Bangsa Khaldea, Mispha masih mempertahankan watak sakralnya paling tidak hingga zaman Maccabees selama pemerintahan Raja Antiochus.[lihat keterangan No. 2 akhir halaman].

Sekarang, apa artinya kata Mispa ? Pada umumnya kata ini diterjemahkan sebagai “menara pengawas”, dan tergolong kata benda Semit – Asma Zarf – yang namanya diambil atau berasal dari benda yang mereka cakup atau kandung. Mispa adalah tempat atau bangunan yang namanya berasal dari sapha , kata kuno untuk “batu”. Kata biasa untuk batu dalam bahasa Ibrani adalah iben , dan dalam bahasa Arab hajar . Bahasa Syriac (bahasa Arami kuno yang dipakai oleh orang-orang Syria – penerj ) untuk batu adalah kipa . Tetapi safa atau sapha nampaknya lazim mereka gunakan untuk suatu objek atau orang tertentu ketika ditunjuk sebagai “batu”. Karena itu, makna sebenarnya dari Mispa adalah lokasi atau tempat dimana sebuah sapha atau batu dipasang. Akan diketahui bahwa ketika nama ini, Mispa , untuk pertama kali diberikan kepada batu yang dipancang diatas tumpukan batu, maka tidak ada bangunan yang didirikan disekelilingnya. Itulah tempat diatas mana sebuah sapha berada, yang disebut mispa .

Sebelum menjelaskan pengertian dari kata benda sapha , saya harus meminta lagi kesabaran para pembaca yang tidak mengerti bahasa Ibrani. Dalam alfabet bahasa Arab tidak ada bunyi p persis sebagaimana bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Semit lainnya, dimana huruf p , seperti g , kadang-kadang lemah dan diucapkan seperti f atau ph . Dalam bahasa Inggris, biasanya, kata-kata Semit dan Yunani yang mengandung bunyi f ditransliterasikan dan ditulis dengan sisipan ‘ph' sebagai ganti ‘f' , misanya Seraph, Mustapha, dan Philospohy . Sesuai dengan kaidah ini, saya lebih suka menuliskan kata sapha ini dengan safa .

Ketika Yesus menjuluki murid pertamanyya Shim'on (Simon) dengan gelar ‘Petros' (Peter), sudah pasti yang ia maksud adalah Sapha kuno yang sakral ini yang telah hilang! Tetapi, aduh! Kita benar-benar tidak dapat mengemukakan kata yang persis sama yang dia ungkapkan dalam bahasanya sendiri. Bentuk bahasa Yunani Petros dalam jenis kelamin laki-laki (maskulin) – feminimnya Petra – sama sekali tidak kuno dan bukan bahasa Yunani, sehingga kita heran kata tersebut diadopsi oleh gereja. Apakah Yesus dan orang-orang Yahudi lainnya pernah bermimpi menyebut nelayan Bar Yona sebagai Petros ? Pasti tidak. Versi Syriac yang disebut Pshittha sering mengubah bentuk bahasa Yunani ini menjadi Kipha (Kipa) . Dan fakta bahwa teks Yunani pun telah mempertahankan nama asli “Kephas” yang versi-versi Inggrisnya telah meniru dalam bentuk “Cephas”, menunjukkan bahwa Yesus berbicara bahasa Arami dan memberikan julukan “Kipha” kepada murid utamanya. Versi-versi Arab kuno Perjanjian Lama sudah sering menuliskan nama Petrus dengan “Sham'un' as-Sapha”; artinya, “Simon si Batu”. Ucapan Yesus: “Engkau adalah Petrus”, dan sebagainya, mempunyai padanan dalam versi bahasa Arab dalam bentuk “Antas-Sapha” (Matius 16:18; Yohanes 1:42; dan sebagainya).

Oleh karena itu, konsekuensinya jika Simon sebagai sang Sapha , maka gereja yang akan dibangun diatasnya pasti menjadi Mispha . Bahwa Yesus harus menyamakan Simon dengan Sapha dan gereja dengan Mispha sangatlah luar biasa. Tetapi, ketika saya membongkar misteri yang tersembunyi dalam persamaan ini dan hikmah yang terkandung dalam Sapha , maka kata itu mesti diterima sebagai kebenaran yang sangat mengagumkan tentang kelayakan Muhammad atas gelarnya yang agung: “Sang Mustapha”!

Dari apa yang telah dinyatakan diatas, keingintahuan pasti membawa kita untuk mengajukan beberapa pertanyaan:

Mengapa kaum Muslim dan Unitarian (Ahlutauhid) keturunan Ibrahim memilih sebuah batu untuk melaksanakan ibadah keagamaan mereka diatas atau disekelilingnya?

Mengapa batu khusus itu harus diberi nama sapha ? :

Apa yang diinginkan penulis? Dan lain-lain.

Batu dipilih sebagai material yang paling tepat dimana orang yang taat (pada agamanya) berjalan mengelilinginya, memberikan (ibadah) korbannya, menuangkan minyak dan anggur [lihat keterangan No. 3 akhir halaman] murninya, dan melaksanakan ibadahnya disekeliling batu. Tentunya lebih dari itu, batu ini ditegakkan untuk memperingati sumpah-sumpah dan janji-janji tertentu yang dibuat oleh seorang nabi atau orang shaleh kepada Penciptanya, dan wahyu yang ia terima dari Tuhan. Konsekuensinya, ia merupakan monumen suci untuk mengabadikan kenangan dan tokoh suci dari suatu peristiwa besar keagamaan. Untuk tujuan seperti itu, maka tidak ada material lain yang mampu mengungguli batu. Bukan hanya kekerasan dan daya tahan batu yang membuatnya cocok untuk tujuan tersebut, tetapi juga kesederhanaannya, kemurahannya, dan ketidakberhargaannya di suatu tempat yang sepi, akan melindunginya dari setiap daya tarik yang menimbulkan ketamakan atau kebencian manusia untuk mencuri atau menghancurkannya.

Sebagaimana diketahui, Hukum Musa dengan keras melarang memecah atau memahat batu-batu altar. Batu bernama Sapha benar-benar harus dibiarkan alami; tidak boleh ada gambar, prasasti, atau peralatan yang ditulis diatasnya, agar tidak satu pun dari hal-hal tersebut dijadikan sembahan di masa yang akan datang oleh orang-orang bodoh. Emas, besi, tembaga, atau logam lainnya, tidak dapat memenuhi semua sifat ini yang terdapat dalam batu yang sederhana. Oleh karena itu, akan dimengerti bahwa material yang paling murni, paling tahan lama, paling memenuhi syarat, dan paling aman untuk sebuah monumen yang religius dan sakral tidak bisa selain batu.

Patung Yupiter dari perunggu yang disembah oleh kafir Romawi Pontifex Maximus, diangkut dari Pantheon dan dituang kembali menjadi patung St. Petrus atas perintah seorang Kristen Pontiff. Sebenarnya, hikmah yang terdapat dalam sapha itu mengagumkan dan patut mendapat penghargaan dari orang-orang yang tidak menyembah objek lain, selain Tuhan. Harus juga diingat bahwa Sapha yang ditegakkan itu tidak hanya merupakan monumen keramat; tetapi juga merupakan tempat dan sirkuit dimana Sapha itu diletakkan. Karena alasan itulah, maka hajj (haji) kaum Muslim, seperti higga dalam bahasa Ibrani, dilaksanakan mengelilingi bangunan dimana batu suci terpasang.

Adalah fakta yang bayak diketahui bahwa kaum Karamatian yang membawa Batu Hitam dari Ka'aba (Ka'bah) dan menyimpannya di negeri mereka selama sekitar dua puluh tahun, diharuskan membawa dan meletakkannya kembali ditempatnya semula karena mereka tidak dapat menarik para peziarah dari Mekkah. Seandainya, ia adalah emas atau objek berharga lainnya, ia tidak mungkin ada, paling tidak, selama kira-kira lima ribu tahun; atau seandainya pun ada pahatan atau gambar seni diatasnya, maka sudah dihancurkan oleh nabi Muhammad sendiri. Adapun mengenai makna – atau mungkin makna-makna – Sapha , saya sudah membicarakannya sebagai sifat-sifat batu itu.

Kata Sapha terdiri dari konsonan “sadi” dan “pi” yang diakhiri dengan vokal “hi”, yang mana keduanya sebagai kata kerja dan kata benda. Artinya, dalam bentuk qal -nya, “menyucikan, mengawasi, memandang dari jauh, dan memilih”. Ia juga bermakna “menjadi kuat dan baik”; dalam paradigma pi'el -nya, yaitu kausatif, ia bermakna “membuat suatu pilihan, menyebabkan memilih”, dan seterusnya.

Orang yang mengawasi dari sebuah menara disebut Sophi (2 Raja-raja 9:17, dst.). Di zaman kuno – yaitu, sebelum dibangunnya Bait Sulaiman – nabi atau “Manusia Tuhan” disebut Roi dan Hozi , yang artinya “pelihat (ahli ramal)” (1 Samuel 9:9). Para ahli bahasa Ibrani, tentunya tidak asing dengan kata Msaphpi , atau malah Msappi , yang dalam orthografi sama dengan bahasa Arab Musaphphi , yang berarti “orang yang berusaha keras memilih yang murni, baik, dan kuat”, dan sebagainya.

Pengawas di Menara Yisrael, seperti dikutip tadi, memandang dan mengawasi dengan tajam dari jarak yang sangat jauh untuk melihat dengan jelas serombongan orang yang datang ke kota. Ia melihat utusan pertama sang Raja yang tiba dan bergabung dengan rombongan itu tetapi tidak kembali. Kasus yang sama terjadi pada kasus kedua dan ketiga. Baru kemudianlah sang Sophi dapat melihat dengan jelas ketua rombongan, yakni Yehu. Nah, lantas apa urusan dan jasa pengawas itu? Yaitu mengawasi dengan saksama dari jarak tertentu untuk membedakan sesuatu diantara yang lainnya dengan maksud untuk mengetahui identitasnya dan gerakan-gerakannya, jika benar-benar memungkinkan, dan kemudian menginformasikan kepada raja. Jika Anda bertanya: Apa urusan dan jasa dari Sophi yang sendirian berada di Mispa itu? Jawabannya – yang sekadar bahwa ia biasa mengawasi dari Menara Mispha (Mispa) untuk melihat dengan jelas identitas para peziarah di gurun pasir, atau bahwa ia biasa terus menjaga jangan sampai terjadi suatu bahaya – tidak mampu memuaskan seorang penyelidik yang sangat ingin tahu. Jika demikian, Mispha akan kehilangan watak religius dan sakralnya, dan malahan akan kelihatan sebagai menara pengawas militer.

Namun kasus Sophi dan Mispha sangat berbeda. Pada mulanya, Mispha hanyalah sebuah bait sederhana di sebuah tempat tinggi yang terpencil di Gal'ead dimana sang Sophi beserta keluarga dan pelayannya biasa tinggal. Setelah penaklukkan dan pendudukan negeri Kanaan oleh Israel, jumlah Mispha bertambah, dan mereka segera menjadi pusat-pusat keagamaan yang besar dan berkembang menjadi lembaga-lembaga pengetahuan dan confraternities .[lihat keterangan No. 4akhir halaman]. Mereka kelihatannya seperti Maulawi, Bakhtasy, Naqsyabandi, dan kumpulan-kumpulan keagamaan lainnya, masing-masing berada di bawah Syeikh dan Mursyid-nya sendiri-sendiri. Mereka mempunyai sekolah-sekolah yang menempel di Mispha , dimana hukum, agama, literatur Yahudi dan cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya dijabarkan Namun disamping karya kependidikan ini, sang Sophi menjadi kepala tertinggi dari suatu komunitas calon-calon anggota yang biasa dilatih dan diajarinya agama esoteris atau mistis yang kita kenal dengan nama Sophia . Sebenarnya, apa yang kita istilahkan sekarang dengan Suphee ( sufee atau sufi ) kemudian disebut nbiyim atau “nabi,” dan yang disebut, dalam istilah Islam takkas, zikr, atau doa dalam sembahyang, mereka biasa mengatakan “bernubuat.”

Di masa nabi Samuel, yaitu kepala negara dan juga kepala lembaga-lembaga Mispha , para murid dan calon anggota ini sudah menjadi banyak sekali; dan ketika Saul diberi upacara perminyakan suci dan dinobatkan, ia mengkuti zikr atau praktek doa bersama para calon anggota dan diumumkan dimana-mana, “Lihatlah Saul juga ada diantara para nabi.” Dan ucapan ini menjadi sebuah peribahasa karena ia juga “bernubuat” bersama kelompok nabi-nabi (1 Samuel 10:9-13).

Kaum Sufi diantara kaum Yahudi masih terus sebagai kelompok keagamaan esoteris di bawah supremasi seorang nabi zamannya sampai meninggalnya Raja Sulaiman. Setelah kerajaan terbagi menjadi dua, nampaklah bahwa telah terjadi pula perpecahan hebat diantara para Sophi . Di zaman nabi Elia, sekitar 900 SM, konon ia adalah satu-satunya nabi sejat yang masih ada dan bahwa semua nabi lainnya terbunuh, dan bahwa ada delapan ratus lima puluh nabi dari Baal dan Asyera (Ishra) yang “makan di meja Ratu Izebel” (1 Raja-raja 18:19). Namun hanya beberapa tahun kemudian, murid dan pengganti Elias, nabi Elisa, di Betel dan Yericho di penuhi oleh banyak sekali “anak-anak para nabi” yang meramalkan dia tentang kenaikan tuannya, Elia, yang sudah dekat (2 Raja-raja pasal 2).

Bagaimanapun keadaan riil para Sophi ( Sophee ) Yahudi setelah terjadinya perpecahan besar dalam keagamaan dan kebangsaan, satu hal pasti, bahwa pengetahuan sejati tentang Tuhan dan ilmu agama esoteris terus dipertahankan sampai munculnya Yesus, yang membangun Komunitas Inisiasi dalam Agama Batin pada Simon sang Sapha , dan bahwa para Sophi sejati atau para peramal dari Mispha Kristen terus menghidupkan pengetahuan ini dan menjaganya sampai munculnya Pilihan Allah, Muhammad al-Mustapha – bahasa Ibrani “ Mustaphi ”!

Alkitab menyebutkan – sebagaimana telah saya sebutkan sebelumnya – banyak sekali nabi terkait dengan Mispha , tetapi kita harus memahami benar bahwa, sebagaimana dinyatakan Al-Qur'an dengan jelas, “Allah sangat mengetahui siapa yang akan ia tunjuk sebagai rasul-Nya” (QS Al-An'am); bahwa Dia tidak memberikan karuania kenabian kepada seseorang karena keningratan, kekayaan, atau bahkan keshalehannya, tetapi karena keridoan-Nya. Keimanan dan semua amal shaleh, meditasi, latihan spiritual, shalat, puasa, dan pengetahuan Ilahiah bisa mengangkat orang baru menjadi seorang musyid atau pembimbing spiritual, atau ke tingkat orang suci, tetapi tidak akan pernah ke status seorang nabi; karena kenabian tidak diperoleh melalui usaha, namun sebagai karunia Allah. Bahkan dianatara para nabi, hanya ada beberpa saja yang berstatus Rasul dengan membawa kitab khusus dan ditugaskan untuk memimpin kaum tertentu atau membawa misi khusus. Oleh karena itu, istilah “nabi” seperti digunakan dalam kitab-kitab suci bahasa Ibrani sering bermakna ganda. Saya juga harus menyatakan dalam kaitan ini bahwa barangkali sebagian besar materi Alkitab adalah karya atau hasil dari Mispha-Mispha ini sebelum Penahanan Bangsa Babylonia, atau bahkan lebih awal lagi, tetapi kemudian direvisi oleh tangan-tangan yang tidak dikenal sampai memiliki bentuk seperti kita kenal sekarang.

Sekarang masih membicarakan tentang Sufisme Muslim dan kata Yunani Sophia (hikmah); dan diskusi tentang dua sistem pengetahuan tinggi ini benar-benar berada di luar lingkup artikel ini, adalah studi atau ilmu pengetahuan yang lebih luas dari istilah ini, adalah studi atau ilmu pengetahuan tentang prinsip-prinsip wujud pertama; dengan kata lain, filsafat melampaui batas-batas fisik dalam mengkaji wujud sejati, dan meninggalkan studi tentang sebab-sebab atau hukum-hukum dari sesuatu yang terjadi atau yang terlihat di alam. Perlu usaha yang sangat keras untuk menemukan kebenaran.

Sufisme Islam adalah perenungan tentang Allah dan diri ( nafs ), dan perlu usaha yang sangat keras untuk mencapai penyatuan diantara keduanya. Keunggulan Sophia Islam dibandingkan filsafat Yunani nampak jelas dari objek yang dilihatnya. Dan pasti lebih unggul dari paham membujang dan kebiaraan Kristen dalam pengabaiannya terhadap hati nurani dan keyakinan orang lain. Seorang Sophi (sufi) Muslim selalu mempunyai respek terhadap agama lain, menertawala ide bid'ah dan benci terhadap semua penganiayaan dan penindasan.

Sebagian besar Santo (orang suci) Kristen adalah penganiaya tukang bid'ah, atau kalau tidak, dianiaya tukang bid'ah, dan para santo terkenal dalam ketidaktolerannya.

Sebagai pernyataan kedua, saya ingin menambahkan bahwa para penulis Muslim selalu menulis kata Yunani philosophy (filosifi) dalam bentuk Phelsepha (filsafat) dengan sin sebagai ganti sadi atau tzadi , yakni salah satu huruf konstituen dalam kata Ibrani dan Arab Sapha dan Sophi . Saya kira bentuk ini diperkenalkan ke dalam literatur Arab oleh penerjemah Assyria yang tadinya anggota sekte Nestorian. Bangsa Turki menulis St. Sophia di Konstantinople dengan sadi , tetapi filosofi dengan sin , seperti samekh orang Yahudi. Saya percaya bahwa bahasa Yunani Sophia harus diidentifikasi secara etimologis dengan kata bahasa Ibrani; dan ide bahwa kata Muslim Sophia ( sawfiya ) berasal dari soph , yang berarti “wol,” harus ditinggalkan.

Sophia – atau hikmah – sejati, pengetahuan sejati tentang Tuhan, ilmu sejati tentang agama dan moralitas, dan pemilihan mutlak Rasul Allah terakhir dari diantara seluruh Utusan-Nya, termasuk institusi kuno Israel yang disebut Mispha sampai ia diubah bentuknya menjadi Mispha kaum Kristen.

Sangat mengagumkan melihat betapa lengkap analoginya dan betapa perekonomian Tuhan mengenai urusan-Nya dengan manusia dilaksanakan dengan keseragaman dan tata tertib yang mutlak. Mispha adalah filter dimana semua data dan orang disaring dan diteliti oleh Musaphphi (bahasa Ibrani, Mosappi ) sebagaimana oleh sebuah alat pemeras (karena demikianlah makna dari kata tersebut) agar yang asli dibedakan dan dipisahkan dari yang palsu, dan yag bersih dari yang kotor; namun abad demi abad silih berganti, beribu-ribu nabi datang dan pergi, masih saja sang Mustapha , manusia pilihan, belum muncul.

Kemudian datanglah Yesus, namun ia ditolak dan dianiaya, karena tidak ada lagi di Israel Mispha resmi yang akan mengakui dan mengumumkan dia sebagai Rasul Tuhan sejati yang diutus untuk memberikan kesaksian kepada sang Mustapha yang merupakan nabi terkahir setelahnya. “Majelis Agung Synagog” yang diadakan Ezra dan Nehemia, yang anggota terakhirnya adalah “Simeon Yang Adil” (310 SM), digantikan oleh Pengadilan Tertinggi Yerusalem, namanya “Sahedrin”; namun majelis yang belakangan ini, yang diketuai oleh Nassi atau sang “Pangeran,” menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus karena ia tidak mengenal orangnya dan sifat dari misi Ilahiahnya.

Namun segelintir Sophi mengetahui Yesus dan mempercayai misi kenabiannya, tetapi keliru karena mengira dia adalah sang Mustapha atau Rasul Allah yang “terpilih,” dan meraih serta menyatakannya sebagai raja, namun ia menghilang dari tengah-tengah mereka. Dia bukan sang Mustapha , kalau tidak maka akan menggelikan seandainya menjadikan Simon sebagai Sapha dan Gerejanya sebagai Mispha . Karena tugas dan kewajiban Mispha adalah mengawasi dan mencari sang Rasul Terakhir, agar ketika ia datang ia akan diproklamirkan sebagai Orang Terpilih (sang Mustapha ). Jika Yesus adalah Mustapha , maka tidak perlu lagi ada lembaga Mispha . Ini memang pokok bahasan yang sangat dalam menarik, dan patut dikaji dengan sabar. Muhammad al-Mustapha adalah misteri Mispha , dan harta karun Sophia
====================
Original Posting lihat di sini

Baca selengkapnya >>

MU'JIZAT YESUS


Sebuah dokumen berusia 1.200 tahun dalam bahasa kuno Koptik mengungkapkan Yesus ternyata memiliki mukjizat berubah wujud.
Dokumen ini tadinya disimpan dalam perpustakaan Biara Saint Michael di sebuah gurun di Mesir.
Daerah itu sekarang bernama Al-Hamuli, bagian barat Faiyum. Biara ini ditutup pada awal abad kesepuluh dan dokumen kuno ini ditemukan pada 1910. Setahun kemudian bankir tajir asal Amerika Serikat J.P. Morgan dan kini menjadi koleksi Morgan Library and Museum di Kota New York, Amerika.

Dokumen itu menceritakan Pontius Pilatus, hakim Yahudi memerintahkan penyaliban Yesus, tanpa diketahui orang lain mengadakan jamuan makan malam bersama Yesus di rumahnya. Yesus kemudian memberkati Pilatus sekeluarga. Dia pun menawarkan putra tunggalnya sebagai pengganti Yesus untuk disalib. "Saya akan memberikan satu-satunya putra saya sehingga mereka bisa membunuh dia menggantikan tempat Anda," kata Pilatius dalam dokumen itu, seperti dilansir stasisun televisi FOX News, Rabu (13/3).
Yesus memuji kebaikan Pilatius dan menolak tawarannya secara halus.
Yesus bahkan bilang dia biasa saja kabur dari upaya penyaliban jika mau.
"Pilatius kemudian memandang Yesus tanpa berkedip, Yesus hilang dari pandangannya dan dia tidak pernah bertemu Yesus lagi...," tulis dokumen itu.
Karena Yesus bisa berubah wujud inilah, Yudas menggunakan ciuman sebagai cara untuk memastikan orang itu adalah Yesus. "Kemudian
orang-orang Yahudi itu berkata kepada Yudas, bagaimana kami bisa menangkap Yesus karena dia tidak hanya memiliki satu rupa, tapi dia bisa berubah bentuk. Kadang wajahnya kemerah-merahan, putih, merah, sewarna tepung, kadang pucat seperti pertapa, kadang muda, kadang seperti orang tua," tulis dokumen itu.
kemudian disini yudas sudah menyadari mukjizat itu (perubahan wajah) yesus pada dirinya, akhirnya dia menyesali perbuatannya yang berkhianat pada yesus dan akhirnya yudas rela ditangkap

nas inilah yang tercatat di Yesaya 53:8-12
18:8 Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi

KERISTEN nah luh :v

========================
Kata kunci: Mukjizat Yesus: berubah dan merubah wujud.
------------------------------
Apakah Injil ada menceritakan bahwah Yesus dapat berubah wajah coba baca ayat-ayat berikut...ikuti ceritanya Jawabanya adalah "YA" kalau di pakai Logika berpikir


Lukas 24:13-16
==>>24:13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.

Lukas 24:17-18
==>>24:17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" ??Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"

Lukas 24:17-18 ini Judul peringkopnya di Injil " Yesus menampakkan diri di Jalan Emaus tp tidak 1 orang pun yg mengenal dia)
--------
Sumber di sini
===================

Baca selengkapnya >>

MENCAPAI KEIMANAN DENGAN LOGIKA

   Keimanan adalah keyakinan, yang dalam Islam wajib dicapai dengan penuh kesadaran dan pengertian, karena hanya dengan inilah kesetiaan tunggal pada Islam (tauhid) bisa diharapkan, seperti halnya seorang fisikawan yang telah yakin akan keakuratan instrumennya, sehingga ia pun segera berbuat sesuatu, begitu instrumen itu mengabarkan existensi radiasi atom yang tidak pernah bisa dideteksi oleh indera fisikawan itu sendiri.
FITRAH MANUSIA
Sejak adanya manusia, manusia memiliki berbagai ciri-ciri (fitrah) yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia memiliki intuisi untuk memilih dan tidak mau menyerah pada hukum-hukum alam begitu saja. Manusia bisa mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan nalurinya, misal makan meski sudah kenyang (karena menghormati tuan rumah), atau tidak melawan meski disakiti (karena menjaga perasaan orang). Hal ini tidak ada pada binatang. Seekor kucing yang sudah kenyang tak mau lagi mencicipi makanan yang enak sekalipun.
Manusia memiliki kemampuan mewariskan kepada manusia lain (atau keturunannya) hal-hal baru yang telah dipelajarinya. Inilah asal peradaban manusia. Hal ini tidak terdapat pada binatang. Seekor kera yang terlatih main musik dalam circus tidak akan mampu melatih kera lainnya. Seekor kera hanya bisa melatih seekor anak kera pada hal-hal yang memang nalurinya (memanjat, mencari buah).
Kesamaan manusia dengan binatang hanya pada kebutuhan eksistensialnya (makan, minum, istirahat dan melanjutkan keturunan).
MANUSIA MENCARI HAKEKAT HIDUPNYA
Manusia yang telah terpenuhi kebutuhan eksistensialnya akan mulai mempertanyakan, untuk apa sebenarnya hidup itu. Hal ini karena manusia memiliki kebebasan memilih, mau hidup atau mati. Karena faktor non naluriahnya, manusia bisa putus asa dan bunuh diri, sementara tidak ada binatang yang bunuh diri kecuali hal itu dilakukannya dalam rangka mempertahankan eksistensinya juga (pada lebah misalnya).
Pertanyaan tentang hakekat hidup ini yang memberi warna pada kehidupan manusia, yang tercermin dalam kebudayaan, yang digunakannya untuk mencapai kepuasan ruhaninya.

MANUSIA MEMBUTUHKAN TUHAN
Dalam kondisi gawat yang mengancam eksistensinya (misalnya terhempas ombak di tengah samudra, sementara pertolongan hampir mustahil diharapkan), fitrah manusia akan menyuruh untuk mengharapkan suatu keajaiban.
Demikian juga ketika seseorang sedang dihadapkan pada persoalan yang sulit, sementara pendapat dari manusia lainnya berbeda-beda, ia akan mengharapkan petunjuk yang jelas yang bisa dipegangnya. Bila manusia tersebut menemukan seseorang yang bisa dipercayainya, maka dalam kondisi dilematis ini ia cenderung merujuk pada tokoh idolanya itu.
Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia cenderung mencari "sesembahan". Mungkin pada kasus pertama, sesembahan itu berupa dewa laut atau sebuah jimat pusaka. Pada kasus kedua, "sesembahan" itu bisa berupa raja (pepunden), bisa juga berupa tokoh filsafat, pemimpin revolusi bahkan seorang dukun yang sakti.

TANDA-TANDA EKSISTENSI TUHAN
Di luar masalah di atas, perhatian manusia terhadap alam sekitarnya membuatnya bertanya, "Mengapa bumi dan langit bisa sehebat ini, bagaimana jaring-jaring kehidupan (ekologi) bisa secermat ini, apa yang membuat semilyar atom bisa berinteraksi dengan harmoni, dan dari mana hukum-hukum alam bisa seteratur ini".
Pada masa lalu, keterbatasan pengetahuan manusia sering membuat mereka cepat lari pada "sesembahan" mereka setiap ada fenomena yang tak bisa mereka mengerti (misal petir, gerhana matahari). Kemajuan ilmu pengetahuan alam kemudian mampu mengungkap cara kerja alam, namun tetap tidak mampu memberikan jawaban, mengapa semua bisa terjadi.
Ilmu alam yang pokok penyelidikannya materi, tak mampu mendapatkan jawaban itu pada alam, karena keteraturan tadi tidak melekat pada materi. Contoh yang jelas ada pada peristiwa kematian. Meski beberapa saat setelah kematian, materi pada jasad tersebut praktis belum berubah, tapi keteraturan yang membuat jasad tersebut bertahan, telah punah, sehingga jasad itu mulai membusuk.
Bila di masa lalu, orang mengembalikan setiap fenomena alam pada suatu "sesembahan" (petir pada dewa petir, matahari pada dewa matahari), maka seiring dengan kemajuannya, sampailah manusia pada suatu fikiran, bahwa pasti ada "sesuatu" yang di belakang itu semua, "sesuatu" yang di belakang dewa petir, dewa laut atau dewa matahari, "sesuatu" yang di belakang semua hukum alam.

"Sesuatu" itu, bila memiliki sifat-sifat ini:
1. Maha Kuasa
2. Tidak tergantung pada yang lain
3. Tak dibatasi ruang dan waktu
4. Memiliki keinginan yang absolut
maka dia adalah Tuhan, dan berdasarkan sifat-sifat tersebut tidak mungkin zat tersebut lebih dari satu, karena dengan demikian berarti satu sifat akan tereliminasi karena bertentangan dengan sifat yang lain.

TUHAN BERKOMUNIKASI VIA UTUSAN
Kemampuan berfikir manusia tidak mungkin mencapai zat Tuhan. Manusia hanya memiliki waktu hidup yang terhingga. Jumlah materi di alam ini juga terhingga. Dan karena jumlah kemungkinannya juga terhingga, maka manusia hanya memiliki kemampuan berfikir yang terhingga. Sedangkan zat Tuhan adalah tak terhingga (infinity). Karena itu, manusia hanya mungkin memikirkan sedikit dari "jejak-jejak" eksistensi Tuhan di alam ini. Adalah percuma, memikirkan sesuatu yang di luar "perspektif" kita.
Karena itu, bila tidak Tuhan sendiri yang menyatakan atau "memperkenalkan" diri-Nya pada manusia, mustahil manusia itu bisa mengenal Tuhannya dengan benar. Ada manusia yang "disapa" Tuhan untuk dirinya sendiri, namun ada juga yang untuk dikirim kepada manusia-manusia lain. Hal ini karena kebanyakan manusia memang tidak siap untuk "disapa" oleh Tuhan.

UTUSAN TUHAN DIBEKALI TANDA-TANDA
Tuhan mengirim kepada manusia utusan yang dilengkapi dengan tanda-tanda yang cuma bisa berasal dari Tuhan. Dari tanda-tanda itulah manusia bisa tahu bahwa utusan tadi memang bisa dipercaya untuk menyampaikan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin diketahuinya dari sekedar mengamati alam semesta. Karena itu perhatian yang akan kita curahkan adalah menguji, apakah tanda-tanda utusan tadi memang autentik (asli) atau tidak.
Pengujian autentitas inilah yang sangat penting sebelum kita bisa mempercayai hal-hal yang nantinya hanyalah konsekuensi logis saja. Ibarat seorang ahli listrik yang tugas ke lapangan, tentunya ia telah menguji avometernya, dan ia telah yakin, bahwa avometer itu bekerja dengan benar pada laboratorium ujinya, sehingga bila di lapangan ia dapatkan hasil ukur yang sepintas tidak bisa dijelaskanpun, dia harus percaya alat itu. Seorang fisikawan adalah seorang manusia biasa, yang dengan matanya tak mungkin melihat atom. Tapi bila ia yakin pada instrumentasinya, maka ia harus menerima apa adanya, bila instrumen tersebut mengabarkan jumlah radiasi yang melebihi batas, sehingga misalnya reaktor nuklirnya harus segera dimatikan dulu.
Karena yakin akan autentitas peralatannya, seorang astronom percaya adanya galaksi, tanpa perlu terbang ke ruang angkasa, seorang geolog percaya adanya minyak di kedalaman 2000 meter, tanpa harus masuk sendiri ke dalam bumi, dan seorang biolog percaya adanya dinosaurus, tanpa harus pergi ke zaman purba.
Keyakinan pada autentitas inilah yang disebut "iman". Sebenarnya tak ada bedanya, antara "iman" pada autentitas tanda-tanda utusan Tuhan, dengan "iman"-nya seorang fisikawan pada instrumennya. Semuanya bisa diuji. Karena bila di dunia fisika ada alat yang bekerjanya tidak stabil sehingga tidak bisa dipercaya, ada pula orang yang mengaku utusan Tuhan tapi tanda-tanda yang dibawanya tidak kuat, sehingga tidak pula bisa dipercaya.

MENGUJI AUTENTITAS TANDA-TANDA DARI TUHAN
Tanda-tanda dari Tuhan itu hanya autentis bila menunjukkan keunggulan absolut, yang hanya dimungkinkan oleh kehendak penciptanya (yaitu Tuhan sendiri). Sesuai dengan zamannya, keunggulan tadi tidak tertandingi oleh peradaban yang ada. Dan orang pembawa keunggulan itu tidak mengakui hal itu sebagai keahliannya, namun mengatakan bahwa itu dari Tuhan !!!
Pada zaman Nabi Musa, ketika ilmu sihir sedang jaya-jayanya, Nabi Musa yang diberi keunggulan mengalahkan semua ahli sihir, justru mengatakan bahwa ia tidak belajar sihir, namun semuanya itu hanya karena ijin Tuhan semata.
Demikian juga Nabi Isa, yang menyembuhkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, meski masyarakatnya merupakan yang termaju dalam ilmu pengobatan pada masanya. Toh Nabi Isa hanya mengatakan semua itu karena kekuasaan Tuhan semata, dan ia bukan seorang tabib.
Dan Nabi Muhammad? Tanda-tanda beliau sebagai utusan yang utama adalah Al-Quran. Pada saat itu Mekkah merupakan pusat kesusasteraan Arab, tempat para sastrawan top mengadu kebolehannya. Dan meski pada saat itu semua orang takjub pada keindahan ayat-ayat Al-Quran yang jauh mengungguli semua puisi dan prosa yang pernah ada, Nabi Muhammad hanya mengatakan, ayat itu bukan bikinannya, tapi datangnya dari Allah.
Itu 14 abad yang lalu. Pada masa kini, ketika ilmu alam berkembang pesat, terbukti pula, bahwa kitab Al-Quran begitu teliti. Tidak ada ayat yang saling bertentangan satu sama lain. Dan tak ada pula ayat Al-Quran yang tidak sesuai dengan fakta-fakta ilmu alam.
Di sisi lain, fenomena pembawa ajaran itu juga menunjukkan sisi autentitasnya. Meski mereka:

   * orang biasa yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan, juga tidak
     join dengan penguasa atau yang bisa menjamin kesuksesannya;
   * menyebarkan ajaran yang melawan arus, bertentangan dengan tradisi yang lazim di masyarakatnya;
mereka berhasil dengan ajarannya, dan keberhasilan ini sudah diramalkan lebih dulu pula, dan semua itu dikatakannya karena Tuhanlah yang menolongnya.

KONSEKWENSI SETELAH MEYAKINI AUTENTITAS TANDA-TANDA KENABIAN MUHAMMAD
Setelah kita menguji autentitas tanda-tanda kenabian Muhammad dengan menggunakan segala piranti logika yang kita miliki, dan kita yakin bahwa itu asli berasal dari Tuhan, maka kita harus menerima apa adanya yang disebutkan oleh kitab Al-Quran maupun oleh hadits yang memang teruji autentis berasal dari Muhammad.
Dan ajaran Nabi Muhammad saw ini adalah satu-satunya ajaran autentis dari Allah, yang diturunkan kepada penutup para utusan, tidak tertuju ke satu bangsa saja, tapi ke seluruh umat manusia, sampai akhir zaman.

==============
Original Posting lihat di sini
Baca selengkapnya >>

Makam Yesus

Kalian sudah tahu ini adalah sejarah ternyata penjaga makam yesus itu seorang
muslim. Gerbang itu besar dan tinggi. Pintunya dari kayu tebal dan  bergerendel besi. Kaum Kristen di seluruh dunia mengenal gerbang itu  sebagai pintu masuk Gereja Makam Kudus di Yerusalem. Makam itu adalah  bangunan tersuci umat Kristen. Mereka percaya gereja itu dibangun di
atas bukit Golgotha, tempat Yesus Kristus disalib dan makam tempat ia bangkit kembali.

Penjaga Makam Yesus Wajeeh Nuseibeh
bukan Kristen. Lelaki gemuk berusia 55 tahun itu beragama Islam dan  hidup turun temurun di kota yang pernah menjadi Ibu Kota Israel itu.  Tapi, demikianlah adanya. Makam suci itu dijaga selama berabad-abad oleh sebuah keluarga Muslim. Wajeeh adalah salah satu keturunan keluarga itu
yang kini menjadi juru kunci Gereja Makam Kudus.

"Tak seorang  pun di seluruh dunia yang boleh membuka gereja itu kecuali aku," katanya
seperti dilaporkan Time. Ketika Kalifah Umar menguasai Yerusalem pada tahun 638, ia menugaskan seorang prajurit Arab, nenek moyang Wajeeh, menjaga gereja itu. Sejak itu keluarga Nuseibah tak cuma menjaga gereja tapi juga menjadi wasit bagi tujuh sekte Kristen yang saling memperebutkannya.

Tiga kelompok terkuat, Katolik Roma, Yunani, dan Armenia, memegang 70 persen kepemilikan gereja. Setiap kelompok mengaku berhak memiliki tempat suci itu. Masing-masing meletakkan patung-patung malaikatnya di dalam basilika.
Beberapa tahun lalu, sekitar 500 pendeta Yunani dan Fransiskan bercekcok berjam-jam, saling melempar bangku dan memukul dengan tangkai tempat lilin. Ini terjadi gara-gara satu sekte harus melintasi barang suci milik yang lain.
Selama berabad-abad kecurigaan dan kebencian itu membuat hanya seorang Muslim yang dapat dipercaya memegang kunci Makam. "Kaum Kristen menilai aku netral," kata Wajeeh.

Wajeeh hanya digaji sekitar Rp 45 ribu per bulan oleh masing-masing sekte. Jadi, ia menerima sekitar Rp 315 ribu per bulan untuk mengurusi tempat itu. Tapi, dia mengerjakannya dengan serius karena itulah tugas keluarganya. Keluarga Nuseibeh dulu punya ladang-ladang zaitun yang luas, tapi telah musnah setelah perang 1967 ketika Israel menjajah wilayah Yordania.

Wajeeh mendapat uang tambahan sebagai pemandu wisata. Sebagian keluarga Nuseibeh kini menjadi
profesor dan pengusaha, tapi takdir Wajeeh, yang diwariskan oleh ayahnya, adalah menjaga Makam Suci. "Kadangkala orang-orang memarahiku.
'Kamu Muslim. Apa yang kau lakukan di sini?' Aku katakan kepada mereka,

'Kami tidak fanatik. Kami menghormati kaum Kristen'," kata Wajeeh.
Baca selengkapnya >>

MAKNA KATA "KAMI" DALAM AL QUR'AN .

Bissmillahirahmanirahim ..

Disini saya akan sedikit memberikan jawaban atas pertanyaan para sodara-sodara non muslim yang selalu bingung dengan kata "KAMI" dalam Al-Qur'an .Semoga dengan penjelasan di dokumen ini sodara non muslim bisa memahaminya. 

Dalam bahasa Inggris ,kedua kata "KITA & KAMI" hanya di wakili oleh kata "WE".
Dalam bahasa arab "NAHWU" 
Dalam bahasa jerman "WIR"
Dalam bahasa belanda "WIJ"
Dalam bahasa prancis " NOUS" 

Dalam ilmu linguistik bahasa indonesia memiliki dua kata untuk mengungkapkan konsep kata ganti orang pertama jamak yaitu "KITA" dan "KAMI" .Bahasa arab adalah bahasa paling sukar didunia ,bahasa paling sukar nomer 2 adalah bahasa China==>hal ini desebabkan karna dalam 1 kata ,bahasa arab memiliki banyak makna.

Contoh : Sebuah genjer ,dalam suatu daerah boleh bermakna laki-laki ,tetapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.

Dalam bahasa arab ,dhamir NAHWU ialah dalam bentuk jamak yang berarti KITA atau KAMI.Tapi dalam Ilmu NAHWU  maknanya bukan hanya KAMI,tapi bisa juga AKU,SAYA dll.

Al-Qur'an adalah Kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi,ada juga kata "ANTUM" yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meskihanya satu orang saja.Makna "ANTUM" adalah kalian (jamak)==>ANTUM ,maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapa'an "ANTA".

"NAHWU " tidak  harus bermakna arti banyak,tetapi juga menunjukan ke Agungan Allah Subhanallahuta'ala.

Ini di pelajrai dalam Ilmu Balaghah (NAHWU).

Kata 2 ,kata KAMI dalam Al-Qur'an untuk menjelaskan ada peran mahluk lain atas kehendak Allah.

CONTOH : Telah KAMI wahyukan kepadanya perkara itu,yaitu bahwa mereka akan di tumpas habis pada waktu subuh.
"KAMI wahyukan" maka disiniberarti ada peran mahluk laik yaitu malaikat Jibril sebagai pembawa kabar atas perintah Allah Subhanallahuta'ala. 

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya .

Semoga bisa memahami .
Baca selengkapnya >>

Menolong

Saya buat tread ini hanya menberikan penjelasan pada Umat muslim aja dan bagi para domba yg membaca ini aku minta gak usah komen dan gak usah bantah ya..!!

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya, Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj: 40)

Yang dimaksud dengan istilah ''menolong Allah'' tentu bukan berarti Allah SWT itu lemah. Jelas kalimat ini bukan kalimat yang menunjukkan kelemahan Allah. Dan Maha Suci Allah SWT dari segala sifat kelemahan dan kekurangan.

Kalimat ini adalah sebuah bentuk pengungkapan yang indah dan amat puitis serta menyentuh kalbu kita. Dan Allah SWT memang sengaja memilih ungkapan ''menolong Allah'', meski hakikatnya bukan demikian.

Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan menolong Allah adalah membela keberlangsungan agama Islam dan syariat yang telah Allah turunkan, dari usikan dan tekanan orang yang kafir yang membangkang. Maka maknanya adalah membela agama yang Allah tetapkan.

Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan ayat lainnya. Sebab siapa pun tahu bahwaungkapan ''menolong Allah'' maksudnya adalah menolong agama Allah, bukan berarti Allah lemah. Bentuknya adalah memperjuangkan agama Islam dengan sekuat tenaga, kalau perlu dengan mengucurkan keringat, air matabahkan darah kalau memang dibutuhkan.

Hanya para juhala'' (orang bodoh) yang memahami dengan cara terbalik-balik demikian. Atau memang orang-orang hatinya diliputi oleh kegelapan, sehingga tidan bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

Argumentasi yang seperti ini sebenarnya terlalu lemah untuk digunakan sebagai hujatan kepada Allah, karena jauh dari ilmiyah, apalagi logis. Justru argumentasi seperti ini malah memalukan diri mereka sendiri.

Orang-orang itu harus belajar lebih banyak lagi dari para orientalis kafir, agar punya argumentasi yang lebih masuk akal. Bukan yang asal jadi sehingga malah membuat semakin menampakkan kebodohan mereka.

Namun mereka semua harus berhadapan dengan kehendak dan kekuasaan Allah, baik orientalis kafir yang sesat atau pun para pengikutnya yang masih amatiran itu yang menuliskan keraguan lewat situs itu.

Tentunya semuanya tidak akan merusak apapun dari kekuasaan Allah. Bahkan meski seorang orang menjadi kafir dan menghina Allah, tetap saja kekuasaan dan kesempurnaan Allah tidak terusik.

Kesesatan adalah kesesatan, tetapi Allah SWT akan meruntuhkan kesesatan itu, karena kesesatan adalah sesuatu yang harus runtuh. Wallahu a''lam bishshawab
=========
Original Posting lihat di sini
Baca selengkapnya >>

MENGUAK DOGMA TRINITAS

Darimana asal ide dosa warisan?
Dari filsafat Yunani yang dipenalkan oleh Origen, bapak Teologi Yunani. Filsafat Yunani yang diperkenalkan Origen ini dijelaskan oleh Tony Lane dalam bukunya Christian Thought, 1984, hal 22-23:Dasarnya adalah ketika perkembangan Kristen selanjutnya dipengaruhi oleh filsafat Yunani. Ini nampak jelas dari ajaran tentang keselamatan yang diajarkan. Dia dapat menjelaskan bagaimana Yesus-Kristus mati untuk menebus dosa kita di tiang salib untuk menebus kita dari kekuasaan setan.

Teologi Yunani ini kemudian dimasukkan ke dalam ajaran Kristen oleh Athanasius (297 - 373 M). Dalam bukunya yang berjudul *The Incarnation of the Word, hal 20, dia mengatakan :"Setelah menjalankan tugas ketuhannya, dia menyerahkan dirinya sebagai korban untuk semua dan menyerahkan dirinya sebagai korban untuk semua dan menyerahkan dirinya untuk mati demi menebus semua dosa manusia"
Ini sangat bertentangan dengan ajaran Yesus yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat dicapai dengan bertaqwa kepada Allah
"Jawab Yesus: Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik (Tuhan Allah). Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup (sorga), turutilah segala perintah Alllah." (Matius 19:17)
"Inilah hidup yang kekal itu (sorga), yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)
Sejak ide dosa warisan diperkenalkan oleh Athanasius, pemimpin gereja lainnya seperti Arius dan pengikut-pengikutnya menentang ajaran yang dipetik dari ajaran penyembah berhala ini. Arius menggunakan ayat-ayat Kitab Perjanjian Lama untuk membuktikan bahwa tidak ada satu pun Nabi di Perjanjian Lama yang mengajarkan dosa warisan.

Apakah Trinitas itu suatu Misteri?[/i]Trinitas adalah tiga Tuhan dalam satu. Tuhan Allah adalah Misteri. Tak seorangpun pernah melihat atau mengetahui seperti apa Tuhan Allah itu. Yesus adalah manusia dengan tulang dan daging. Beliau hidup di dunia ini sebagai orang yang mempunyai sejarah hidup. Roh Kudus adalah "Tuhan" ciptaan konsili yang tidak dikenal di zaman Yesus.[/i][b]
kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus.(Kis 19:2)
Naskah Laut Mati yang ditulis di zaman Yesus tidak pernah menyebut tentang Roh Kudus yang disembah.Reverend Dr. Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Year of Yesus Revealed, 1992, hal 16, menjelaskan:
[b]Hanya sedikit pemeluk agama Kristen yang hingga saat ini menyadari (sebagaimana hanya sedikit para ilmuwan yang hingga saat ini mau mengakui), betapa banyak ajaran dasar agama Kristen yang harus dirubah secara radikal dan beberapa banyak lainnya yang harus disingkirkan (dari Alkitab) bila Naskah Laut Mati diakui dan dipelajari dengan benar dalam hubungannya dengan Kitab Perjanjian Baru. Ajaran yang paling lemah dan harus disingkirkan adalah tentang Roh kudus, sebagaimana yang terlihat dalam Naskah Laut Mati, dan tanpa bisa dihindari, ajaran tentang Trinitas harus pula tersingkir, karena sama sekali tidak pernah diajarkan dalam Alkitab.
Biarawati dan penulis kawakan Karen Armstrong dalam bukunya A History of God hal 135, mengutip pernyataan Gregory of Nazianus, tokoh pemikir Trinitas abad IV yang menceritakan bagaimana Roh Kudus yang tidak dikenal di zaman Yesus menimbulkan berbagai permasalahan ketika mulai diperkenalkan di abad ke IV.
*Golongan Cappadocian (pendukung Trinitas) juga pusing untuk menetapkan pengertian Roh Kudus pada konsili Nicea: "Dan kami percaya kepada Roh Kudus" nampaknya baru ditambahkan ke Credo Athanasius (di Nicea) setelah dipikirkan kemudian. Masyarakat dibuat bingung tentang apa sesungguhnya Roh Kudus itu. Apakah itu sama dengan Tuhan ataukah sesuatu yang lain? "Sebagian orang menganggap Roh Kudus sebagai suatu kegiatan, kata Gregory of Nazianzus, sebagian lagi menganggap makhluk, sebagian menganggapnya Tuhan, dan sebagian lagi tidak tahu mau menyebut apa."
Oleh karena itu untuk menyatakan bahwa Allah yang tidak nampak, manusia Yesus yang memiliki tulang dan daging dan Roh Kudus yang tidak pernah dikenal di zaman Yesus adalah satu zat, memang dapat dianggap misteri yang artinya aneh bin ajaib. Doktrin ini membingungkan pencetusnya sendiri serta para agamawan Kristen. Mereka kesulitan menjelaskan ajaran meyembah berhala ini dalam konteks Kristen. Ujung-ujungnya mereka menetapkan doktrin Trinitas sebagai suatu misteri (Cave 1997).
Perhatikan bagaimana pengakuan jujur "Romonya" Trinitas, Athanasius, dalam buku The Decline and Fall of Roman Empire yang ditulis oleh Edwad Gibbon :"Teolog besar Kristen Athanasius sendiri secara terbuka mengakui bahwa semakin dia memaksakan pengertiannya untuk menjelaskan ketuhanan Logos (Firman), segala daya dan upaya yang diusahakannya kandas dengan sendirinya; bahwa semakin dia berfikir, semakin kurang dia memahami, semakin banyak dia menulis, semakin kurang kemampuan menjelaskan jalan pikirannya."
Baru saja Athanasius mencoba memformulasikan hubungan Yesus sebagai Logos (Firman) penyembah berhala dengan Tuhan Allah, dia sudah pusing tujuh keliling. Belum lagi ditambah dengan "Tuhan" Roh Kudus.
Monsignor Eugene Clark mengakui konsep Trinitas memang sulit dimengerti. Untuk itu menurut dia, sebaiknya konsep Trinitas diterima saja walaupun tidak dimengerti."Tuhan itu satu, Tuhan itu tiga. Karena tidak ada difinisi yang seperti ini dia ala ini, maka kita terima saja konsep tersebut meskipun kita tidak mengerti."
Hubungan ketika oknum dalam Trinitas dengan sudah payah diciptakan oleh Gereja di tengah-tengah pertentangan, kontroversi dan malah dengan pertumpahan darah. Pemimpin Gereja terpaksa harus mengeluarkan pernyataan untuk menerima ajaran Kristen tanpa harus menyelidikinya. Uskup Agung Anselm, pemimpin gereja di Cantenbury (1093 - 1109) dalam bukunya yang berjudul Prosologian I mengatakan :"Saya tak perlu mengerti untuk percaya, tetapi saya percaya agar saya mengerti."
Selanjutnya dalam bukunya Cur Deus Homo 1:2 dia menjelaskan urut-urutan menerima ajaran yang misterius dari Kristen: Urutan yang tepat adalah meyakini keimanan Kristen secara mendalam lebih dahulu, baru kemudian mendiskusikannya berdasarkan akal sehat. dengan demikian, walaupun saya tidak mengerti sama sekali, tidak ada yang akan dapat menguncang keteguhan iman saya.
Kalau sudah begini keadaannya, berarti tidak ada lagi jalan bagi mereka yang ingin mempertanyakan kebenaran suatu ajaran sebelum diyakini. Kalau yang diajarkan kepada kita adalah suatu yang benar, syukur; tetapi kalau yang diajarkan kepada kita ternyata sesuatu yang salah, sekuat apapun kita mengimaninya, ya tetap saja salah, dan konsekuensinya kita akan dicampakkan ke dalam api neraka.
Kalau Gereja sudah mengatakan demikian, sementara Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah oknum kedua dari Trinitas, berarti kita diberi kesan seakan-akan Yesus sengaja menipu umatnya bani Israel, hanya untuk menyenangkan para penyembah berhala di kerajaan Romawi.
Mengapa umat Kristen dapat menerima ide yang tidak masuk akal ini?
Para penginjil menurut Dr. Bruce Goldbert dalam bukunya "New Age Hypnosis" hal 2, sudah terlatih dalam pemanfaatan jurus-jurus hipnotisme dan sugesti. Melalui teknik-teknik ini dengan mudah mereka menaklukkan alam bawah sadar jemaat atau individu. Mereka menggunakan cara-cara ini untuk mencuci otak jemaat agar mudah menerima pesan-pesan, baik yang masuk akal maupun yang tidak masuk akal, yang dikemas dengan retorika yang mempesona. Dengan cara ini mereka dapat membuat sesuatu yang tidak masuk akal seakan-akan masuk akal. Sementara jemaat yang sudah "berserah diri" hanya mampu menyahut 'Amin,Amin..
Gordon Urquhart dalam bukunya The Pope's Armada, 1995, pada halaman belakang menjelaskan misi rahasia Kristen mencuci otak jemaat :Tiga kekuatan besar gerakan ultra-tradisional dalam Kristen Katolik, terlibat dalam upacara rahasia penerimaan anggota, teknik cuci otak termasuk penghancuran pribadi seseorang, intimidasi moral dan spiritual yang tidak lazim dan malah berbahaya.
Tertulian dalam bukunya The Flesh of Christ, hal 5, memainkan jurus ini:"Anak Tuhan disalib Saya tidak malu karena ini memalukan. Anak Tuhan mati. Ini dipercaya karena tidak masuk akal. Dia dikuburkan dan bangkit kembali. Ini pasti tidak mungkin."
Teknik ini bukan hanya populer dan berlaku di zamannya. Adalah Mike Velarde, salah seorang pemimpin Kristen kharismatik di Philipina memperlihatkan keampuhan pengaruhnya terhadap lebih sejuta pengikutnya di lapangan Philipne International Convention Center dengan mengatakan bahwa mereka dapat memperoleh rejek1 dari Tuhan dengan membalikkan payungnya keatas untuk menampung rejeki dari langit. Kemampuan Mike Velarde ini dikomentari oleh Pastor Robert Reyes di Harian Philipine Daily Inquirer terbitan Desember 1999, hal 9 sebagai berikut:
"Mike Velarde lebih cerdik karena dia mapu memperdaya orang-orang miskin untuk percaya bahwa dia dapat membuat mereka menjadi kaya-raya. Oleh rakyat yang sudah cukup menderita, setiap janji yang memberi mereka harapan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, akan mereka rebut."
PENGKHIANATAN PAULUS
Dalam kitab Yohanes, Yesus berkata:Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (Yohanes 16:2)
Menyimak ayat Bibel di atas, bagi orang yang paham tentang sejarah awal umat Kristiani, ucapan Yesus tersebut justru ditujukan kepada Paulus (Saulus dari Tarsus) dan pengikutnya yang telah membunuh pengikut-pengikut setia Yesus.
Umat Kristiani menyangka bahwa ia (Paulus) berbuat bakti bagi Allah, sehingga dia diangkat sebagai Bapak Gereja sedunia. Padahal dia lah orang pertama yang menodai ajaran Yesus.
Yesus pun memberikan perumpamaan:
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." (Matius 13:24-30)
Siapakah penabur benih lalang sebagaimana disinyalir oleh Yesus yang tercantum dalam Matius 13:24-30 di atas?
Tidak lain dia adalah Paulus, seorang pengkhianat yang menyusup seolah-olah menjadi murid Yesus. Kemudian mengadakan kudeta terhadap ajaran Yesus dan mendirikan agama yang dia beri nama Kristen pada tahun 40 Masehi1 di kota Antiokhia.
Simaklah informasi Bibel berikut ini:
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)
Terlepas dari persoalan perspektif Islam maupun Yudeo-Kristen, dan mengingat Yesus (dalam Bibel) tidak pernah memberi nama kepada ajaran/agama yang dibawanya, maka agar lebih netral, kita sebut saja agama yang dibawa Yesus sebagai agama Nasrani. Kemudian, marilah kita perbandinkan:
1. Agama yang dibawa Yesus bernama agama Nasrani. Nasrani dari kata Nazaret, yaitu nama sebuah desa tempat kelahiran Yesus (Yohanes 7:31,41-42).Ajaran agama Nasrani antara lain:
a. Yesus dikhitan pada umur 8 hari (Kejadian 17:14; Lukas 2:21).
b. Yesus meninggal dunia diberi kain kafan (Matius 27:59; Yohanes 19:40).
c. Yesus tidak minum khamar (Matius 5:17-20; Imamat 10:9).2
d. Yesus tidak makan babi (Matius 5:17-20; Imamat 11:1-47).
e. Yesus tidak makan darah (Matius 5:17-20; Imamat 17:12).
f. Yesus adalah utusan Allah (Matius 10:5-6; 15:24; Yohanes 11:42; 17:3).

Pengikut Yesus disebut kaum Khawariyun yaitu yang kemudian disebut kaum Unitarian dan habis dibantai oleh para pengikut Paulus dengan penjagalan yang disebut "Lembaga Inkuisisi".
2. Agama yang dikembangkan oleh Paulus disebut agama Kristen, dilahirkan pada tahun 40 Masehi -sekitar 10 tahun setelah dugaan penyaliban Yesus- di kota Antiokhia.Diantara ajarannya adalah:
a. Khitan tidak perlu (Galatia 5:6; 1 Korintus 7:19).
b. Meninggal dunia berpakaian pengantin (tradisi turun-temurun dari Paulus hingga sekarang).
c. Khamar halal (1 Korintus 6:12).
d. Babi halal (1 Korintus 6:12).
e. Darah halal (1 Korintus 6:12).
f. Yesus adalah Tuhan (1 Korintus 8:6).
Pengikut Paulus disebut Kristiani. Dengan uraian tersebut di atas, hendaknya para pembaca dengan cermat bisa membedakan antara agama Nasrani yang dibawa oleh Yesus dan agama Kristen yang dibawa oleh Paulus, orang yang membunuhi pengikut-pengikut setia Yesus.
Maka jelas sekali, yang dimaksud oleh Yesus dalam Matius 13:24-30 di atas, tidak lain adalah Paulus.
Selanjutnya para pembaca juga harus cermat membedakan bahwa agama Nasrani yang dibawa Yesus disebut agama Samawi atau agama Langit, namun agama Kristen yang dibawa oleh Paulus, tidak bisa disebut agama Samawi atau agama Langit. Kristen adalah agama bumi karena hasil olahan Paulus yang ayahnya orang Romawi dan ibunya orang Yahudi.
Namun demikian, meski istilah Kristen muncul pada tahun 40 Masehi, Kristen baru menemukan identitasnya dan secara resmi menjadi sebuah agama -dimana Yesus sebagai salah satu oknum Tuhannya- pada tahun 367 Masehi3 ketika untuk pertama kalinya dilakukan kanonisasi Perjanjian Baru atas usul uskup Athanasius dari Aleksandria.
Baca selengkapnya >>

menjawab pernyata'an transformasi indonesia

mas Ti menanyakan ini ya:
 Q 13:31 Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang
dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi
terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat
berbicara, (tentu Al Qur'an itulah dia)...

 PERTANYAAN : BUMI MANA YANG TERBELAH ? dan GUNUNG MANA YANG DIGONCANGKAN oleh PEMBACAAN QURAN?
      ===========================
 JAWAB YA:
   "Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat
sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi
peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu
umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan,
maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka
dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena
rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa
selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka
nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku)
kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan
mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula)
akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu" (QS. Al-Faathir,
35:42-43).
      NABI SIAPA YANG DI UTUS DI SITU YAITU NABI DZULKIFLI
      NABI DZULKIFLI A.S (THANKS TO Penjaga Kitabullah)

      Adalah anak Nabi Ayub as. diutus oleh Allah SWT ke negeri Rom.
Disamping beliau seorang nabi juga seorang raja yang tetap mengajarkan
agama tauhid iaitu supaya menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Beliau
menyeru kepada kaumnya supaya meninggalkan penyembahan berhala dan
melaksanakan syariat Islam supaya solat dan membayar zakat. Beliau
wafat dalam usia 95 tahun dan dimakamkan di Napoli, daerah Rom Selatan.

   GUNUNG MANA YANG DI HANCURKAN DAN BUMI MANA YANG DI GONCANGKAN?

      Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota
Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu
juga dinamai "The Mountain of Warning" (Gunung Peringatan). Tentunya
pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk
Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan
bencana yang menghancurkan kota Pompeii.


      GAMPANG KAN!                    
Baca selengkapnya >>