.......
Pendidikan akhlak Islam sebagai
pendidikan yang penting untuk
menanamkan nilai-nilai moral
spiritual dalam kehidupan sehari-hari dapat
menumbuhkan budi pekerti,
tingkah laku, dan kesusilaan yang baik untuk
masa depan seseorang
Faktor lingkungan yang mengancam
Banyaknya perilaku menyimpang di
kalangan remaja dan anak-anak pada
zaman globalisasi ini, merupakan
bukti nyata kemerosotan akhlak. Mereka
sudah tidak lagi terikat dengan
agamanya. Lingkungan memberikan ancaman
yang serius terhadap
perkembangan akhlak anak-anak, seperti maraknya
budaya dan gaya hidup yang
merusak moral, keinginan untuk mendapatkan
kemewahan dan kenikmatan tanpa
kerja keras, hedonisme, industri yang
mengeksploitasi remaja dan
perempuan, industri IT yang menyebarkan
kontent porno dan cabul,
tersedianya tempat-tempat maksiat dan
tersedianya drugs dan miras yang
eksis karena pembiaran dari aparat dll
Banyaknya kemaksiatan seperti
meluasnya penyalahgunaan obat-obat
terlarang, pergaulan bebas,
durhaka kepada kedua orang tua, adalah
beberapa contoh dan bukti betapa
generasi muda semakin jauh dari
nilai-nilai agama. Semua itu
akibat tidak carenya orang tua terhadap
perkembangan moralitas anak dan
dilupakannya pendidikan agama sedari
dini, bahkan sejak manusia dalam
kandungan. Sejak kecil seorang anak
dibiarkan berkeliaran di luar
kontrol orang tuanya, karena orang tua
terkadang sibuk mencari nafkah,
dengan dalih demi kelangsungan hidup
keluarga. Mereka lupa,
hakekatnya pendidikan akhlak dan kasih sayang
kepada anak adalah lebih penting
dari sekadar menimbun uang.
Sepanjang sejarah umat manusia,
masalah akhlak selalu menjadi pokok
persoalan. Karena perilaku
manusia secara langsung ataupun tidak
langsung masih menjadi tolok
ukur untuk mengetahui perbuatan atau sikap
mereka, wajar kiranya persoalan
akhlak selalu dikaitkan dengan persoalan
sosial masyarakat, karena akhlak
menjadi simbol bagi peradaban suatu
bangsa.
Peran aktif orang tua :
Sebagai orangtua,
sangat penting mengajari akhlak
yang baik pada anak sejak usianya masih
kecil. Perlu mengajarkan atau
menerapkan hal yang baik-baik di
hadapannya. Bahkan, saat si anak
masih di dalam kandungan pun Anda harus
menjaga pikiran, perkataan, dan
perbuatan. Hal tersebut merupakan
pondasi bagi anak untuk
mengetahui bagaimana cara berbuat dan bertingkah
laku yang baik dan benar. Saat
si anak sudah dilahirkan Anda tetap
perlu membiasakan hal tersebut
di hadapannya.
Pendidikan anak
di usia dini yang sejak mulai
lahir perlu ditanamkan nilai-nilai Islam
tentang ajaran Islam, sebab
ajaran-ajaran Islam sangat penting dan harus
dipelajari. Karena di dalam
Islam telah memberikan dasar-dasar konsep
pendidikan dan pembinaan anak,
bahkan sejak masih dalam kandungan. Jika
anak sejak dini telah
mendapatkan pendidikan Islam insya Allah ia akan
tumbuh menjadi insan yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berbakti
kepada orang tuanya. Karena
itulah pentingnya pendidikan pada anak usia
dini ditanamkan agar anak ketika
besar dapat mengembangkan nilai-nilai
ajaran Islam. Pengertian
pendidikan anak usia dini menurut Hj. Maryam
Halim, dkk, adalah “suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut”. (Halim, dkk,
2005:123).
Sedangkan pendidikan
dini usia menurut ulama: Bahwa
di dalam pendidikan usia dini dalam
pendidikan agama sangat penting
sekali artinya dimulai dari usia 0
tahun. Anak yang baru dilahirkan
dengan memperdengarkan kalimat thaibah
pada telinganya yaitu setelah
anak dilahirkan ibunya dan dibersihkan
atau dimandikan oleh bidan, lalu
bayi kecil diberikan pada orang tuanya,
untuk yang pertama kali orang
tuanya mendengarkan kalimat thaibah (yang
baik) yaitu diazankan pada
telinga kanan dan qamat pada telinga kiri,
tanpa membedakan apakah anak
laki-laki ataupun perempuan. Hal ini
dilakukan dengan maksud bahwa
kalimat yang pertama kali didengar anak
dari mulut orang tuanya adalah
Allahu Akbar (kalimat Tauhid).
Kalimat tauhid ini diajarkan
kepada anak dari dini dengan maksud akan
menuntun anak dikemudian hari
kepada yang mulia. Anak yang baru lahir
itu belum tahu apa-apa karena di
dilengkapi dengan pendengaran (telinga)
dan kepadanya diperdengarkan
kalimat yang baik-baik. Sebagaimana firman
Allah dalam surat An-Nahl ayat
78:
Artinya: “Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut
Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati, agar
kamu bersyukur”.
(QS.An-Nahl:78). • Wajib atas orang tua untuk
menumbuhkan tauhid terhadap
Allah pada anak-anaknya sedari dini.
Oleh karena itu, ajarkan dan
pahamkan anak bahwa Rabb mereka adalah
Allah ‘Azza WaJalla, Dia-lah
yang menciptakan, yang memberi rejeki, yang
menghidupkan dan makna-makna
rububiyyah Allah lainnya. Setelah mengenal
keagungan Allah dalam
rububiyah-Nya, iringilah dengan mengajarkan bahwa
hanya Allahlah yang berhak untuk
disembah, diibadahi, disyukuri,
diharapkan dan hanya kepada-Nya
pula ditujukan segala jenis ibadah. Tak
kalah pentingnya memperingatkan
mereka dari syirik dan menjelaskan
bahayanya pada mereka.
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan
terbaik bagi manusia termasuk
pergaulan dan pendidikan kepada anak-anak.
Ada lima pokok nasihat
Rasulullah didalam pendidikan anak-anak yang
patut kita cermati dan
perhatikan :
• Menanamkan kecintaan anak
terhadap Allah karena dalamnya
kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dan tertanamnya keimanan
terhadap takdir-Nya membawa seorang anak
untuk bisa menghadapi hidupnya
dengan optimis dan tawakkal.
Benih cinta kepada Allah yang
tertanam akan menumbuhkan keberanian,
karena dia akan menyadari bahwa
tidak ada yang pantas ditakuti kecuali
kemurkaan-Nya.
• Menanamkan kecintaan anak pada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam
sangatlah penting sampai-sampai tidak akan
sempurna iman seseorang
tanpanya.
Caranya dengan membacakan
siroh (sejarah) Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengenalkan
mereka akan sifat-sifat beliau
yang mulia.
• Sepantasnya bagi
orang tua untuk memulai
pelajaran bagi putra-putrinya dengan AlQur’an
sejak dini. Yang demikian itu
untuk menanamkan pada mereka bahwa Allah
adalah Rabb mereka, AlQur’an
adalah firman-Nya sehingga menumbuhkan
kecintaan kepada Al
Qur’an.
Hati mereka menjadi terikat
padanya
sehingga mereka siap untuk
mengikuti perintahnya dan berhenti dari
larangan-larangan yang ada
padanya, berakhlak dengan akhlak AlQur’an dan
berjalan di atas
manhajnya.
• Mendidik anak untuk berakhlak
yang baik karena Islam sebagai
agama yang sempurna dan relevan di setiap
tempat dan zaman sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak.
•
Memilih sekolah/lembaga
pendidikan yang baik bagi anak. Adanya generasi
yang buruk, bukan karena
kesalahan mereka semata, namun ada faktor lain
yang turut menentukan hal
tersebut.
Peran guru :
Imam
Ghazali pernah memberi nasehat
kepada seorang guru agar berlaku sebagai
seorang ayah terhadap muridnya.
Bahkan beliau berpendapat bahwa: Hak
seorang guru terhadap muridnya
adalah lebih besar ketimbang hak seorang
ayah terhadap anaknya.
Sebab seorang ayah sebagai perantara
eksistensi anak di dunia fana
ini, sedang sang guru sebagai sebabnya
yang kekal. Karena gurulah yang
menunjukkan murid kepada jalan yang
mendekatkan diri kepada Allah
Ta’ala.
Begitu besar pengaruh
guru terhadap jiwa anak,
sehingga segala perbuatan dan tingkah laku guru
lebih mewarnai kehidupan
sehari-hari anak, biasanya anak lebih menurut
bila gurunya memberi nasihat
daripada orang tuanya sendiri, lebih-lebih
anak di bawah usia lima tahun.
Anak didik akan selalu memperhatikan
setiap gerak laku guru, kemudian
mencontohnya dan akan dikerjakannya
setiap ada kesempatan.
Sosok gurunya adalah sosok yang menjadi
idola bagi anak-anak lebih
banyak diwarnai oleh pribadi gurunya, karena
itulah amatlah penting peranan
seorang guru dalam pembinaan dan
pengembangan mental anak
didiknya, lebih-lebih dalam masalah pendidikan
agama dan budi pekerti.
Selain keluarga sebagai sekolah pertama
bagi anak-anak, pendidikan
formal pun memiliki peranan penting dalam
pembentukan kepribadian seorang
anak. Akan tetapi, pendidikan formal
saat ini, pada umumnya tidak
mampu mendidik anak didiknya dengan baik.
Sekolah/lembaga pendidikan hanya
sekadar mentransfer ilmu, sedangkan
pembinaan kerpribadian jarang
dilakukan. Belum lagi kurikulum yang
diterapkan sebagian besar adalah
ilmu umum, sedangkan ilmu agama sangat
sedikit sekali, menyebabkan anak
didik berperilaku kurang baik.
Pendidikan akhlak di sini akan
menjadi petunjuk bagi hubungan manusia
dengan manusia maupun hubungan
manusia dengan Rabb-nya. Bahwa akhlak
Islam merupakan sistem moral
atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni
bertitik tolak dari aqidah yang
diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya yang
kemudian untuk disampaikan
kepada umatnya.
Pokok ajaran moral
Islam adalah memperbaiki akhlak,
menyempurnakannya dan membimbing
manusia ke jalan yang akan
menyampaikan mereka kepada kebahagiaan dunia
dan akhirat. Pada dasarnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun
diutus Allah Ta’ala untuk
memperbaiki akhlak umat manusia. Sebagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
“Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang baik” [HR. Al- Bukhari]”.
-----menanamkan nilai-nilai moral spiritual dalam kehidupan sehari-hari dapat
menumbuhkan budi pekerti, tingkah laku, dan kesusilaan yang baik untuk
masa depan seseorang
Faktor lingkungan yang mengancam
Banyaknya perilaku menyimpang di kalangan remaja dan anak-anak pada
zaman globalisasi ini, merupakan bukti nyata kemerosotan akhlak. Mereka
sudah tidak lagi terikat dengan agamanya. Lingkungan memberikan ancaman
yang serius terhadap perkembangan akhlak anak-anak, seperti maraknya
budaya dan gaya hidup yang merusak moral, keinginan untuk mendapatkan
kemewahan dan kenikmatan tanpa kerja keras, hedonisme, industri yang
mengeksploitasi remaja dan perempuan, industri IT yang menyebarkan
kontent porno dan cabul, tersedianya tempat-tempat maksiat dan
tersedianya drugs dan miras yang eksis karena pembiaran dari aparat dll
Banyaknya kemaksiatan seperti meluasnya penyalahgunaan obat-obat
terlarang, pergaulan bebas, durhaka kepada kedua orang tua, adalah
beberapa contoh dan bukti betapa generasi muda semakin jauh dari
nilai-nilai agama. Semua itu akibat tidak carenya orang tua terhadap
perkembangan moralitas anak dan dilupakannya pendidikan agama sedari
dini, bahkan sejak manusia dalam kandungan. Sejak kecil seorang anak
dibiarkan berkeliaran di luar kontrol orang tuanya, karena orang tua
terkadang sibuk mencari nafkah, dengan dalih demi kelangsungan hidup
keluarga. Mereka lupa, hakekatnya pendidikan akhlak dan kasih sayang
kepada anak adalah lebih penting dari sekadar menimbun uang.
Sepanjang sejarah umat manusia, masalah akhlak selalu menjadi pokok
persoalan. Karena perilaku manusia secara langsung ataupun tidak
langsung masih menjadi tolok ukur untuk mengetahui perbuatan atau sikap
mereka, wajar kiranya persoalan akhlak selalu dikaitkan dengan persoalan
sosial masyarakat, karena akhlak menjadi simbol bagi peradaban suatu
bangsa.
Peran aktif orang tua :
Sebagai orangtua,
sangat penting mengajari akhlak yang baik pada anak sejak usianya masih
kecil. Perlu mengajarkan atau menerapkan hal yang baik-baik di
hadapannya. Bahkan, saat si anak masih di dalam kandungan pun Anda harus
menjaga pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hal tersebut merupakan
pondasi bagi anak untuk mengetahui bagaimana cara berbuat dan bertingkah
laku yang baik dan benar. Saat si anak sudah dilahirkan Anda tetap
perlu membiasakan hal tersebut di hadapannya.
Pendidikan anak
di usia dini yang sejak mulai lahir perlu ditanamkan nilai-nilai Islam
tentang ajaran Islam, sebab ajaran-ajaran Islam sangat penting dan harus
dipelajari. Karena di dalam Islam telah memberikan dasar-dasar konsep
pendidikan dan pembinaan anak, bahkan sejak masih dalam kandungan. Jika
anak sejak dini telah mendapatkan pendidikan Islam insya Allah ia akan
tumbuh menjadi insan yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berbakti
kepada orang tuanya. Karena itulah pentingnya pendidikan pada anak usia
dini ditanamkan agar anak ketika besar dapat mengembangkan nilai-nilai
ajaran Islam. Pengertian pendidikan anak usia dini menurut Hj. Maryam
Halim, dkk, adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut”. (Halim, dkk, 2005:123).
Sedangkan pendidikan
dini usia menurut ulama: Bahwa di dalam pendidikan usia dini dalam
pendidikan agama sangat penting sekali artinya dimulai dari usia 0
tahun. Anak yang baru dilahirkan dengan memperdengarkan kalimat thaibah
pada telinganya yaitu setelah anak dilahirkan ibunya dan dibersihkan
atau dimandikan oleh bidan, lalu bayi kecil diberikan pada orang tuanya,
untuk yang pertama kali orang tuanya mendengarkan kalimat thaibah (yang
baik) yaitu diazankan pada telinga kanan dan qamat pada telinga kiri,
tanpa membedakan apakah anak laki-laki ataupun perempuan. Hal ini
dilakukan dengan maksud bahwa kalimat yang pertama kali didengar anak
dari mulut orang tuanya adalah Allahu Akbar (kalimat Tauhid).
Kalimat tauhid ini diajarkan kepada anak dari dini dengan maksud akan
menuntun anak dikemudian hari kepada yang mulia. Anak yang baru lahir
itu belum tahu apa-apa karena di dilengkapi dengan pendengaran (telinga)
dan kepadanya diperdengarkan kalimat yang baik-baik. Sebagaimana firman
Allah dalam surat An-Nahl ayat 78:
Artinya: “Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar
kamu bersyukur”. (QS.An-Nahl:78). • Wajib atas orang tua untuk
menumbuhkan tauhid terhadap Allah pada anak-anaknya sedari dini.
Oleh karena itu, ajarkan dan pahamkan anak bahwa Rabb mereka adalah
Allah ‘Azza WaJalla, Dia-lah yang menciptakan, yang memberi rejeki, yang
menghidupkan dan makna-makna rububiyyah Allah lainnya. Setelah mengenal
keagungan Allah dalam rububiyah-Nya, iringilah dengan mengajarkan bahwa
hanya Allahlah yang berhak untuk disembah, diibadahi, disyukuri,
diharapkan dan hanya kepada-Nya pula ditujukan segala jenis ibadah. Tak
kalah pentingnya memperingatkan mereka dari syirik dan menjelaskan
bahayanya pada mereka.
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan
terbaik bagi manusia termasuk pergaulan dan pendidikan kepada anak-anak.
Ada lima pokok nasihat Rasulullah didalam pendidikan anak-anak yang
patut kita cermati dan perhatikan :
• Menanamkan kecintaan anak
terhadap Allah karena dalamnya kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dan tertanamnya keimanan terhadap takdir-Nya membawa seorang anak
untuk bisa menghadapi hidupnya dengan optimis dan tawakkal.
Benih cinta kepada Allah yang tertanam akan menumbuhkan keberanian,
karena dia akan menyadari bahwa tidak ada yang pantas ditakuti kecuali
kemurkaan-Nya.
• Menanamkan kecintaan anak pada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam sangatlah penting sampai-sampai tidak akan
sempurna iman seseorang tanpanya.
Caranya dengan membacakan
siroh (sejarah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengenalkan
mereka akan sifat-sifat beliau yang mulia.
• Sepantasnya bagi
orang tua untuk memulai pelajaran bagi putra-putrinya dengan AlQur’an
sejak dini. Yang demikian itu untuk menanamkan pada mereka bahwa Allah
adalah Rabb mereka, AlQur’an adalah firman-Nya sehingga menumbuhkan
kecintaan kepada Al Qur’an.
Hati mereka menjadi terikat padanya
sehingga mereka siap untuk mengikuti perintahnya dan berhenti dari
larangan-larangan yang ada padanya, berakhlak dengan akhlak AlQur’an dan
berjalan di atas manhajnya.
• Mendidik anak untuk berakhlak
yang baik karena Islam sebagai agama yang sempurna dan relevan di setiap
tempat dan zaman sangat menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak.
•
Memilih sekolah/lembaga pendidikan yang baik bagi anak. Adanya generasi
yang buruk, bukan karena kesalahan mereka semata, namun ada faktor lain
yang turut menentukan hal tersebut.
Peran guru :
Imam
Ghazali pernah memberi nasehat kepada seorang guru agar berlaku sebagai
seorang ayah terhadap muridnya. Bahkan beliau berpendapat bahwa: Hak
seorang guru terhadap muridnya adalah lebih besar ketimbang hak seorang
ayah terhadap anaknya.
Sebab seorang ayah sebagai perantara
eksistensi anak di dunia fana ini, sedang sang guru sebagai sebabnya
yang kekal. Karena gurulah yang menunjukkan murid kepada jalan yang
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Begitu besar pengaruh
guru terhadap jiwa anak, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku guru
lebih mewarnai kehidupan sehari-hari anak, biasanya anak lebih menurut
bila gurunya memberi nasihat daripada orang tuanya sendiri, lebih-lebih
anak di bawah usia lima tahun. Anak didik akan selalu memperhatikan
setiap gerak laku guru, kemudian mencontohnya dan akan dikerjakannya
setiap ada kesempatan.
Sosok gurunya adalah sosok yang menjadi
idola bagi anak-anak lebih banyak diwarnai oleh pribadi gurunya, karena
itulah amatlah penting peranan seorang guru dalam pembinaan dan
pengembangan mental anak didiknya, lebih-lebih dalam masalah pendidikan
agama dan budi pekerti.
Selain keluarga sebagai sekolah pertama
bagi anak-anak, pendidikan formal pun memiliki peranan penting dalam
pembentukan kepribadian seorang anak. Akan tetapi, pendidikan formal
saat ini, pada umumnya tidak mampu mendidik anak didiknya dengan baik.
Sekolah/lembaga pendidikan hanya sekadar mentransfer ilmu, sedangkan
pembinaan kerpribadian jarang dilakukan. Belum lagi kurikulum yang
diterapkan sebagian besar adalah ilmu umum, sedangkan ilmu agama sangat
sedikit sekali, menyebabkan anak didik berperilaku kurang baik.
Pendidikan akhlak di sini akan menjadi petunjuk bagi hubungan manusia
dengan manusia maupun hubungan manusia dengan Rabb-nya. Bahwa akhlak
Islam merupakan sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni
bertitik tolak dari aqidah yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya yang
kemudian untuk disampaikan kepada umatnya.
Pokok ajaran moral
Islam adalah memperbaiki akhlak, menyempurnakannya dan membimbing
manusia ke jalan yang akan menyampaikan mereka kepada kebahagiaan dunia
dan akhirat. Pada dasarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun
diutus Allah Ta’ala untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Sebagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik” [HR. Al- Bukhari]”.
Original Posting lihat di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar