Syaikh Abdul Aziz Muhammad
As-Salman
Pertanyaan.
Apa yang dimaksud dengan qoza ? Bagaimana hukumnya dan apa dalilnya ?
Jawaban.
Yang dimaksud dengan qoza adalah mencukur sebagian rambut kepala dan membiarkan sebagian yang lain. Adapun hukumnya adalah makruh
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nafi' dari Ibnu Umar رضي الله عنه, beliau berkata.
"Artinya : Rasulullah صلی الله عليه وسلم melarang qoza"
Kemudian Nafi' ditanya, "Apa yang dimaksud dengan qoza ?" Dia menjawab, "Mencukur sebagian rambut kepala dan membiarkan sebagian yang lain" [Bukhari No. 5576 dan Muslim No. 2120]
Begitupula hadits lain dari Ibnu Umar رضي الله عنه, dia berkata, "Rasulullah صلی الله عليه وسلم melihat seorang anak yang dicukur sebagian rambut kepalanya dan dibiarkan sebagian yang lain, maka beliau melarang perbuatan mereka itu dengan bersabda.
"Artinya : Cukurlah seluruhnya atau biarkan saja seluruhnya" [Ahmad II/88, Abu Dawud No. 4195, Nasa'i 5048 dan Nasa'i dengan sanad yang shahih]
Pertanyaan.
Apa hukumnya mencabut uban dan hukum mengubah warnanya (menyemirnya)? Apa pula dalilnya ?
Jawaban.
Mencabut uban hukumnya makruh (dibenci). Demikian pula mengubah warnanya (menyemir) dengan warna hitam hukumnya makruh.
Adapun dalil larangan mencabut uban adalah sebuah hadits dari Amru bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Janganlah kalian mencabut uban karena uban itu cahaya seorang muslim. Tidaklah seorang muslim tumbuh ubannya karena (memikirkan) Islam malainkan Allah tulis untuknya (dengan sebab uban tersebut) satu kebaikan, mengangkatnya (dengan sebab uban tersebut) satu derajat, dan menghapus darinya (dengan sebab uban tersebut) satu kesalahan" [Ahmad II/179, 210 -dan ini lafalnya, Abu Dawud No. 4202]
Begitu pula hadits dari Ka'ab bin Murrah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Barangsiapa yang tumbuh ubannya karena (memikirkan) Islan, maka pada hari kiamat nanti dia akan mendapatkan cahaya"[Tirmidzi No. 1634 -dan ini lafalnya-, dan Nasa'i 3144 dengan tambahan lafal 'fii sabilillah']
Adapun dalil kemakruhan mengubah warna uban dengan warna hitam adalah berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه, dia berkata, "Pada hari ditaklukannya kota Mekkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه) dibawa menghadap Rasulullah صلی الله عليه وسلم sedang rambut kepalanya putih seperti kapas, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Bawalah dia ke salah seorang isterinya agar mengubah warna rambutnya dengan sesuatu (bahan pewarna) dan jauhilah warna hitam"[Hadits Riwayat Jama'ah kecuali Bukhari dan Tirmidzi] [1]
Abu Dawud No. 4212 dan Nasa'i No. 5075 telah meriwayatkan sebuah hadits dan Ibnu Abbas رضي الله عنه, ia berkata, Rasulllah صلی الله عليه وسلم telah bersabda.
"Artinya : Pada akhir zaman nanti akan ada suatu kaum yang menyemir dengan warna hitam seperti arang. Mereka ini tidak akan mencium bau harumnya surga".
Adapun mengubah (menyemir) rambbut dengan inai dan katam [2] maka hukumnya sunnah, dan tidak (memyemir) dengan tumbuhan waros dan za'faron [3]. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Dzar رضي الله عنه, ia berkata, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya sebaik-baik bahan untuk mengubah (menyemir) uban ini adalah inai dan katam" [Ahmad V/147, 150, 154, 156, 169. Tirmidzi No. 1752. Abu Dawud No. 4205, Nasa'i No. 5062. Ibnu Majah No. 3622]
Dan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, ia berkata, 'Pernah ada seorang laki-laki melewati Rasulullah صلی الله عليه وسلم sedang rambut ubannya disemir dengan inai, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Betapa bagusnya ini".
Ibnu Abbas berkata, kemudian laki-laki lain lewat sedang rambut ubannya disemir dengan inai dan katam, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Ini lebih baik dari yang tadi".
Kemudian laki-laki lain lewat sedang rambut ubannya disemir dengan warna kuning, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Ini adalah yang terbaik dari semuanya" [Abu Dawud No. 4211, diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah No. 3627]
[Disalin dari kitab Al-As'ilah wa Ajwibah Al-Fiqhiyyah Al-Maqrunah bi Al-Adillah Asy-Syar'iyyah jilid I, Disalin ulang dari Majalah Fatawa 06/I/rabi'ul Awwal 1424H -2003M]
_________
Foote Note
[1] Lihat shahih Muslim No. 2102, Sunan Abu Dawud No. 4206, Sunan An-Nasa'i No. 5076 dan 5242, Sunan Ibnu Majah 3642 dan Musnad Ahmad III/316
[2] Sejenis tumbuhan yang menghasilkan waran kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, semacam pacar.
[3] Sejenis tumbuhan yang menghasilkan waran kemerahan atau kekuningan.
Apa yang dimaksud dengan qoza ? Bagaimana hukumnya dan apa dalilnya ?
Jawaban.
Yang dimaksud dengan qoza adalah mencukur sebagian rambut kepala dan membiarkan sebagian yang lain. Adapun hukumnya adalah makruh
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Nafi' dari Ibnu Umar رضي الله عنه, beliau berkata.
"Artinya : Rasulullah صلی الله عليه وسلم melarang qoza"
Kemudian Nafi' ditanya, "Apa yang dimaksud dengan qoza ?" Dia menjawab, "Mencukur sebagian rambut kepala dan membiarkan sebagian yang lain" [Bukhari No. 5576 dan Muslim No. 2120]
Begitupula hadits lain dari Ibnu Umar رضي الله عنه, dia berkata, "Rasulullah صلی الله عليه وسلم melihat seorang anak yang dicukur sebagian rambut kepalanya dan dibiarkan sebagian yang lain, maka beliau melarang perbuatan mereka itu dengan bersabda.
"Artinya : Cukurlah seluruhnya atau biarkan saja seluruhnya" [Ahmad II/88, Abu Dawud No. 4195, Nasa'i 5048 dan Nasa'i dengan sanad yang shahih]
Pertanyaan.
Apa hukumnya mencabut uban dan hukum mengubah warnanya (menyemirnya)? Apa pula dalilnya ?
Jawaban.
Mencabut uban hukumnya makruh (dibenci). Demikian pula mengubah warnanya (menyemir) dengan warna hitam hukumnya makruh.
Adapun dalil larangan mencabut uban adalah sebuah hadits dari Amru bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Janganlah kalian mencabut uban karena uban itu cahaya seorang muslim. Tidaklah seorang muslim tumbuh ubannya karena (memikirkan) Islam malainkan Allah tulis untuknya (dengan sebab uban tersebut) satu kebaikan, mengangkatnya (dengan sebab uban tersebut) satu derajat, dan menghapus darinya (dengan sebab uban tersebut) satu kesalahan" [Ahmad II/179, 210 -dan ini lafalnya, Abu Dawud No. 4202]
Begitu pula hadits dari Ka'ab bin Murrah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Barangsiapa yang tumbuh ubannya karena (memikirkan) Islan, maka pada hari kiamat nanti dia akan mendapatkan cahaya"[Tirmidzi No. 1634 -dan ini lafalnya-, dan Nasa'i 3144 dengan tambahan lafal 'fii sabilillah']
Adapun dalil kemakruhan mengubah warna uban dengan warna hitam adalah berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه, dia berkata, "Pada hari ditaklukannya kota Mekkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه) dibawa menghadap Rasulullah صلی الله عليه وسلم sedang rambut kepalanya putih seperti kapas, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Bawalah dia ke salah seorang isterinya agar mengubah warna rambutnya dengan sesuatu (bahan pewarna) dan jauhilah warna hitam"[Hadits Riwayat Jama'ah kecuali Bukhari dan Tirmidzi] [1]
Abu Dawud No. 4212 dan Nasa'i No. 5075 telah meriwayatkan sebuah hadits dan Ibnu Abbas رضي الله عنه, ia berkata, Rasulllah صلی الله عليه وسلم telah bersabda.
"Artinya : Pada akhir zaman nanti akan ada suatu kaum yang menyemir dengan warna hitam seperti arang. Mereka ini tidak akan mencium bau harumnya surga".
Adapun mengubah (menyemir) rambbut dengan inai dan katam [2] maka hukumnya sunnah, dan tidak (memyemir) dengan tumbuhan waros dan za'faron [3]. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Dzar رضي الله عنه, ia berkata, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya sebaik-baik bahan untuk mengubah (menyemir) uban ini adalah inai dan katam" [Ahmad V/147, 150, 154, 156, 169. Tirmidzi No. 1752. Abu Dawud No. 4205, Nasa'i No. 5062. Ibnu Majah No. 3622]
Dan dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, ia berkata, 'Pernah ada seorang laki-laki melewati Rasulullah صلی الله عليه وسلم sedang rambut ubannya disemir dengan inai, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Betapa bagusnya ini".
Ibnu Abbas berkata, kemudian laki-laki lain lewat sedang rambut ubannya disemir dengan inai dan katam, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Ini lebih baik dari yang tadi".
Kemudian laki-laki lain lewat sedang rambut ubannya disemir dengan warna kuning, maka Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda.
"Artinya : Ini adalah yang terbaik dari semuanya" [Abu Dawud No. 4211, diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah No. 3627]
[Disalin dari kitab Al-As'ilah wa Ajwibah Al-Fiqhiyyah Al-Maqrunah bi Al-Adillah Asy-Syar'iyyah jilid I, Disalin ulang dari Majalah Fatawa 06/I/rabi'ul Awwal 1424H -2003M]
_________
Foote Note
[1] Lihat shahih Muslim No. 2102, Sunan Abu Dawud No. 4206, Sunan An-Nasa'i No. 5076 dan 5242, Sunan Ibnu Majah 3642 dan Musnad Ahmad III/316
[2] Sejenis tumbuhan yang menghasilkan waran kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, semacam pacar.
[3] Sejenis tumbuhan yang menghasilkan waran kemerahan atau kekuningan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar