dis•in•for•ma•tion
\(")dis-"in-fər-'mā-shən\ n (1939) : false information deliberately and often
covertly spread (as by the planting of rumors) in order to influence public
opinion or obscure the truth. [Merriam-Webster Dictionary]
Disinformasi adalah memalsukan informasi secara sengaja dan secara terbuka menyebarkannya [seperti dengan cara menciptakan rumor] untuk mempengaruhi opini publik atau mengaburkan kebenaran.
Sumber: Twenty-Five Ways To Suppress Truth: The Rules of Disinformation by H. Michael Sweeney © 1997
Selain membahas 25 Teknik Menutupi Kebenaran, Sweeney juga menguraikan 7 ciri orang-orang yang akan menggunakan teknik-teknik seperti ini.
--------------------------------
1. Mereka tidak pernah benar-benar mendiskusikan sesuatu, atau memberikan masukan konstruktif, dan mengelak untuk memberikan kutipan dan referensi yang kredibel. Mereka hanya menyimpulkan ini dan itu, seolah-olah mereka memiliki pengetahuan dan keahlian dalam topik yang dibicarakan, tapi tidak didukung kredibilitas yang bisa ditelusuri.
-----------------------
2. Mereka akan memilih lawan dengan hati-hati, entah dengan menggunakan gaya tabrak-lari terhadap komentator yang mendukung lawan mereka, atau memusatkan serangan terhadap lawan yang secara lurus mendiskusikan topik. Bila seorang komentator menyajikan argumen dengan baik, maka fokus akan bergeser kepada pribadi komentator tersebut.
-----------------------------------------
3. Mereka akan muncul tiba-tiba dan seolah tanpa sengaja dengan topik kontroversial tanpa rekam jejak yang jelas dalam diskusi tentang topik serupa. Mereka akan menghilang begitu saja setelah topik tersebut tidak lagi menarik perhatian. Mereka akan muncul dan menghilang karena memiliki agenda.
---------------------------------
4. Mereka sering muncul bersama-sama dalam sebuah topik dan saling memuji satu sama lain layaknya sebuah tim. Pola seperti ini akan terlihat dalam forum yang berbeda dengan orang-orang yang sama, beberapa di antaranya malah “profesional” dalam melakukan ini. Bisa jadi, salah seorang dari mereka akan menyelinap seolah-olah mendukung sebuah isu tetapi sebetulnya mengambil peran sebagai strawman untuk melemahkan argumentasi pendukung yang sebenarnya.
----------------------------
5. Mereka tidak percaya pada sebuah teori tertentu tetapi terus menerus membicarakan teori tersebut di sebuah forum yang membenarkan teori dimaksud. Beberapa hipotesa tentang motifnya adalah karena ingin mengejek semua orang dalam forum tersebut, atau tidak peduli sama sekali tentang forum yang mereka masuki, atau ingin “menjual” ketidakpercayaannya dalam sebuah forum yang percaya.
------------------------------------------
6. Mereka bersikap keras kepala meskipun menghadapi bukti dan sumber-sumber yang kredibel. Mereka bergerak dari satu forum ke forum yang lain membawa agenda yang sama, karena mereka menganggap ini sebagai pekerjaan. Isu yang mereka bawa adalah daur ulang dan karena kekeras-kepalaan itu mereka tidak merasa perlu melakukan peningkatan dalam komunikasi, gaya, substansi, dan sejenisnya.
-----------------------------------
7. Mereka juga punya kecenderungan melakukan kesalahan sendiri (senjata makan tuan) yang biasanya bersumber dari rendahnya pemahaman tentang apa yang mereka bicarakan. Mereka mengaku sudah banyak membaca tentang topik A, tetapi tidak dapat merespon hal-hal paling sederhana berkaitan dengan topik tersebut, apalagi melihat kaitannya dengan topik-topik lain.
Disinformasi adalah memalsukan informasi secara sengaja dan secara terbuka menyebarkannya [seperti dengan cara menciptakan rumor] untuk mempengaruhi opini publik atau mengaburkan kebenaran.
Sumber: Twenty-Five Ways To Suppress Truth: The Rules of Disinformation by H. Michael Sweeney © 1997
Selain membahas 25 Teknik Menutupi Kebenaran, Sweeney juga menguraikan 7 ciri orang-orang yang akan menggunakan teknik-teknik seperti ini.
--------------------------------
1. Mereka tidak pernah benar-benar mendiskusikan sesuatu, atau memberikan masukan konstruktif, dan mengelak untuk memberikan kutipan dan referensi yang kredibel. Mereka hanya menyimpulkan ini dan itu, seolah-olah mereka memiliki pengetahuan dan keahlian dalam topik yang dibicarakan, tapi tidak didukung kredibilitas yang bisa ditelusuri.
-----------------------
2. Mereka akan memilih lawan dengan hati-hati, entah dengan menggunakan gaya tabrak-lari terhadap komentator yang mendukung lawan mereka, atau memusatkan serangan terhadap lawan yang secara lurus mendiskusikan topik. Bila seorang komentator menyajikan argumen dengan baik, maka fokus akan bergeser kepada pribadi komentator tersebut.
-----------------------------------------
3. Mereka akan muncul tiba-tiba dan seolah tanpa sengaja dengan topik kontroversial tanpa rekam jejak yang jelas dalam diskusi tentang topik serupa. Mereka akan menghilang begitu saja setelah topik tersebut tidak lagi menarik perhatian. Mereka akan muncul dan menghilang karena memiliki agenda.
---------------------------------
4. Mereka sering muncul bersama-sama dalam sebuah topik dan saling memuji satu sama lain layaknya sebuah tim. Pola seperti ini akan terlihat dalam forum yang berbeda dengan orang-orang yang sama, beberapa di antaranya malah “profesional” dalam melakukan ini. Bisa jadi, salah seorang dari mereka akan menyelinap seolah-olah mendukung sebuah isu tetapi sebetulnya mengambil peran sebagai strawman untuk melemahkan argumentasi pendukung yang sebenarnya.
----------------------------
5. Mereka tidak percaya pada sebuah teori tertentu tetapi terus menerus membicarakan teori tersebut di sebuah forum yang membenarkan teori dimaksud. Beberapa hipotesa tentang motifnya adalah karena ingin mengejek semua orang dalam forum tersebut, atau tidak peduli sama sekali tentang forum yang mereka masuki, atau ingin “menjual” ketidakpercayaannya dalam sebuah forum yang percaya.
------------------------------------------
6. Mereka bersikap keras kepala meskipun menghadapi bukti dan sumber-sumber yang kredibel. Mereka bergerak dari satu forum ke forum yang lain membawa agenda yang sama, karena mereka menganggap ini sebagai pekerjaan. Isu yang mereka bawa adalah daur ulang dan karena kekeras-kepalaan itu mereka tidak merasa perlu melakukan peningkatan dalam komunikasi, gaya, substansi, dan sejenisnya.
-----------------------------------
7. Mereka juga punya kecenderungan melakukan kesalahan sendiri (senjata makan tuan) yang biasanya bersumber dari rendahnya pemahaman tentang apa yang mereka bicarakan. Mereka mengaku sudah banyak membaca tentang topik A, tetapi tidak dapat merespon hal-hal paling sederhana berkaitan dengan topik tersebut, apalagi melihat kaitannya dengan topik-topik lain.
=======================
Sumber : ateis
bertanya islam menjawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar