Cerita ini dari Wahab bin Munabbih, neneknya Idris, dia
mengatakan,"Saya telah menemukan sebagian kitabnya Isa Al Masih. Beliau berkata
kepada Ibunya.
"Ibu......sesungguhnya dunia ini adalah kampung yang akan
punah, kampung yang akan hilang melayang. Sesungguhnya akherat itulah kampung
yang langgeng. Untuk itu wahai Ibuku tercinta, marilah pergi bersama saya....
Kemudian Ibu dan Anak itu pergi ke
gunung Libanon. Digunung keduanya berpuasa di siang hari dan malam harinya
menegakkan shalat malam. Mereka hanya makan dari dedaunan pepohonan dan minum
air hujan saja, dan disana mereka tinggal sangat lama.
Suatu hari Nabi Isa turun gunung
menuju salah satu jurang mencari daun-daunan untuk berbuka puasa bersama. Nabi
Isa turun gunung meninggalkan Ibunya, ternyata Ibunya didatangi malaikat maut
(yang sebelumnya Maryam tidak tahu kalau sesosok itu malaikat maut). Malaikat
maut itu mendekati seraya berkata salam.
"Assalamu`alaika wahai Maryam....orang yang patuh puasa dan
shalat pada malam harinya."
"Siapa engkau!" jawab Maryam. "Sungguh sekujur badan sangat
gemetar karena takut mendengar suaramu dan kewibawaanmu."
"Saya adalah malaikat maut." jawab
Malaikat. "Saya tidak mengenal kasihan terhadap anak-anak karena kecilnya, tidak
mengenal kata memuliakan terhadap mereka yang sudah tua atau mengenal karena
kebesaran dia. Sebab Sayalah yang bertugas mencabut roh."
"Wahai Malaikat Maut.....engkau
disini untuk berkunjung saja atau memangnya untuk mencabut roh saya!"
"Bersiap-siaplah engkau mati,
wahai Maryam!" tegas Malaikat. "Apakah engkau tidak mengizinkanku, supaya
menunggu sampai kedatangan anak kesayanganku, yang menjadi buah hatiku dan
penawar atas segala kesusahanku!"
"Saya tidak diperintahkan untuk itu." tegas Malaikat maut.
Dan Saya sebatas hamba yang takluk kepada perintah ALLAH. Demi ALLAH, saya tidak
akan mampu mencabut nyawa seekor nyamukpun, kecuali saya sudah diperintahkan
oleh ALLAH. Hal ini supaya Saya tidak menyianyiakan waktu sedetikpun, sehingga
saya mencabut rohmu di tempat ini juga!"
"Wahai malaikat maut." Jawab Maryam. "Kalau engkau sudah
menerima perintah dari ALLAH ta`ala, maka tunaikan saja perintah itu. "Maka
Malaikat Maut mendekati dia tatkala duduk beribadah, lalu roh Maryam di cabut
dan mati. Nabi Isa Al Masih terlambat datang tidak seperti biasanya. Bahkan ia
kembali sampai masuk waktu ashar akhir (mendekati magrib). Dia membawa sayur
mayur sekaligus kubis. Setelah meletakkan sayur mayur, kemudian Nabi Isa as ikut
shalat di samping Ibunya sampai larut malam.
Tengah malam sunyi senyam, waktunya berbuka bagi Nabi Isa
Al Masih. Dia memanggil halus kepada Ibundanya.
"Assalamu`alaika wahai ibu! Sesungguhnya telah masuk waktu
malam, waktunya berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, serta waktu tegaknya
orang-orang beribadah kepada ALLAH. Mengapa ibu tidak jua berdiri beribadah
kepada ALLAH Tuhan yang Maha Pengasih!"
(tetapi ibu itu tetap diam dalam duduknya yang disangka
terduduk karena shalat yang ketiduran). Nabi Isa Al Masih lantas mengulang
perkataan terhadap ibunda.
"Ibu, sesungguhnya dalam tidur memang ada
kenikmatan......." Nabi Isa pun lantas berdiri menghadap kiblat beribadah, tidak
berbuka karena tidak bersama ibu, tidak berbuka kecuali bersama-sama ibunda.
Mulai timbul keresahan kegelisahan
dalam ibadat Nabi Isa Al Masih. Dalam keadaan berdiri dan resah gelisah, dia
tetap memanggil ibunya.
"Assalamu`alaika, wahai ibunda," Lirih Nabi Isa Al Masih,
(karena tidak ada sahutan) dia lantas melanjutkan ibadah sampai terbit fajar
pagi. Pagi yang agak kelam ini, ia meletakkan pipinya ke pipi ibunya, sambil ia
berseru memanggil ibunda disertai tangisan keras kerena ibu disangka tidak
beribadah sama sekali. Dia menyeru keras :
"Assalamu'alaika, wahai ibunda! Sungguh malam telah habis
dan disambut oleh pagi. Adalah waktu untuk menunaikan kewajiban terhadap Tuhan
Yang Maha Pengasih..."
===========https://www.facebook.com/groups/Mokoginta2013partII/permalink/483079981775326/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar