Ayat ini Bicara :
"Dan lantaran perkataan mereka
yang mengatakan: Sesungguhnya kami telah membunuh Isa Al Masih anak Maryam rasul
Allah itu. Padahal sebenarnya mereka tidak membunuhnya dan tidak pula
menyalibnya (hingga mati), melainkan hanyalah diserupakan saja pada mereka ...
". (An-Nisa' / 4 : 157).
Akan
tetapi pada ayat lain Allah memberitahukan bahwa Isa tidak Disalib, yang justru
Allah melindungi Isa dan Ibunya :
"Dan kami telah jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya
suatu bukti yang nyata hagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di
suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan
sumber-sumber air bersih yang mengalir ". (Al-Qur'an surat Al
Mu'minun/23:50).
Memang tidak
al-Qur'an menyebutkan secara detail, akan al-Qur'an dapat membuktikannya melalui
surah al-Mu'minun 23:50 beserta bukti-bukti yang telah dilakukan penelitian.
Jika demikian, al-Qur'an surah An-Nisa 4:157 sudah dijawab dengan al-Qur'an
surah al-Mu'minun 23:50.
Kesimpulan :
Jika al-Qur'an MENYEBUTKAN BAHWA YANG DISERUPAKAN (adalah
seseorang yang dimaksud itu [Yudas], maka kebenaran tentang wafatnya Isa di
Qumran tidak akan terbongkar. Ini Adalah Hikmah dari setiap benak manusia
bertanya-tanya kenapa Al-Qur'an tidak menyebutkan tentang seseorang yang
diserupakan dengan Isa? Akan tetapi jawaban pada al-Qur'an Al-Qur'an surat Al
Mu'minun/23:50, merupakan anjuran agar kita mencari kebenaran tentang data-data
yang dilakukan oleh para peneliti di bawah ini :
Dimanakah tempat yang oleh ayat ini disebut "suatu tanah
tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber
air bersih yang mengalir"?
Seperti dikutip H.M. Josoef Sou'yb (Isa Al Masih Sudah
Mati?, PT Al Husna Zikra, 1994, Cet. 1, h. 20-26), di antara para pakar merujuk
bahwa tempat itu adalah dataran tinggi pada bukit sebelah Barat Laut Mati,
Palestina, yaitu biara tempat kediaman sekte Esenes. Tempat ini dikenal dengan
Bukit Qumran.
"Pada dataran
deretan bukit batu yang membujur di sebelah Barat Laut Mati itu terdapat suatu
dataran luas ... pada dataran itu menonjol sekelumit runtuhan dinding
tembok."
"Pere de Vaux dengan
stafnya, demikian Edmund Wilson di dalam bukunya Dead Sea Scrolls edisi 1956 H.
55-71, yang melakukan penggalian dan menemukan reruntuhan suatu biara besar
denga ruangan-ruangan yang luas. Di bawahnya dijumpai pttla enam saluran air
tapi kini sudah kering."
"Diantara biara besar pada dataran tinggi itu dengan
pinggir Laut Mati, demikian Edmund Wilson, tampak terdapat lebih seribu kuburan
.... Di antara seluruh kuburan yang digali itu maka hanya ada satu jenazah saja
yang punya "keistimewaan" yaitu memakai keranda. Dan diantara seluruh jenarah
itu terdapat jenazah seorang wanita (ingat, penghuni biara/bukit Qumran hanya
kaum laki-laki."
Satu jenazah
yang mempunyai keistimewaan dengan keranda dan satu jenazah seorang wanita itu
tidak lain adalah jenazah Isa Al Masih dan ibundanya Siti Maryam yang hidup dan
meninggal serta dimakamkan dibukit Qumran.
Mengapa data-data penting ini terkesan tidak banyak
diungkap?
Mudah
menjawabnya!!
Karena ada
pihak-pihak tertentu yang berkepentingan dengan soal ini. Hal ini, misalnya
dapat kita cermati dari fenomena naskah Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls),
yang terletak di gua Qumran, sekitar 10 mil sebelah Timur Yerussalem yang
menyimpan sekitar 800 macam fragmen dokumen yang ditulis sekitar tahun 200 S.M.
sampai tahun 50 M dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Aram (bahasa sehari-hari yang
dipakai Yesus), di antaranya terdapat 127 dokumen ayat-ayat Bibel juga kitab
suci Apokriba (kitab yang tidak boleh dibaca oleh umat Kristen).
Sejak penemuannya pada tahun 1947
oleh seorang gembala domba Badui sampai selama empat dekade berikutnya, banyak
rahasia gulungan yang disembunyikan oleh kelompok kecil sarjana yang menguasai
dokumen tersebut. Namun penyembunyian itu berakhir bulan September 1991, ketika
sebuah lembaga penelitian di California yang menyimpan empat set fotografi
koleksi Dead Sea Scrolls, mulai mengizinkan para sarjana yang berkepentingan
untuk menelitinya. Bahkan komentar Frank M. Cross, editor naskah Gulungan Laut
Mati dan seorang pakar bahasa Ibrani dan Barat di Harvard university,
memperingatkan bahwa akses tanpa batas pada naskah gulungan itu akan membongkar
misteri yang aneh di sekitar Al Kitab, seperti kitab Tobit, Sirakh dan Yobel
(yang apokripa bagi pemeluk Katolik dan Protestan) (Dr. Muhammad Ataur Rahim,
Misteri Yesus daktrn sejaralt, Pustaka Da'I, 1994).
Ayat ini Bicara :
"Dan lantaran perkataan mereka yang mengatakan: Sesungguhnya kami telah membunuh Isa Al Masih anak Maryam rasul Allah itu. Padahal sebenarnya mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya (hingga mati), melainkan hanyalah diserupakan saja pada mereka ... ". (An-Nisa' / 4 : 157).
Akan tetapi pada ayat lain Allah memberitahukan bahwa Isa tidak Disalib, yang justru Allah melindungi Isa dan Ibunya :
"Dan kami telah jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata hagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir ". (Al-Qur'an surat Al Mu'minun/23:50).
Memang tidak al-Qur'an menyebutkan secara detail, akan al-Qur'an dapat membuktikannya melalui surah al-Mu'minun 23:50 beserta bukti-bukti yang telah dilakukan penelitian. Jika demikian, al-Qur'an surah An-Nisa 4:157 sudah dijawab dengan al-Qur'an surah al-Mu'minun 23:50.
Kesimpulan :
Jika al-Qur'an MENYEBUTKAN BAHWA YANG DISERUPAKAN (adalah seseorang yang dimaksud itu [Yudas], maka kebenaran tentang wafatnya Isa di Qumran tidak akan terbongkar. Ini Adalah Hikmah dari setiap benak manusia bertanya-tanya kenapa Al-Qur'an tidak menyebutkan tentang seseorang yang diserupakan dengan Isa? Akan tetapi jawaban pada al-Qur'an Al-Qur'an surat Al Mu'minun/23:50, merupakan anjuran agar kita mencari kebenaran tentang data-data yang dilakukan oleh para peneliti di bawah ini :
Dimanakah tempat yang oleh ayat ini disebut "suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir"?
Seperti dikutip H.M. Josoef Sou'yb (Isa Al Masih Sudah Mati?, PT Al Husna Zikra, 1994, Cet. 1, h. 20-26), di antara para pakar merujuk bahwa tempat itu adalah dataran tinggi pada bukit sebelah Barat Laut Mati, Palestina, yaitu biara tempat kediaman sekte Esenes. Tempat ini dikenal dengan Bukit Qumran.
"Pada dataran deretan bukit batu yang membujur di sebelah Barat Laut Mati itu terdapat suatu dataran luas ... pada dataran itu menonjol sekelumit runtuhan dinding tembok."
"Pere de Vaux dengan stafnya, demikian Edmund Wilson di dalam bukunya Dead Sea Scrolls edisi 1956 H. 55-71, yang melakukan penggalian dan menemukan reruntuhan suatu biara besar denga ruangan-ruangan yang luas. Di bawahnya dijumpai pttla enam saluran air tapi kini sudah kering."
"Diantara biara besar pada dataran tinggi itu dengan pinggir Laut Mati, demikian Edmund Wilson, tampak terdapat lebih seribu kuburan .... Di antara seluruh kuburan yang digali itu maka hanya ada satu jenazah saja yang punya "keistimewaan" yaitu memakai keranda. Dan diantara seluruh jenarah itu terdapat jenazah seorang wanita (ingat, penghuni biara/bukit Qumran hanya kaum laki-laki."
Satu jenazah yang mempunyai keistimewaan dengan keranda dan satu jenazah seorang wanita itu tidak lain adalah jenazah Isa Al Masih dan ibundanya Siti Maryam yang hidup dan meninggal serta dimakamkan dibukit Qumran.
Mengapa data-data penting ini terkesan tidak banyak diungkap?
Mudah menjawabnya!!
Karena ada pihak-pihak tertentu yang berkepentingan dengan soal ini. Hal ini, misalnya dapat kita cermati dari fenomena naskah Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls), yang terletak di gua Qumran, sekitar 10 mil sebelah Timur Yerussalem yang menyimpan sekitar 800 macam fragmen dokumen yang ditulis sekitar tahun 200 S.M. sampai tahun 50 M dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Aram (bahasa sehari-hari yang dipakai Yesus), di antaranya terdapat 127 dokumen ayat-ayat Bibel juga kitab suci Apokriba (kitab yang tidak boleh dibaca oleh umat Kristen).
Sejak penemuannya pada tahun 1947 oleh seorang gembala domba Badui sampai selama empat dekade berikutnya, banyak rahasia gulungan yang disembunyikan oleh kelompok kecil sarjana yang menguasai dokumen tersebut. Namun penyembunyian itu berakhir bulan September 1991, ketika sebuah lembaga penelitian di California yang menyimpan empat set fotografi koleksi Dead Sea Scrolls, mulai mengizinkan para sarjana yang berkepentingan untuk menelitinya. Bahkan komentar Frank M. Cross, editor naskah Gulungan Laut Mati dan seorang pakar bahasa Ibrani dan Barat di Harvard university, memperingatkan bahwa akses tanpa batas pada naskah gulungan itu akan membongkar misteri yang aneh di sekitar Al Kitab, seperti kitab Tobit, Sirakh dan Yobel (yang apokripa bagi pemeluk Katolik dan Protestan) (Dr. Muhammad Ataur Rahim, Misteri Yesus daktrn sejaralt, Pustaka Da'I, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar