DUA NAMA YANG BERTENTANGAN, SATU NAMA MENJADI KESEPATAN YANG BENAR ADALAH ISLAM


Ketika umat Islam menentang Missionaris Kristen dengan bukti etimologi bahwa kata Allah adalah benar-benar berhubungan dengan kata Elohim, para misionaris kemudian menunjuk bahwa (yahweh) adalah "nama sakral" untuk Tuhan yang mereka sembah dan bahwa sejak itu umat Islam tidak menelaah tentang "nama sakral" Tuhan, karena itulah menurut mereka umat Islam salah dalam memanggil nama Tuhan. Ini bukanlah argumentasi yang baru dari missionaris. Ketika Nabi Muhammad di Madinah, umat Yahudi Madinah melemparkan tuduhan yang sama, dengan mengatakan bahwa umat Islam tidak merujuk kepada Tuhan dengan hanya menyebut Dia sebagai "Allah". Karena itulah kemudian turun ayat al-Quran untuk menepis tuduhan tersebut :

"Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mernpunyal al-asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) ... "
(al-Isra', 17:110).

Berdasarkan pengamatan kita juga mempunyai catatan tentang tuduhan bahwa :

Yang pertama dari semuanya, yang paling pertama di Kitab Kejadian 1 :1 adalah "Elohim", bukan "Yahweh". Kata (YHWH) mulai muncul pada Kitab Kejadian sejak saat itu selalu memakai kata "Elohim". (tambahan dari Penulis: kata "im" dibelakang adalah bentuk jamak yang menandakan arti banyak. Jika kita Kaitakn dengan Elohim maka artinya adalah Tuhan-Tuhan.

Menurut James Strong pada The New Storng's Exhausive Concordance of the Bible, kata Yahweh adalah "Nama nasional Tuhan umat Yahudi" (lihat: Concordance no. 3608 atau Elfie Nieshaem Juferi, www.bismikallahumma.org). Pendek kata, bahwa nama ini katanya hanyalah umat Yahudi yang memakai. Kita bandingkan pada rujukan yang sama, untuk kata Elohim adalah " .. . khusus dipakai untuk Tuhan yang maha tinggi" (Ibid, no. 430).

Point yang terakhir adalah berdasarkan kepercayaan umat Kristiani sendiri, nama Yahwe hanya dipakai untuk kontek kitab perjanjian lama, dan tidak untuk umat Kristiani yang hanya percaya pada kitab perjanjian baru.

Pada sisi yang lain, kalau kita merujuk pada Markus 15:34 dimana Yesus dikatakan menangis dalam bahasa Aramaic:

ELi, ELi, LAMA SABAKHTANI?

Yang artinya :

TuhanKu, Tuhan Ku, Kenapa Engkau Meninggalkan Aku ?

JIKA NAMA YAHWEH ADALAH BENAR SATU-SATUNYA NAMA TUHAN YANG MENURUT AGAMA KRISTEN PANGGILAN KATA "ALLAH" ADALAH SALAH, SEHARUSNYA YESUS SAAT DISALIB SEMESTINYA MEMANGGIL TUHAN DENGAN KATA INI :

YAHWEH, YAHWEH, LAMA SABAKHTANI ?

KESIMPULAN :

1. Pengakuan Kata Eli adalah benar oleh Yesus, Yesus tidak menggunakan Kata Yahweh.
2. Ummat Kristen mengatakan Yahweh adalah sebutan Nama Tuhan yang benar, tetapi menurut Yesus adalah kata Eli adalah benar.

... Maka, Antara Jemaat Kristen Dan Yesus tidak sepakat atau tidak kompak atau bisa saja Ummat Kristen tidak sepakat dengan Yesus yang diakui mereka bahwa Yesus adalah Tuhan!

... Maka, MUHAMMAD DAN UMMATNYA SATU-SATUNYA SANGAT KOMPAK DENGAN SATU SEBUTAN NAMA TUHAN YAITU ALLAH.


Hal ini menunjukkan, pengakuan bahwa Yahweh adalah nama yang paling benar" untuk Tuhan adalah tidak berdasar. Yesus merujuk kepada Tuhan sebagai "ELi" atau (berdasarkan Matius 27:46). Jika benar tuduhan Dr. Robert Morey, maka kita harus percaya bahwa Yesus mengabaikan "nama Yang benar" untuk Tuhan ketika dia memanggil-Nya sebagai "ELI" Yang mana akar katanya berhubungan dengan akar kata bahasa Arab ALLAH untuk Yahweh, dan umat Kristen yang setuju dengan Dr. Robert Morey telah "mengabaikan" tentang apa nama Yang benar" untuk Tuhan!.

Kata-kata yang diakui oleh Dr. Robert Morey berdasarkan Peranjian lama adalah Yahweh dan Elohim. Mungkin dia termasuk yang menerima hukum Taurat, walaupun sebagian lain umat Kristen tidak mengakui hukum Taurat berdasarkan ajaran Paulus. Namun demikian dua kata di atas sebenarnya bukan kata yang asing dalam tradisi Islam. Kata Yahweh yang berbahasa Ibrani masih dekat dengan bahasa Arab "Yaa Huwa" di mana tradisi sufi sering menggunakan kata ganti orang ketiga untuk menyebut Allah, mereka bahkan hanya menyebut "Huwa" atau "Hu" dalam dzikir mereka. Kata yang kedua "Elohim" yang juga berbahasa Ibrani sama seperti sebelumnya dekat dengan bahasa Arab "Allahumma" yang sering dipakai umat Muslim dalam do'a-do'a mereka.

Kedekatan pemakaian kata-kata ini, setidaknya menunjukkan kesinambungan ajaran Tauhid yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim melalui dua putranya Isma'il dan Ishaq. Penyebutan Yahweh dan Elohim oleh bangsa Yahudi keturunan Ishaq; dikarenakan mereka berbicara dengan bahasa Ibrani yang ketika sampai pada masa Nabi Isa mereka mulai memakai bahasa Aramaik. Adapun keturunan Nabi Ismail yang memang tinggal di Jazirah Arab tentu saja memakai bahasa Arab dan menyebut Elohim dengan Allahumma, Eloh/Eli dengan Allah.

Perubahan kata/nama ketika dipakai bahasa lain adalah hal yang seringkali terjadi, kata ‘alim menjadi "ngalim" ketika disebut orang jawa, nama Muhammad menjadi Mamado jika orang Afrika yang menyebut. Hal ini sangat mungkin terjadi akibat perbedaan logat dan dialek. Adapun "God' atau "Lord" tentu saja bukan dikarenakan logat tapi penerjemahan, sebagai mana orang Indonesia menyebut "Tuhan" untuk yang mereka sembah. Dalam kontek bahasa Semit kata yang paling jauh justru "God" atau "Lord", karena memakai bahasa Engris-Eropa sementara pentas pewahyuan Taurat dan Injil berada di wilayah Palestina-Arab Secara bahasa, Taurat (Ibrani) dan Injil (Ibrani-Aramaik) adalah serumpun dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tentu saja lebih dekat kepada saudara serumpunnya jika dibandingkan dengan bahasa Yunani atau Romawi dan bahasa-bahasa Eropa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar