Pertama, kita akan membahas tentang konsep Holy Trinity.
Konsep ini banyak diimani oleh mayoritas orang kulit hitam dan umat nasrani;
baik mereka dari pengikut golongan Angelisme, atau Katolikisme, atau Luterime17,
atau Mesudisme18.
Secara umum, umat nasrani beriman dengan suatu konsep
yang disebut Holy Trinity, dan di dalam ajaranajaran nasrani yang disampaikan
oleh gereja-gereja, mereka mengatakan:
“Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Tuhan Roh Kudus. Namun
mereka bukanlah tiga Tuhan, akan tetapi satu Tuhan”.
Tuhan Bapa memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu,
Tuhan Anak memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, dan Tuhan Roh Kudus
memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, namun mereka bukanlah tiga Tuhan
yang memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, akan tetapi satu Tuhan yang
memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu.
Tuhan Bapa adalah seseorang, Tuhan Anak adalah
seseorang, dan Tuhan Roh Kudus adalah seseorang, namun mereka bukanlah tiga
orang, akan tetapi satu orang.
Saya akan bertanya, bahasa apakah ini? Apakah ia bahasa
Inggris? Sepertinya begitu, akan tetapi ia bukanlah bahasa Inggris. Anda
mengatakan: “seseorang, seseorang, dan seseorang, namun mereka bukanlah tiga
orang, akan tetapi satu orang.
Bahasa apakah ini?!! Katakan kepada saya, wahai
orang-orang Inggris, orang-orang Amerika. Apa defensi seseorang dalam bahasa
kalian?.
Jika anda memiliki kesamaan yang sulit untuk dibedakan
dengan ketiga saudara anda, kemudian salah seorang dari saudara anda melakukan
tindakan kriminal, maka apakah anda atau saudara anda yang lain, yang tidak
melakukan kesalahan juga dihukum? Tentu anda akan menjawab: “Tidak”.
Mengapa tidak, sedangkan kalian semua sama? Anda akan
katakan: “Tidak”, sebab dia orang lain, bukan kami. Lalu apa yang menjadikannya
orang lain? Anda akan mengatakan: “Kepribadiannya”. Jika karena kepribadiannya
berbeda anda katakan dia orang lain, maka ketika umat nasrani mengatakan:
“Dengan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus”, saya akan katakan: “Bahwa secara logika
mereka adalah tiga orang yang berbeda”.
Ketika anda mengatakan Bapa, tentu yang anda maksudkan
bukanlah Anak, dan ketika anda mengatakan Anak, tentu yang anda maksudkan
bukanlah Roh Kudus, bukankah demikian?. Rasionalitas kita jelas tidak dapat
menerima tiga orang yang berbeda sebagai satu orang, ia akan tetap menganggap
ketiga orang yang berbeda tersebut sebagai tiga orang. Jika akal saja tidak
dapat menerima hal itu, maka bagaimana kita dapat mengatakan bahwa tiga gambar
yang kita lihat seperti satu? Tiga selamanya akan tetap tiga. Keyakinan yang
menganggap bahwa setiap makhluk hidup adalah Tuhan, atau sama dengan Tuhan,
dalam pandangan kaum muslimin adalah bentuk pengkhianatan terhadap Allah! Baik
itu pemahaman yang menganggap bahwa Allah memiliki jasad atau bahwa Allah
menjelma sebagai manusia, maupun pemahaman-pemahaman yang lain.
Di dalam al-Qur`an, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah kafir lah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam” ; padahal AI-Masih sendiri
berkata: “Hai bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. ” Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan
baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolong pun. ” (QS. al-Ma’idah: 72)
Yesus mengatakan tentang Bapa yang ada di langit,
Dia-lah Bapa kalian dan Bapa saya, selamanya.
Pada pasal pertama dari Injil Matius, disebutkan ayat
yang sangat bertentangan dengan apa yang kalian katakan, yaitu bahwa kata: “Bapa
kalian, Bapa kamu, telah disebutkan sebanyak tiga belas kali, sebelum Yesus
sendiri mengatakan Bapaku, sungguh sesuatu yang sangat aneh!!
Yesus telah mengatakan kepada kalian sebanyak tiga belas
kali drngan kiasan bahwa Allah adalah Bapa setiap manusia, sebab Dia-lah Sang
Pencipta, yang memberi nikmat, dan yang membagi rizki kepada seluruh
makhluk-Nya. Namun ia tidaklah dilahirkan di dunia, sebab kelahiran adalah
perbuatan manusia, karena ia sangat berhubungan drngan unsur-unsur seks.
Keinginan untuk melakukan hubungan seksual adalah fitrah
makhluk hidup, rendah, dan sangat tidak patut jika kita lekatkan fitrah ini
kepada Allah SWT, meskipun demikian, orang-orang nasrani tetap saja selalu
mengatakan:
“Anak Allah, Anak Allah, Anak Allah”. Saya bertanya:
“Berapa banyakkah anak Allah?! Mayoritas orang kulit hitam yang beragama nasrani
mengatakan bahwa Allah hanya memiliki satu anak. Maka saya katakan: “Jika
demikian berarti kalian sama sekali tidak membaca kitab suci kalian, atau kalian
tidak membacanya sebagaimana mestinya. Tahukah kalian bahwa di dalam kitab suci
kalian disebutkan, Allah memiliki anak-anak yang tidak terhitung jumlahnya? Di
dalam kitab Kejadian disebutkan:
“1. Ketika manusria itu mulai bertambah banyak jumlahnya
di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2. maka anak-anak Allah
melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka
mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai
mereka. 3. Berfirmanlah Tuhan: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di
dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua
puluh tahun saja. ” 4. Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga
pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan
manusia, dan perempuan perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah
orang-orang yang gagah perkasa di zaman purba kala, orang-orang yang kenamaan.
(Kejadian, 6: 1 – 4).
Di dalam kitab Keluaran disebutkan:
“4. Muka engkau harus berkata kepada Firaun: “Beginilah
firman Tuhan: `Israel ialah anak-Ku, anak-Ku, yang sulung. ” (Keluaran, 4:
22).
Di dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Roma,
disebutkan:
Di dalam kitab Yeremia disebutkan:
“9. Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan
aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan
yang rata, dlmana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa
Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia, 31: 9).
“14. Semua orang, yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah
anak Allah. (Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma, 8: 14).
Apabila anda taat kepada Allah dan mengetahui
ajaran-ajaran-Nya, maka anda adalah seorang pendidik, atau yang semacamnya. Di
dalam bahasa dan istilah-istilah orang Yahudi, mereka ada yang mengatakan:
“Anak Allah”. Sedangkan orang-orang nasrani mengatakan: “Tidak, sekali-kali
tidak, Yesus bukanlah anak Allah, ia dilahirkan, akan tetapi ia bukanlah
makhluk.” Saya katakan kepada anda: “Dapatkan anda menjelaskan kepada saya
tentang hal ini, dapatkah anda memahamkan saya tentang apa yang ingin anda
kukuhkan ketika anda mengatakan bahwa Yesus dilahirkan, namun bukan makhluk
sebagaimana yang lainnya?! Apakah yang akan anda katakan kepada saya?!
Percayalah kepada saya! Bahwa selama empat puluh tahun
ini tidak seorang nasrani pun yang dapat menjelaskan kepada saya tentang maksud
dari kalimat tersebut. Ada satu orang Amerika yang pernah mencoba untuk
menjelaskannya kepada saya. Ia mengatakan: “Yang dilahirkan artinya bahwa
Allah-lah yang telah melahirkannya.” Saya katakan kepadanya: “Apa?!!” Sebelum
saya melanjutkan perkataan saya, ia mengatakan: “Tidak, anda telah bertanya
kepada saya tenang arti kalimat tersebut, dan saya telah menjelaskannya kepada
anda, akan tetapi saya sendiri tidak percaya bahwa Allah melahirkan anak.”
Dengan demikian, maka perkataan tersebut adalah dusta,
dan di dalam pandangan kaum muslimin, mengatakan bahwa Mesias itu Allah adalah
bentuk kekafiran.
Di samping itu, ada juga bentuk keanehan lain dalam
pandangan umat nasrani, yaitu keyakinan mereka terhadap Holy Trinity. Sekalipun
golongan mereka berbeda-beda, dari mulai Ingilikan, Artsudzukis, Katolik, dan
Maitsudiyah, akan tetapi keseluruhan mereka beriman dengan Holy Trinity. Mereka
mengatakan bahwa Yesus adalah oknum kedua dari ketiganya. Anda mungkin pernah
mendengar umat nasrani mengatakan: “Dengan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.” Akan
tetapi anda tidak akan pernah mendengar mereka mengatakan: “Dengan nama Roh
Kudus, Anak, dan Bapa. Atau dengan nama Anak, Roh Kudus, dan Bapa.”
Anak selalu dijadikan sebagai oknum ke dua dalam ketiga
Trinitas tersebut, dan apabila ada seorang nasrani yang mengatakan bahwa Yesus
adalah Bapa, maka perkataan ini dianggap sebagai satu dosa besar dalam pandangan
gereja dan agama Nasrani.
Sedangkan di dalam pandangan Islam, meletakkan
sifat-sifat Ke Tuhanan kepada makhluk apa pun adalah perbuatan kafir.
Akan tetapi menurut pandangan agama nasrani dan
gereja-gereja Angelisme, atau Luterisme, atau Mesudisme, dan gereja-gereja
lainnya, mengatakan bahwa Yesus adalah Bapa merupakan satu dosa besar.
Padahal ia adalah mitos klasik yang sengaja dibuat oleh
gereja Katolik, dan keberadaannya telah ada sejak seribu tahun lebih. Saya tidak
mengerti mengapa saudara Shorosh menyembunyikan hakikat tersebut. Padahal beliau
sendiri beriman bahwa Yesus adalah Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar