Awas Al-Qur'an Palsu

Awas Al-Quraan Palsu Buatan Amerika-Full PictPosted on 2 August 2012 by Miftah

Quran Palsu--Furqan Haq

Inilah Al-Quran Palsu Bernama Al-Furqon Al-Haq

Memberitakan kepada seluruh teman-teman dan seluruh umat Islam di dunia tentang Al-Qur’an palsu yang diberi nama Al-Furqon Al-Haq yang pertama kali dicetak dan diterbitkan dinegara muslim yaitu Kuwait dan Iraq. yang disebarkan dan dicetak oleh Amerika dan saudaranya yaitu Israel.

Seorang penginjil Amerika, Anis Shorrosh telah menyusun Al-Qur`an palsu yang diberi nama The True Furqan atau Al-Furqanul Al-Haqq. Ia bertujuan untuk menandingi kitab suci Islam, Al-Qur`an. Di dalam buku tersebut, ia menggunakan nama pena Al-Safee Al-Mahdi. Amerika telah dibuat geger karena kemunculan buku tersebut pada pertengahan tahun 2005.

Sebuah website pemerintah Amerika, http://www.amerika.gov/ pernah mengulas buku tersebut dengan judul “A New American Koran? Evangelical Christian Group Writes Book Challenging The Koran”. Sejumlah pihak terkait dalam penerbitan dan penyebaran buku tersebut, di antaranya adalah TBN, sebuah organisasi Kristen. TBN juga berpartisipasi dalam menggalang dana dan sumbangan untuk penyebaran buku tersebut di Iraq.

The True Furqan terdiri dari 366 halaman dengan sampul warna hijau dan bertuliskan kaligrafi Arab “Al-Furqan Al-Haqq”, berwarna emas. Setiap halaman terdapat tulisan surat dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Isinya sengaja meniru konsep penyusunan Al-Qur`an, seperti nama-nama surat yang dimiripkan, seperti surat Al-Fatihah, Al-Janna, Al-Injil, At-Tajassud, Al-Muslimun, Al-Washaya, dan lain-lain. Namun, isinya tentang teologi kristen dan pujian untuk Yesus.

Agar propagandanya berjalan lancar sesuai harapan, ia melengkapinya dengan komentar beberapa tokoh terkenal, seperti dari Baptist Press, Dr. Michael Brown seorang guru besar bahasa-bahasa Semit, dan Bill Graham dari Center for Muslim Studies. Pun demikian, sebagian pihak masih meragukan apakah orang-orang tersebut memang memberikan komentar positif terhadap buku The True Furqan ini.

The True Furqan ditulis selama 7 tahun. Karena itu penulisnya sesumbar dan mengatakan bahwa kitab itu lebih baik daripada Al-Qur`an, sebab kitab suci umat Islam itu ditulis oleh Muhammad dalam tempo 23 tahun.

Al-Qur’an palsu (Al-Furqon Al-Haq) yang diterbitkan dalam bahasa arab dan telah diterjemahkan kedalam bahasa inggris itu memiliki 77 surat buatan dalam 366 halaman, diantara nama-namanya adalah : Al-Fatihah, An-Nur, As-Salam, Al-Mahabbah, Al-Masih, Ats-Tsalluts, Al-Mariqin, Az-Zina, Al-Makirin, Ar-Ruat, Al-Injil, Al-Asatir, Al-Kafirin, At-Tanzil, At-Tahrif, Al-Jannah, Al-Adha, Al-Abas, Asy-Syahid.الفاتحة، النور، السلام, المحبة، المسيح، الثالوث، المارقين، الصَّلب، الزنا، الماكرين، الرعاة، الإنجيل، الأساطير، الكافرين، التنزيل، التحريف، الجنة، الأضحى، العبس، الشهيد

Dengan menggunakan basmalah yang membingungkan yang menggabungkan 3 agama, Islam, Kristen dan Yahudi. inilah basmalahnya :بسم الأب الكلمة الروح الإله الواحد الأوحد مثلث التوحيد موحد التثليث ما تعدد

Artinya : “dengan nama bapak kalimat ruh tuhan yang esa tiga dalam satu satu dalam tiga yang berbeda-beda”

Dan inilah contoh ayat-ayat dalam al-qur’an palsu itu :

* Dalam surat Al-Muftarah :يا أيها الناس لقد كنتم أمواتا فأحييناكم بكلمة الإنجيل الحق، ثم نحييكم بنور الفرقان الحق

Artinya : “wahai manusia sungguh kamu telah mati dan kami hidupkan kembali dengan kalimat injil al-haq kemudian kami hidupkan (kembali) dengan cahaya al-furqon al-haq”.

* Dalam surat Al-Masih :وزعمتم بأن الإنجيل محرف بعضه فنبذتم جُلَّه وراء ظهوركم
Artinya : “dan kalian mengira bahwa al-injil itu telah dirubah (palsukan) sebagiannya dan kemudian kalian mengingkarinya dibelakang punggung-punggung kalian.”وقلتم: آمنا بالله وبما أوتي عيسى من ربه، ثم تلوتم منكرين، ومن يبتغ غير ملتنا دينا فلن يقبل منه، وهذا قول المنافقين

Artinya : “dan kalian mengatakan : kami telah beriman dengan Allah dan apa-apa yang diturunkan Musa dari Tuhannya kemudian kalian mengingkarinya, dan barang siapa yang menjadikan selain dari agama kami sebagai agamanya maka tidak akan diterima darinya dan inilah perkataan orang-orang munafiq.”Mohon di sebarluaskan..!!

Dan ini semua ternyata ayat-ayat palsu buatan Amerika dan musuh-musuh Islam yang lainnya.

Dan inilah foto-foto tentang Quran Palsu itu .
1. http://prntscr.com/1npkly
2. http://prntscr.com/1npjmu
3. http://prntscr.com/1npkbm
4. http://prntscr.com/1npje8
5. http://prntscr.com/1npkpb
Baca selengkapnya >>

Apakah Tasbeh Bid'ah

Asalamualaikum wr wb.
Saya pengen nanya, apakah ada didalam hadist bahwa rosulullah
menggunakan alat bantu tasbih dalam berdzikir?? Krna saya tidak pernah
memakai tasbih soalnya saya mempunyai filosofi bahwa yg menjadi saksi
kelak di akhirat itu tangan yg berbicara, bukan tasbih.. Bagaimana
tanggapan ente sekalian?
-------
Original Posting lihat di sini.
=============
Syaikh Ibnu Utsaimin
Pertanyaan:
Disebutkan dalam hadits, "Setiap bid'ah itu sesat" yang artinya bahwa tidak ada bid'ah kecuali itu pasti sesat, dan tidak ada bid'ah hasanah karena setiap bid'ah itu sesat .. Pertanyaannya: Apakah tasbeh dianggap bid'ah? Dan apakah tasbeh termasuk bid'ah hasanah (baik) atau dhalalah (sesat)?

Jawaban:
Tasbeh bukan bid'ah agama, karena seseorang tidak bermaksud beribadah kepada Allah dengan tasbeh, akan tetapi bermaksud menghitung dengan tepat bilangan tasbih, tahlil, tahmid atau takbir yang diucapkannya. Jadi tasbeh ini hanya merupakan perantara, bukan tujuan.

Tapi yang lebih utama adalah bertasbih dengan mengguna-kan jari-jari tangannya karena alasan-alasan berikut:

Pertama: Bahwa jari-jari itu kelak akan disuruh berbicara sebagaimana yang dtunjukkan oleh Nabi صلی الله عليه وسلم.

Kedua: Bahwa bilangan tasbih atau lainnya dengan menggunakan tasbeh bisa menyebabkan seseorang lengah. Kadang kita saksikan banyak orang yang menggunakan tasbeh mengucapkan tasbih tapi matanya melirik ke sana kemari, karena mereka telah mengandalkan biji-biji tasbeh itu untuk menghitung bilangan tasbih, tahlil, tahmid atau takbir yang dikehendakinya. Dan kita dapati sebagian mereka menghitungnya dengan biji-biji tasbeh sementara hatinya lengah, mereka terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini akan berbeda jika mereka menghitungnya dengan jari tangan, karena biasanya akan lebih mengkonsentrasikan hati.

Ketiga: Bahwa menggunakan tasbeh bisa mendatangkan riya'. Kita jumpai sebagian orang yang senang banyak bertasbih mengalungkan tasbeh-tasbeh panjang di leher mereka dengan jumlah biji-bijinya yang banyak, dengan begitu seolah-olah lisan mereka mengatakan, 'lihatlah kepada kami, kami memuji Allah dengan bilangan biji-biji yang banyak ini.' Astaghfirullah, saya tidak bermaksud menuduh mereka demikian, tapi saya mengkhawatirkan demikian.

Ketiga hal ini harus dihindari oleh orang yang bertasbih menggunakan tasbeh, dan hendaknya ia bertasbih, mensucikan Allah سبحانه و تعالى dengan jari-jari tangannya.

Kemudian dari itu, bahwa menghitung bilangan tasbih itu dengan mengunkaan jari-jari tangan kanan, karena Nabi صلی الله عليه وسلم menghitung bilangan tasbih dengan tangan kanannya, dan tidak diragukan lagi bahwa yang kanan lebih baik daripada yang kiri. Karena itu, menggunakan tangan kanan lebih utama daripada menggunakan tangan kiri. Nabi صلی الله عليه وسلم pun pernah melarang seorang laki-laki makan atau minum dengan tangan kirinya, dan pernah pula beliau menyuruh seseorang makan dengan tangan kanannya, beliau bersabda,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
"Nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang dekat kamu." [1]

Dalam sabda lainnya beliau menyebutkan,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
"Apabila salah seorang kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan menggunakan tangan kanannya, dan apabila ia minum, maka hendaklah minum dengan menggunakan tangan kanannya. Karena sesungguhnya setan itu makan dan minum dengan menggunakan tangan kirinya." [2]

Karena itu, menggunakan tangan kanan untuk menghitung bilangan tasbih lebih utama daripada menggunakan tangan kiri, hal ini sebagai pelaksanaan mengikuti As-Sunnah dan lebih mendahulukan yang kanan. Nabi صلی الله عليه وسلم sangat senang mendahulukan yang kanan dalam mengenakan sandal, memulai langkah dan dalam bersuci serta hal-hal lainnya. Dengan demikian, bertasbih dengan menggunakan tasbeh tidak dianggap bid'ah dalam agama, karena yang dimaksud bid'ah yang terlarang itu adalah bid'ah dalam perkara agama, sedangkan bertasbih dengan menggunakan tasbeh hanyalah merupakan perantara untuk menghitung bilangan dengan tepat. Jadi hanya merupakan perantara yang marjuh. Namun demikian lebih utama menghitung bilangan tasbih dengan menggunakan jari tangan.


_________
Footnote:
[1] HR. Al-Bukhari dalam Al-Ath'imah (5376). Muslim dalam Al-Asyribah (2022).
[2] HR. Muslim dalam Al-Asyribah (2020).
Rujukan:
Nur 'ala Ad-Darb, hal. 68, Syaikh Ibnu Utsaimin.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.
....................................
Kopan Burman Tasbeh jg gk muter sndri kali,ttp ajj dgrakin sm tangan,klo alsanx biar tngn kt jd saksi,ya ttp tngn kt jd saksi(d pke buat memutar tasbeh bkn buat mirit kartu heheheheh gtu ajj ko repot
===============
Baca selengkapnya >>

AL-QUR'AN MENJAWAB: JIN JUGA DICIPTAKAN DARI AIR

Ujian kebenaran Quran .

Al Quran Surat An Nisa 4 :82 mengatakan " Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya."

Statement Alloh swt di atas seolah-olah Quran adalah firman sempurna , dan menantang orang lain untuk menguji Quran dan memperlihatkan pertentangan Quran .
Dalam kesempatan ini , saya akan memperlihatkan pertentangan Quran :

Dan Kami telah menjadikan setiap sesuatu yang hidup dari air (Q.S. al-Anbiya : 30)

Alloh menciptakan setiap makhluk hidup dari Air , tetapi sangat bertentangan dengan ayat ini :

Allah telah menjadikan jin dari nyala api (Q.S. ar-Rahman : 15)

Jin adalah Makhluk yang hidup , benar ?
sebelumnya Alloh swt mengatakan kalau semua makhluk hidup berasal dari Air , tetapi kok ada makhluk hidup yang dari api , bukankah api dan air adalah sifat yang saling bertentangan , terus kenapa Quran bertentangan dari ayat satu ke ayat yang lain , benarkah Quran benar-benar dari Alloh swt ?

Coba di jawab slim , no oot , no buduk .

----
Original Posting lihat di sini
=========



Sedikitnya ada dua ayat dalam Al-Qur'an yang menurut hemat saya patut dijadikan "trigger" bagi setiap manusia, khususnya muslim, untuk mencari sendiri jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan "menantang" menyangkut kebenaran firman Allah dalam Al-qur'an, sekaligus membuktikan bahwa Al-Quran memang benar-benar diturunkan oleh Allah dengan ilmu-Nya sebagaimana firman-Nya:

 وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يَعْقِلُونَ
 "Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya." (QS. Yunus[10]:100)

 فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُواْ لَكُمْ فَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أُنزِلِ بِعِلْمِ اللّهِ وَأَن لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ
  "...., sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, ..." (QS. Hud[11]: 14)

Di antara sekian banyak ayat Al-Qur'an yang coba-coba digugat oleh kaum kufar, ada dua yang mereka tuduh kontradiktif antara satu sama lain dan (boleh jadi mereka fikir) MUSTAHIL dapat diterangkan secara logis.

Dua ayat tsb adalah:
  1. Surat Al Anbiyaa’ ayat 30 : وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ : Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup
  2. Surat Ar Rahman ayat 15: وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ ٥٥:١٥ : dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
Dari dua ayat di atas kita semua boleh menyimpulkan begini:
a. Allah menciptakan segala yang hidup dari air
b. Jin adalah makhluk hidup
c. Berarti Allah menciptakan jin dari air

Kesimpulan ini jika dibenturkan pada QS. Ar-Rahman:15  di atas pasti kontradiktif: Allah menciptakan jin dari NYALA API, sementara kita semua berkesimpulan bahwa Allah menciptakah segala makhluk hidup, termasuk tentu saja Jin, dari AIR.

Benarkah dua ayat di atas saling kontradiksi?
Kembali ke firman Allah seperti tertulis dalam QS. Yunus[10]:100 di atas, yakni peringatan keras dari Allah bahwa DIA akan menimpakan murka-Nya kepada umat manusia yang tidak menggunakan akal, maka mari kita coba melihatnya dari pendekatan sains, khususnya proses kimia.

Dalam ilmu kimia, kita mengenal sub-studi ELEKTROLISIS
, yaitu peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik melalui air.

Baca selengkapnya >>

ADAKAH TEMAN YANG MAHA TINGGI


Berikut adalah Hadist yang seringkali dipelintir oleh para penghujat Islam dengan tujuan untuk meyakinkan kita bahwa sebelum wafat, Nabi Muhammad memohon kepada Tuhan agar memperoleh Rahmat hingga dapat bertemu teman tertinggi di Akhirat, yakni Isa Al Masih, untuk menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki pangkat Kenabian yang lebih rendah dari Isa Al-Masih yang mereka sebut Yesus:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi." [Sahih Bukhari 59:715]
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Melalui catatan ini saya sampaikan dan bantah dengan argument sejelas-jelasnya dengan Menggunakan Al Qur’an dan Hadist
Adapun Hadist yang dimaksud redaksi sebenarnya seperti ini:
Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi)
Volume 5, Book 59, Number 715:
Narrated ‘Aisha:
I heard the Prophet and listened to him before his death while he was Lying supported on his back, and he was saying, “O Allah! Forgive me, and bestow Your Mercy on me, and let me meet the (highest) companions (of the Hereafter).”
(saya peroleh dari Hadist Bukhori Muslim yang di susun Pihak Moslem Southwestern America) hingga jika dicari dalam Kitab-kitab Bukhori mungkin tidak akan ketemu,karena pegangan saya masih Jilid II.Sedangkan Moslem Southwestern America yang sudah di translate oleh M. Muhsin Khan.menempatkannya pada buku ke 59 yang artinya begini:
Volume 5, Book 59, Number 715:
Dikisahkan oleh ‘Aisyah:
Aku mendengar Nabi dan mendengarkannya sebelum wafatnya ketika ia sedang berbaring didukung di punggungnya, dan dia berkata, “Ya Allah Maafkan aku, dan limpahkan Rahmat-Mu padaku, dan Agar aku memenuhi/bertemu teman tertinggi (di akhirat).
Kaitan doa nabi di atas adalah dengan Turunnya surat An-Nisa ayat 69:
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(rofiqoo)
dan
Surah An Nisaa’ 70
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang taat kepada Nya dan kepada Rasul Nya, adalah suatu karunia yang tidak ada tara dan bandingannya bagi yang ingin mencapainya dan Allahlah Yang Maha Mengetahui siapa yang benar-benar taat kepada Nya, sehingga berhak memperoleh pahala yang besar itu.
Hingga terkait hal tersebut di atas,maka sebelum wafatnya Rasulullulloh berdoa agar bisa berjumpa dengan teman-teman tertingginya di akherat karena mereka adalah sebaik-baik teman sesuai dengan Annisaa ayat 69 tersebut.
ASBABUN NUZUL (Sebab-Sebab Turunnya Ayat) AN-NISA 69-70
Sebab turunnya ayat ini menurut riwayat At Tabari dan Ibnu Mardawaih dari ‘Aisyah ra. “Bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah sesungguhnya saya lebih mencintaimu dari diri saya dan anak saya. Apabila saya berada di rumah, saya selalu teringat padamu: sehingga saya tidak sabar dan terus datang untuk melihatmu. Dan apabila saya teringat tentang kematian saya dan kematianmu, maka tahulah (sadarlah) saya. bahwa engkau apabila masuk surga berada di tempat yang tinggi bersama-sama para Nabi, sedang saya apabila masuk surga, saya takut tidak akan melihatmu lagi. Mendengar itu Rasulullah diam tidak menjawab, dan kemudian turunlah ayat ini”.
Pada ayat ini Allah mengajak dan mendorong setiap orang, supaya taat kepada -Nya dan kepada Rasul -Nya dengan menjanjikan secara pasti. akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekadar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu Nabi-nabi, para siddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.
Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:
1. Para Rasul dan Nabi-nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah SWT.
2. Para siddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran Nabi dan Rasul.
3. Para syuhada dibagi pula urutannya sebagai berikut:
  • Orang-orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati terbunuh di dalam peperangan melawan orang-oang kafir
  • Orang-orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta; dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.
  • Orang-orang beriman yang mati ditimpa musibah yang mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam di lautan, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Dan ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.
4. Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.
Orang-orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan dapat masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.
Wassalam,
[Dari Abd Rozzaq | Islam Menjawab Fitnah]
=====================
Sumber

Baca selengkapnya >>

Belajar Dari Mutiah, Sang Wanita Pertama Yang Masuk Surga

Suatu hari, Fatimah Az Zahra ra bertanya kepada Rasulullah SAW tentang wanita pertama yang akan memasuki surga. Rasulullah bersabda: “Wahai Fatimah, jika engkau ingin mengetahui perempuan pertama masuk surga, selain Ummul Mukminin, dia adalah Ummu Mutiah.”
Jawaban itu membuat Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya wanita yang masuk surga pertama kali. Padahal Fatimah adalah putri Rasulullah, dan telah menjalankan ibadah dengan baik.
Dari sana, timbullah rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat di dalam diri Fatimah untuk lebih mengenal sosok wanita mulia tersebut. Fatimah pun mulai mencari keberadaan beliau di pinggiran kota Madinah. Fatimah ingin menyaksikan sendiri amalan dan ibadah apa yang dilakukan Mutiah.
Setelah mendapatkan ijin dari suaminya Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az Zahra pergi ke rumah Mutiah dengan mengajak Hasan, putra laki-lakinya yang masih kecil. Sesampainya di rumah tersebut, Fatimah segera mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Mengetahui bahwa putri Rasulullah SAW datang berkunjung, dengan segera Mutiah membuka pintu rumahnya. Namun ketika Mutiah melihat Fatimah membawa Hasan, Mutiah kemudian kembali menutup pintu rumahnya. Fatimah heran dengan sikap Mutiah tersebut. Fatimah lalu bertanya dari balik pintu tentang sebab Mutiah melakukan hal itu.
Mutiah menjawab bahwa Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak membolehkan seorang istri memasukkan laki-laki ke rumahnya, ketika suaminya tidak ada di rumah dan atau tanpa ijin suaminya. Dan Hasan adalah seorang laki- laki, walaupun dia masih kecil. Selain itu Mutiah juga belum meminta ijin kepada suaminya.
Akhirnya Mutiah meminta Fatimah untuk kembali keesokan harinya, setelah Mutiah meminta ijin terlebih dahulu kepada suaminya.
Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata wanita mulia ini. Namun, Fatimah tidak bisa menolak, karena argumentasi Mutiah memanglah seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW. Setelah mengucapkan salam ia bersama Hasan meninggalkan kediaman Mutiah.
Pada hari berikutnya Fatimah kembali mengunjungi rumah Mutiah. Kali ini bukan hanya Hasan yang ikut, Husein pun juga ingin ikut bersama ibunya.
Ketika mereka bertiga telah sampai didepan rumah Mutiah, kejadian dihari pertama terulang kembali. Mutiah meminta maaf seraya mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, dan Mutiah belum meminta ijin suami untuk membawa Husein masuk ke rumahnya.
Semakin takjub hati Fatimah memikirkan, bahwa begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW. Selain itu beliau juga sangat tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya. Fatimahpun akhirnya kembali pulang bersama Hasan dan Husein. Namun sebelumnya ia berjanji untuk datang lagi keesokan harinya.
Pada hari yang ketiga, Fatimah bersama kedua anaknya datang kembali ke rumah Mutiah. Akhirnya, dihari itu mereka bertiga diijinkan masuk ke rumah, karena kehadiran Hasan dan Husein telah mendapat izin dari suami Mutiah. Fatimah pun bersemangat ingin segera mengetahui, ibadah, amalan, dan muamalah apa saja yang dilakukan perempuan pertama masuk surga ini.
Setelah memasuki rumah, Fatimah mendapati ternyata rumah Mutiah sangatlah sederhana.Tak ada perabotan mewah disana. Namun, seisi rumah tertata rapi dan bersih, sampai- sampai Hasan dan Husein pun merasa betah bermain di dalam rumah itu.
Fatimah juga tidak menemukan sesuatu istimewa yang dilakukan Mutiah. Mutiah hanya kelihatan sibuk mondar-mandir dari dapur ke ruang tamu karena harus menyiapkan makanan siang untuk suaminya. dan Mutiahpun meminta maaf kepada Fatimah untuk itu, karenanya tidak bisa menemani Fatimah mengobrol.
Fatimah kemudian melihat Mutiah meletakkan makanan di sebuah wadah, dan tak lupa, Mutiah juga mengikut sertakan sebuah cambuk. Fatimah yang merasa penasaran dengan hal itu, kemudian memberanikan diri bertanya, "Untuk apa cambuk itu?”.
Mutiah menjelaskan, bahwa jika suami Mutiah merasa masakannya tidak enak, dia ridha untuk menyerahkan cambuk itu kepada suaminya untuk dipukulkan ke punggungnya.
Mendengar hal itu, Fatimah kemudian bertanya kembali, “Apakah itu kehendak suamimu?”. Mutiah pun menjawab, "Bukan. Semua ini kulakukan karena keinginanku sendiri, agar jangan sampai aku menjadi istri durhaka kepada suamiku. Aku hanya mencari keridhaan dari suami, karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan suami ridha kepada istrinya”
Dari jawaban Mutiah tersebut, akhirnya Fatimah mengetahui alasan mengapa Rasulullah mengatakan jika Mutiah adalah perempuan yang diperkenankan masuk surga pertama kali. Surga memang menjadi tempat yang pantas dan imbalan yang setimpal bagi para istri yang dengan tulus melayani suaminya, seperti yang telah dilakukan oleh Mutiah.
Saudariku,...
Jika zaman menyatakan tentang langkanya wanita seperti Mutiah sekarang ini, Semoga Allah senantiasa membukakan mata hati kita untuk menjadi bagian dari sesuatu yang langka tersebut.
Dan jika manusia meragukan masih adakah keberadaan wanita yang mau mengabdi dengan tulus kepada suaminya seperti yang dilakukan Mutiah, maka pastikan bahwa kita adalah satu yang pengabdi itu.
Semoga pelajaran yang diberikan oleh Mutiah sang wanita mulia, bisa memberi semangat kepada kita kembali untuk meraih surga Allah, lewat ketulusan kita dalam memberikan kesenangan serta ketulusan pengabdian kepada suami.
(Syahidah/Voa-islam.com)
Baca selengkapnya >>

Asma'uL Husna

Allah الله Allah
1 Ar Rahman الرحمن Yang Maha Pemurah
2 Ar Rahiim الرحيم Yang Maha Penyayang
3 Al Malik الملك Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus القدوس Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz العزيز Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbir المتكبر Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar الغفار Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah الفتاح Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith الباسط Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh الخافض Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` الرافع Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz المعز Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil المذل Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` السميع Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur الشكور Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل Yang Maha Luhur
42 Al Kariim الكريم Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib الرقيب Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu)
58 Al Mubdi` المبدئ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى Yang Maha Menghidupkan61 Al Mumiitu المميت Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد Yang Maha Mulia66 Al Wahid الواحد Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي Yang Maha Tinggi
79 Al Barru البر Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan)
80 At Tawwaab التواب Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith المقسط Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani المانع Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` النافع Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Badii' البديع Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya
96 Al Baaqii الباقي Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور Yang Maha Sabar
Baca selengkapnya >>

50.000 Kesalahan di dalam Injil


Sekte Kesaksian Yehovah dalam majalah Awake tanggal 8 September 1957, memuat judul yang mengejutkan ini "50.000 Kesalahan di dalam Injil?"

Pada hari Minggu pagi ketika sedang merumuskan tema buklet ini, saya mendengar sebuah ketukan pada pintu. Saya membuka pintu tersebut. Seorang pria Eropa berdiri di sana, tersenyum lebar. Ia berkata, "Selamat pagi!"

"Selamat pagi," jawab saya.

Ia menawari saya majalah Awake dari Watchtower. Ya, seorang penganut sekte Kesaksian Yehovah! Jika sebelumnya beberapa dari mereka telah mengetuk pintu Anda, dengan segera Anda akan mengenali mereka. Umat tersombong yang pernah mengetuk pintu orang-orang! Saya menyuruhnya masuk.

Segera setelah ia duduk, saya menyelesaikan salinan lengkap dari apa yang Anda lihat pada halaman berikut. Menunjuk pada monograp Awake pada bagian atas halaman. Saya bertanya, "Apakah ini milik Anda?" Dengan segera ia mengenali miliknya.

Saya berkata, "Majalah ini menyebutkan 50.000 kesalahan di dalam Injil, benarkah itu?"

"Apa itu!" ia berseru.

Saya mengulang kembali "Saya berkata, bahwa majalah ini mengatakan terdapat 50.000 kesalahan di dalam Injil Anda."

"Dimana Anda dapatkan itu?" ia bertanya. (Majalah tersebut diterbitkan 35 tahun yang lalu, mungkin ketika itu ia masih kecil).

Saya berkata, "Tinggalkan pembicaraan di luar permasalahan --apakah ini milik Anda?" kembali menunjukkan monograp "Awake!"

Ia berkata, "Bolehkah saya melihatnya?"

"Tentu," saya berkata. Saya memberinya halaman tersebut. Ia mulai membaca dengan teliti. Mereka (penganut Kesaksian Yehovah) telah terlatih. Mereka mengikuti pertemuan lima kali seminggu dalam "Kingdom Halls". Umumnya, mereka adalah para misionaris yang paling layak di antara seribu satu sekte dan golongan Kristen. Mereka telah diajari, ketika dalam keadaan terpojok, untuk tidak mengucapkan komitmen apa pun, tidak membuka mulut. Menunggu Roh Kudus memberi inspirasi apa yang harus dikatakan.

Saya dengan tenang terus memperhatikan ketika ia membaca halaman tersebut. Tiba-tiba ia melihat. Ia telah menemukannya. "Roh Kudus" telah memberi inspirasi kepadanya. Ia memulai, "Artikel tersebut mengatakan bahwa Kebanyakan kesalahan-kesalahan tersebut telah dihilangkan."

Saya bertanya, "Jika sebagian besar telah dihilangkan, bagaimana dengan sisa dari 50.000 tersebut? 5000? 500? 50? Bahkan walau masih tersisa 50, apakah Anda mengatributkan kesalahan-kesalahan tersebut kepada Tuhan?"

Ia terdiam. Ia meminta maaf dan mengusulkan akan datang lagi dengan beberapa anggota senior gerejanya. Itu berarti pada suatu hari!

Jika buklet ini telah selesai, saya akan menawarinya dengan berkata --"Saya akan menolong Anda, berikan nama, alamat dan nomor telepon Anda." Saya akan memberi Anda buklet ini-- "Apakah Injil firman Tuhan?" dalam jangka waktu 90 hari. Saya ingin sebuah tulisan balasan!" Jika Anda melakukan hal ini, dan beberapa Muslim juga melakukan hal yang sama, mereka dan para misionaris lainnya tidak akan pernah mendatangi rumah Anda lagi. Saya yakin terbitan ini akan menjadi senjata yang paling efektif. Insya Allah!

Cult dari sekte Kesaksian Yehovah ini begitu kuat dalam penghukuman dari Trinitarian ortodoks, dalam mempermainkan "Firman Tuhan," mempergunakan permainan bahasa yang sama. Dalam artikel --"50.000 Kesalahan di dalam Injil?"-- mereka berkata, "Mungkin ada 50.000 kesalahan ... kesalahan yang bergerak pelan ke dalam teks Injil ... 50.000 kesalahan yang begitu serius (?) ... kebanyakan dari yang disebut kesalahan-kesalahan itu ... secara keseluruhan Injil tidak akurat."(?)

Kita tidak mempunyai waktu dan kesempatan untuk melihat 10 dari 1000 dari penting atau kurang penting kerusakan-kerusakan yang dicoba direvisi oleh penulis RSV Kita tinggalkan hak-hak istimewa itu untuk sarjana Kristen Injil. Di sini saya akan secara keras mengkastakan hanya sepintas pada "setengah lusin" atau juga untuk perubahan-perubahan yang "kurang penting" tersebut.

1. "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perawan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Injil - Yesaya 7: 14 -AV)).

"Perawan" dalam ayat di atas, di dalam RSV sekarang telah diganti menjadi "seorang perempuan muda," yang merupakan terjemahan yang benar dari kata almah dalam bahasa Ibrani. Almah adalah kata yang terdapat dalam semua teks Ibrani dan bukan bethulah yang berarti "Perawan". Koreksi ini hanya ditemukan dalam terjemahan berbahasa Inggris, karena RSV hanya diterbitkan dalam bahasa ini. Bagi orang-orang Afrika, Arab dan Zulu, serta dalam 1.500 bahasa lain di dunia, umat Kristen terus menggunakan istilah yang tidak sesuai, yaitu "perawan".

Diperanakkan, Bukan Dibuat
"Yesus adalah satu-satunya Anak yang diperanakkan Tuhan, diperanakkan bukan dibuat," adalah sebuah tambahan dari katekismus ortodoks, sedikit dukungan dalam yang berikut ini:

2. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak yang diperanakkan-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Injil - Yohanes 3: 16 - AV)

Tidak seorang pendeta pun mengutip "Satu-satunya anak yang diperanakkan!" ketika mengajari calon pemeluk agamanya. Tetapi pembuatan --"Diperanakkan"-- sekarang telah dihilangkan oleh para perevisi Injil, tanpa kata permintaan maaf. Mereka diam dan tidak menarik perhatian pembacanya terhadap penghilangan kata secara sembunyi-sembunyi yang mereka lakukan. Kata "diperanakkan" yang menghina Tuhan ini adaiah salah satu dari banyak penambahan di dalam "kitab suci Injil". Tuhan Yang Maha Kuasa mengutuk penghinaan ini dalam istilah yang keras segera setelah perubahan tersebut. Tuhan tidak menunggu selama 2000 tahun agar para sarjana Injil menyatakan kecurangan tersebut.

"Dan mereka berkata, 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.' Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak." (Al-Qur'an - Maryam (19): 88-92).

Dunia Islam sebaiknya memberi selamat kepada "limapuluh golongan Kristen yang bekerja sama" dan kepercayaan mereka terhadap "tiga puluh dua sarjana termasyhur" yang membawa kitab suci Injil satu derajat mendekati kebenaran Al-Qur'an.

"Dia (Tuhan Yang Maha Kuasa) tiada beranak dan tiada pula diperanakkan." (Al-Qur'an, Al-Ikhlas (112): 3).
Baca selengkapnya >>

1001 Cara Kristenisasi

www.hidayatullah.com
Publikasi: 30 - 09 - 2002

AlDakwah.com--Berbagai cara ditempuh untuk melancarkan proyek
kristenisasi. Ada yang memalsukan Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai upaya
memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim yang "mendukung" kristenisasi

Kawin antar-agama hanyalah salah satu cara kristenisasi.
Lainnya, banyak. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, kaum misionaris dan
zending perlu menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini,
kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan ummat Islam dari agama, baru
kemudian memurtadkannya. Abu Deedat merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109,
"Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman..." Juga Al-Baqarah: 120, "Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka." 

Sinyalemen Al-Quran itu memang benar. Dalam Konferensi
Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang Yahudi yang menjabat
direktur organisasi misi Kristen, menyatakan, "Misi utama kita bukan
menghancurkan kaum Muslimin sebagai seorang Kristen, namun mengeluarkan seorang
Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq sebagaimana seorang
Muslim. Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam,
generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanya
mengejar kepuasan hawa nafsu."


Plesetan Al-Quran

Al-Quran, sebagai tuntunan hidup ummat Islam, kini
dimanfaatkan sebagai sarana kristenisasi. Tentu saja bukan Al-Quran sungguhan,
tapi palsu. Salah satunya adalah The True Furqan, yang sempat beredar di
internet dan menggegerkan publik Jawa Timur, awal Mei lalu. Dalam Al-Quran
buatan Evangelis (Ev) Anis Shorrosh itu, ada surat bernama Al-Iman, At-Tajassud,
Al-Muslimun, dan Al-Washaya yang isinya memuji-muji Yesus.

Selain ada Al-Quran palsu, juga bertebaran buku-buku plesetan
ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. "Cara ini yang sekarang paling banyak terjadi.
Pemberian Supermie atau bantuan uang sudah tidak manjur lagi," tutur Abu Deedat.

Kenapa cara itu ditempuh? Dalam wawancara dengan majalah
Jemaat Indonesia (edisi 4 Juni 2001), Pdt R Muhamad Nurdin —Muslim murtad—
menyebut trik itu sebagai cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. "Saya
membuat buku agar dibaca umat Kristen, kemudian disalurkan kepada umat beragama
lain. Saya tulis untuk kalangan sendiri, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Demikian bagi orang Yahudi aku seperti orang Yahudi, supaya aku
memenangkan orang Yahudi. Itu cara yang hati-hati dalam merebut hati kaum
Muslimin. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk Suradi dan Poernama,"
ujarnya. Dua nama terakhir adalah pendeta yang divonis mati oleh Forum Ulama
Ummat (FUU) Bandung karena menghina agama Islam.

Buku-buku Nurdin laku keras. Dalam tiga tahun, 5000 eksemplar
ludes. Hasilnya, menurut penuturan Wakil Gembala Gereja Kristen Maranatha
Indonesia (GKMI) Rawamangun Jakarta ini, banyak orang Islam yang akhirnya
menerima Yesus alias murtad. "Bahkan ada yang menjadi penginjil."

Contoh buku karangan Nurdin adalah Ash-Shadiqul Masdhuq
(Kebenaran yang Benar), As-Sirrullahil Akbar (Rahasia Allah yang Paling Besar),
dan Ayat-ayat Penting dalam Al-Quran.

Selain buku, juga bermunculan brosur atau pamflet sejenis
lembar Jumat. Judul yang dipilih pun seolah-olah Islami.

Misalnya "Allahu Akbar Maulid Nabi Isa as", "Kesaksian
Al-Quran tentang Keabsahan Taurat dan Injil", dan "Siapakah yang Bernama Allah
itu?" Bertebaran pula stiker kaligrafi Arab yang isinya pujian kepada Yesus.

Buku dan brosur itu diterbitkan oleh Yayasan Jalan
Al-Rachmat, Yayasan Christian Center Nehemia Jakarta, Yayasan Pusat Penginjilan
Alkitabiah (YPPA), Dakwah Ukhuwah, dan Iman Taat kepada Shiraathal Mustaqiim.

Anak-anak sekolah juga menjadi sasaran empuk. Siti Muflikhah,
santri Pesantren At-Taqwa Bekasi, pernah mendapat surat berisi komik anak-anak
dari sebuah lembaga yang menamakan diri Klab17. Di bagian awal, komik itu berisi
cerita keseharian anak-anak. Namun di bagian akhir ada pernyataan, "Saya percaya
akan Engkau, Yesus sebagai juruselamat saya."


Mengaku Mantan Haji

Bidang kesehatan juga dibidik. Ini antara lain dialami
keluarga Hartono, warga Kupang, Surabaya. Istrinya, Jam'iyah, sakit dan dirawat
di RS RKZ Surabaya. Biaya yang harus dikeluarkan selangit sehingga Hartono yang
cuma bekerja sebagai mandor kontraktor kebingungan. Datang misionaris menawarkan
bantuan biaya pengobatan. Namun ada syaratnya: masuk Kristen. Hartono terpikat.
Suami istri itupun akhirnya menjadi penganut Kristen.

Cara yang cukup sulit diidentifikasi adalah tipu daya dengan
meniru adat atau kebiasaan komunitas Muslim. Di Cirebon, ada kelompok qasidah
yang menyanyikan puji-pujian kepada Yesus.

Baca selengkapnya >>

3 in 1 OR 1 in 3 OR THREESOME

Pertama, kita akan membahas tentang konsep Holy Trinity. Konsep ini banyak diimani oleh mayoritas orang kulit hitam dan umat nasrani; baik mereka dari pengikut golongan Angelisme, atau Katolikisme, atau Luterime17, atau Mesudisme18.
Secara umum, umat nasrani beriman dengan suatu konsep yang disebut Holy Trinity, dan di dalam ajaran­ajaran nasrani yang disampaikan oleh gereja-gereja, mereka mengatakan:
“Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Tuhan Roh Kudus. Namun mereka bukanlah tiga Tuhan, akan tetapi satu Tuhan”.
Tuhan Bapa memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, Tuhan Anak memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, dan Tuhan Roh Kudus memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, namun mereka bukanlah tiga Tuhan yang memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu, akan tetapi satu Tuhan yang memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu.
Tuhan Bapa adalah seseorang, Tuhan Anak adalah seseorang, dan Tuhan Roh Kudus adalah seseorang, namun mereka bukanlah tiga orang, akan tetapi satu orang.
Saya akan bertanya, bahasa apakah ini? Apakah ia bahasa Inggris? Sepertinya begitu, akan tetapi ia bukanlah bahasa Inggris. Anda mengatakan: “seseorang, seseorang, dan seseorang, namun mereka bukanlah tiga orang, akan tetapi satu orang.
Bahasa apakah ini?!! Katakan kepada saya, wahai orang-orang Inggris, orang-orang Amerika. Apa defensi seseorang dalam bahasa kalian?.
Jika anda memiliki kesamaan yang sulit untuk dibedakan dengan ketiga saudara anda, kemudian salah seorang dari saudara anda melakukan tindakan kriminal, maka apakah anda atau saudara anda yang lain, yang tidak melakukan kesalahan juga dihukum? Tentu anda akan menjawab: “Tidak”.
Mengapa tidak, sedangkan kalian semua sama? Anda akan katakan: “Tidak”, sebab dia orang lain, bukan kami. Lalu apa yang menjadikannya orang lain? Anda akan mengatakan: “Kepribadiannya”. Jika karena kepribadiannya berbeda anda katakan dia orang lain, maka ketika umat nasrani mengatakan: “Dengan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus”, saya akan katakan: “Bahwa secara logika mereka adalah tiga orang yang berbeda”.
Ketika anda mengatakan Bapa, tentu yang anda maksudkan bukanlah Anak, dan ketika anda mengatakan Anak, tentu yang anda maksudkan bukanlah Roh Kudus, bukankah demikian?. Rasionalitas kita jelas tidak dapat menerima tiga orang yang berbeda sebagai satu orang, ia akan tetap menganggap ketiga orang yang berbeda tersebut sebagai tiga orang. Jika akal saja tidak dapat menerima hal itu, maka bagaimana kita dapat mengatakan bahwa tiga gambar yang kita lihat seperti satu? Tiga selamanya akan tetap tiga. Keyakinan yang menganggap bahwa setiap makhluk hidup adalah Tuhan, atau sama dengan Tuhan, dalam pandangan kaum muslimin adalah bentuk pengkhianatan terhadap Allah! Baik itu pemahaman yang menganggap bahwa Allah memiliki jasad atau bahwa Allah menjelma sebagai manusia, maupun pemahaman-pemahaman yang lain.
Di dalam al-Qur`an, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah kafir lah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam” ; padahal AI-Masih sendiri berkata: “Hai bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. ” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. ” (QS. al-Ma’idah: 72)
Yesus mengatakan tentang Bapa yang ada di langit, Dia-lah Bapa kalian dan Bapa saya, selamanya.
Pada pasal pertama dari Injil Matius, disebutkan ayat yang sangat bertentangan dengan apa yang kalian katakan, yaitu bahwa kata: “Bapa kalian, Bapa kamu, telah disebutkan sebanyak tiga belas kali, sebelum Yesus sendiri mengatakan Bapaku, sungguh sesuatu yang sangat aneh!!
Yesus telah mengatakan kepada kalian sebanyak tiga belas kali drngan kiasan bahwa Allah adalah Bapa setiap manusia, sebab Dia-lah Sang Pencipta, yang memberi nikmat, dan yang membagi rizki kepada seluruh makhluk-Nya. Namun ia tidaklah dilahirkan di dunia, sebab kelahiran adalah perbuatan manusia, karena ia sangat berhubungan drngan unsur-unsur seks.
Keinginan untuk melakukan hubungan seksual adalah fitrah makhluk hidup, rendah, dan sangat tidak patut jika kita lekatkan fitrah ini kepada Allah SWT, meskipun demikian, orang-orang nasrani tetap saja selalu mengatakan:
“Anak Allah, Anak Allah, Anak Allah”. Saya bertanya: “Berapa banyakkah anak Allah?! Mayoritas orang kulit hitam yang beragama nasrani mengatakan bahwa Allah hanya memiliki satu anak. Maka saya katakan: “Jika demikian berarti kalian sama sekali tidak membaca kitab suci kalian, atau kalian tidak membacanya sebagaimana mestinya. Tahukah kalian bahwa di dalam kitab suci kalian disebutkan, Allah memiliki anak-anak yang tidak terhitung jumlahnya? Di dalam kitab Kejadian disebutkan:
“1. Ketika manusria itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2. maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik­-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. 3. Berfirmanlah Tuhan: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja. ” 4. Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purba kala, orang-orang yang kenamaan. (Kejadian, 6: 1 – 4).
Di dalam kitab Keluaran disebutkan:
“4. Muka engkau harus berkata kepada Firaun: “Beginilah firman Tuhan: `Israel ialah anak-Ku, anak-Ku, yang sulung. ” (Keluaran, 4: 22).
Di dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Roma, disebutkan:
Di dalam kitab Yeremia disebutkan:
“9. Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, dlmana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia, 31: 9).
“14. Semua orang, yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah. (Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma, 8: 14).
Apabila anda taat kepada Allah dan mengetahui ajaran-ajaran-Nya, maka anda adalah seorang pendidik, atau yang semacamnya. Di dalam bahasa dan istilah-­istilah orang Yahudi, mereka ada yang mengatakan: “Anak Allah”. Sedangkan orang-orang nasrani mengatakan: “Tidak, sekali-kali tidak, Yesus bukanlah anak Allah, ia dilahirkan, akan tetapi ia bukanlah makhluk.” Saya katakan kepada anda: “Dapatkan anda menjelaskan kepada saya tentang hal ini, dapatkah anda memahamkan saya tentang apa yang ingin anda kukuhkan ketika anda mengatakan bahwa Yesus dilahirkan, namun bukan makhluk sebagaimana yang lainnya?! Apakah yang akan anda katakan kepada saya?!
Percayalah kepada saya! Bahwa selama empat puluh tahun ini tidak seorang nasrani pun yang dapat menjelaskan kepada saya tentang maksud dari kalimat tersebut. Ada satu orang Amerika yang pernah mencoba untuk menjelaskannya kepada saya. Ia mengatakan: “Yang dilahirkan artinya bahwa Allah-lah yang telah melahirkannya.” Saya katakan kepadanya: “Apa?!!” Sebelum saya melanjutkan perkataan saya, ia mengatakan: “Tidak, anda telah bertanya kepada saya tenang arti kalimat tersebut, dan saya telah menjelaskannya kepada anda, akan tetapi saya sendiri tidak percaya bahwa Allah melahirkan anak.”
Dengan demikian, maka perkataan tersebut adalah dusta, dan di dalam pandangan kaum muslimin, mengatakan bahwa Mesias itu Allah adalah bentuk kekafiran.
Di samping itu, ada juga bentuk keanehan lain dalam pandangan umat nasrani, yaitu keyakinan mereka terhadap Holy Trinity. Sekalipun golongan mereka berbeda-beda, dari mulai Ingilikan, Artsudzukis, Katolik, dan Maitsudiyah, akan tetapi keseluruhan mereka beriman dengan Holy Trinity. Mereka mengatakan bahwa Yesus adalah oknum kedua dari ketiganya. Anda mungkin pernah mendengar umat nasrani mengatakan: “Dengan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.” Akan tetapi anda tidak akan pernah mendengar mereka mengatakan: “Dengan nama Roh Kudus, Anak, dan Bapa. Atau dengan nama Anak, Roh Kudus, dan Bapa.”
Anak selalu dijadikan sebagai oknum ke dua dalam ketiga Trinitas tersebut, dan apabila ada seorang nasrani yang mengatakan bahwa Yesus adalah Bapa, maka perkataan ini dianggap sebagai satu dosa besar dalam pandangan gereja dan agama Nasrani.
Sedangkan di dalam pandangan Islam, meletakkan sifat-sifat Ke Tuhanan kepada makhluk apa pun adalah perbuatan kafir.
Akan tetapi menurut pandangan agama nasrani dan gereja-gereja Angelisme, atau Luterisme, atau Mesudisme, dan gereja-gereja lainnya, mengatakan bahwa Yesus adalah Bapa merupakan satu dosa besar.
Padahal ia adalah mitos klasik yang sengaja dibuat oleh gereja Katolik, dan keberadaannya telah ada sejak seribu tahun lebih. Saya tidak mengerti mengapa saudara Shorosh menyembunyikan hakikat tersebut. Padahal beliau sendiri beriman bahwa Yesus adalah Tuhan.
Baca selengkapnya >>

72 bidadari

Deosh D'spirit Ov D'blackfire vs Antonio Fadli
Dalam Islam
Konsep keselamatan dalam islam sangat membingungkan. Moslems tiada
yang bisa menjamin dirinya akan selamat dan mendapatkan upah sebanyak
72 bidadari di syurga untuk moslems setubuhi di syurga kelak.

Sebanyak apapaun moslems sholat, bahkan pahala sholat tarawih,
hingga menjalankan umrah dan naik haji, tiada satu pun jaminan itu
bahawa mereka akan menyetubuhi 72 bidadari di syurga kelak.
========================================

wkwkwk ente terobsesi sekali menyetubuhi 72 bidadari ya??? . . .
ya sudah jelas surga dan dunia itu berbeda . . .
jika kita di dunia mau bebas gag bisa, maka di surga kita bisa bebas
mau apa saja karena itu adalah janji Allah bahwa barangsiapa yang
selama di dunia beriman dan bertakwa kepada Allah, maka itulah balasan
yang setimpal . . .
mari kita bahas ayat2 Al-Quran yang biasa dijadikan dalil tentang kebidadarian ini

surat At-Thur ayat 17-20:

17. sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,
18. mereka bersukaria dengan apa yang diberikan oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka
19. (dikatakan kepada mereka), "makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan",
20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami KAWINKAN mereka dengan BIDADARI-BIDADARI yang cantik bermata jeli

sudah jelas sekali di atas, bahwa nantinya orang2 yang bertakwa
kepada Allah akan diKAWINKAN, sekali lagi, DIKAWINKAN dengan bidadari2
tersebut . . .
kalau sudah DIKAWINKAN lalu APA ADA YANG SALAH JIKA INGIN BERHUBUNGAN INTIM??? . . .
bukankah itu sah-sah saja??? . . .
menurut ente, lebih baik berhubungan intim dahulu baru dikawinkan atau dikawinkan dahulu baru berhubungan intim???

surat As-Saffat ayat 40-48:

40. tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)
41. mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu
42. yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan,
43. di dalam surga-surga yang penuh nikmat,
44. di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan
45. diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir
46. (warnanya) putih bersih, serta sedap rasanya bagi orang-orang yang minum
47. tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya
48. di sisi mereka ada BIDADARI-BIDADARI yang TIDAK LIAR PANDANGANNYA dan JELITA MATANYA

sudah jelas juga, para BIDADARI di surga BUKAN BERASAL DARI KALANGAN
PELACUR seperti manusia di bumi yang liar sekali pandangannya . . .
jadi, jelas sekali para bidadari ini memang disiapkan untuk orang2
yang beriman dan bertakwa kepada Allah saja, BUKAN untuk orang2 yang
dzalim . . .
dari sini juga sudah jelas, penghuni surga akan mendapat bidadarinya
sendiri2 karena di ayat ini sudah dijelaskan bahwa bidadari tersebut
tidak liar pandangannya yang artinya bidadari tersebut menjaga
kehormatan dirinya untuk pasangannya saja . . .
BUKAN seperti manusia di dunia yang gonta-ganti pasangan

surat Ad-Dukhan ayat 51-56

51. sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
52. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air
53. mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan
54. demikianlah dan Kami berikan kepada mereka BIDADARI
55. di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran) [1393]
56. mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya KECUALI mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka

di ayat ini juga sudah sangat jelas sekali selain disebutkan akan
mendapatkan bidadari sebagai pasangan, mereka juga TIDAK AKAN merasakan
MATI seperti kita yang bisa merasakan mati ketika di dunia . . .
ini artinya kita akan hidup kekal di akhirat nanti sehingga tidak
ada kekhawatiran akan pertanggungjawaban mereka ketika di surga atau
neraka layaknya pertanggungjawaban manusia ketika di dunia . . .
dan itulah balasan bagi orang2 yang beriman dan bertakwa kepada Allah . . .
sekarang kalau ane tanya, kira2 ente mau milih mana KENIKMATAN YANG KEKAL di surga atau KEPEDIHAN YANG KEKAL di neraka???

surat Ar-Rahman ayat 56-57

56. di dalam surga itu ada BIDADARI-BIDADARI yang SOPAN menundukkan
pandangannya, TIDAK PERNAH DISENTUH oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh
jin
57. maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

kalau yang satu ini malah sudah jelas sekali tipe bidadari di surga
itu seperti apa dan ayat ini juga mendukung ayat sebelumnya yang
mengatakan bahwa bidadari di surga tidak liar pandangannya sebagaimana
pelacur atau yang sejenis dengan itu di dunia ini

kira2 apa ada yang masih salah dengan hadiah bidadari itu gan??? . . .
------------------
kan sudah jelas nanti dikawinkan jadi halal dan sah2 saja . . .
serta bidadari2 di surga juga bukan tipe2 pelacur . . .
----------------------------------------
apalagi di akhirat nanti juga tidak merasakan mati lagi seperti
ketika di dunia, jadi kalau disuruh milih, mau kenikmatan yang kekal
atau kepedihan yang kekal??? . . .
monggo

Sumber

Baca selengkapnya >>

10 HUKUM TAURAT DALAM ISLAM

=Luh-luh batu VERSI cerita Alquran dipertanyakan, JAWAB berdasarkan Alquran=

(Qs Al-araf:145)
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.

Ayat diatas, KONON Musa telah di beri “Taurat” VERSI Islami (cerita Al Quran) yang di tuli dalam luh-luh batu, tentu dengan cerita VERSI Alquran diatas Muslim pun meyakini bahwa “Tuhan” negeri arab memberikan taurat yang di tulis dalam luh-luh batu.

Nah, disini saya kembali mempertanyakan kebenarana Alquran YANG tentunya TIDAK BOLEH kaum Muka Badak (mu'min) mencomot ayat-ayat Alkitab untuk pembenaran Alquran terkait “Luh-Luh Batu” yang akan saya tanyakan nanti.

Karena sejumlah nama-nama di bawah ini SUDAH JUJUR bahwa mereka MENOLAK Alkitab YANG DI YAKINI oleh Umat Kristen (maaf hanya beberapa nama saja yang saya sertakan, tapi jangan kecewa saya TAHU kok, seluruh umat “Muka Badak” (Muslim) yang lain, juga menolak Alkitab YANG DIYAKINI oleh umat Kristen)!

Langsung saja, nama-namanya sebagai berikut:Hana Pertiwi

Zain Caniago

Nah, langsung saja pada topik bahasan/pertanyaan ana.

Pertanyaannya adalah:

Apa isi dari luh-luh batu yang sudah di ceritakan (VERSI) oleh Alquran, dalam ayat di atas?

- HARAP NO OOT YA!-
-
Original Posting lihat di sini

=========================
Jawaban:

Saya tidak habis pikir, kok ya, ternyata ada juga 'pesorak' kristen di forum ini yang dengan pedenya berkali-kali menggugat Al-Qur'an itu palsu karena merasa yakin tidak ada umat Islam yang dapat menunjukkan eksistensi 10 Hukum Taurat Musa di dalam Al-Qur'an sebagaimana yang berkali-kali pula dituntutnya. Padahal sudah sering diberi 'clue' dengan mengutip sedikit ayat-ayat Al-Qur'an seperti di antaranya:

[5:46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

[5:47] Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.

[5:68] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

[2:136] Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Mungkin mereka belum mengerti bahwa salahsatu dari (hanya) 6 rukun iman umat Islam adalah kewajiban untuk mengimani (mempercayai) kitab-kitab wahyu Allah bernama Taurat, Mazmur, Injil, dan Al-Qur'an.

Artinya, tidak ada satu umat Islam pun yang meragukan bahwa sebelum Al-Qur'an, Allah telah lebih dulu menurunkan kitab-kitab wahyu bernama Taurat, Mazmur, dan Injil.

Sebagai kitab wahyu terakhir, Al-Qur'an adalah kitab penutup dari kitab-kitab wahyu terdahulu. Dan dengan ditutupnya Al-Qur'an, maka seluruh risalah Allah untuk umat manusia pun dianggap telah lengkap dan sempurna, sebab memang lengkaplah sudah seluruh petunjuk kepada 'jalan yang lurus' dari Allah bagi seluruh umat manusia.

Tinggal sekarang terserah kepada manusianya sendiri jalan mana yang ingin dipilihnya. Jalan lurus yang sudah terang benderang menurut kitab-kitab wahyu Allah, atau jalan berliku menurut surat-surat tulisan tangan (dan pemikiran) manusia-manusia yang sarat dengan petunjuk membingungkan?

Adapun dalam konteks telaah ajaran nabi Isa as dan ajaran Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, sebenarnya baru dari empat ayat (di antara puluhan) di atas saja sebenarnya tidak terlalu sulit bagi siapa pun yang mau belajar membuka hati untuk mengerti bahwa sesungguhnya kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur'an diturunkan oleh Allah yang sama, dengan perintah dan hukum-hukum yang pararel dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya[**]. Dan karenanya pula, tentu saja tidak diperlukan pengulangan (atau copy paste) ayat-ayat dari kitab terdahulu ke dalam Al-Qur'an.

Kendati demikian, tidak lantas berarti bahwa Al-Qur'an tidak mengisyaratkan informasi-informasi penting menyangkut kitab-kitab terdahulu, seperti di antaranya tentang 10 Hukum Taurat Musa.

Itu sebabnya mengapa dalam menanggapi tuduhan 'pesorak' tadi -- yang meyakini bahwa tidak ada 10 Hukum Taurat Musa di dalam Al-Qur'an -- sebetulnya saya lebih memilih 'pembuktian terbalik' daripada menjelaskan atau menerangkan sesuatu yang 'dari sononya' memang sudah sangat jelas dan sangat terang.

Atau gampangnya, tanyalah setiap umat Islam di sini, Hukum Taurat mana yang tidak ada penjelasannya dalam Al-Qur'an, atau lebih spesifik lagi, Hukum Taurat mana yang tidak dilaksnakan oleh umat Islam?

Dengan demikian akan mudah bagi siapa saja untuk sama-sama membuktikan dengannya bahwa Al-Qur'an memang merupakan kitab penutup dari kitab-kitab wahyu terdahulu.

Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, nampaknya akan percuma saja mengharapkan sang 'pesorak' ini mengerti maksud saya, mengingat pengalaman berinteraksi dengan mereka selama ini mengajarkan kepada saya -- dan saya yakin juga kepada umat Islam lainnya di sini -- bawa kemampuan olah pikir mereka memang relatif terbatas, bahkan lebih buruk lagi, sudah terlanjur terperangkap oleh nafsu sangat besar untuk menghujat simbol-simbol Islam saja daripada coba mengerti, apalagi menerima kebenaran Al-Qur'an.

Karena itu, saya pikir tidak ada salahnya untuk menunjukkan pada mereka (secara random saja) sebagian ayat-ayat Al-Qur'an dari catatan lama seorang netter dengan nickname 'Bocah Korban Salibis' berikut ini:

10 HUKUM TAURAT MUSA

1. TIADA TUHAN SELAIN ALLAH
Dialah Allah Yang Tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-hasyr: 23)

2. JANGAN MENYEMBAH BERHALA
Qs.Al-Baqarah 22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[1], padahal kamu mengetahui. (QS.Al-Baqarah: 22)

3. JANGAN MEMPERSUKUTUKAN TUHAN
Qs. An-nisaa 116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-nisaa: 116)

4. KUDUSKAN HARI SABAT
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[2]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al Jumu’ah: 9)

5. HORMATI ORANG TUAMU
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia[3].(QS. Al-Israa’: 23).

6. JANGAN MEMBUNUH
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. An-Nisa:93)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu[4]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa:29)

7. JANGAN BERZINAH
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin[5]. (QS. An-Nuur: 3)

8. JANGAN MENCURI
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Maa’idah: 38)

9. JANGAN BERSUMPAH PALSU
 Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri[6] dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. (QS. At-Taubah:42)

10. JANGAN MENGINGINKAN MILIK ORANG LAIN
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf[7], (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah:180)

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu[8]. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. (Qs. An Nisaa’: 2).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak usah berpanjang-panjang lagi, sekarang mari kita tanya saja sang 'pesorak' dan umat kisten lainnya di forum ini; hukum manakah dari 10 Hukum Taurat di atas yang betul-betul dilaksanakan dengan baik dan benar oleh umat kristen?
MONGGO!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CATATAN KAKI:
[**]. Inilah sebab utama kenapa umat kristen menganggap umat muslim terlalu usil karena tidak henti mempertanyakan, bahkan menolak 'kebenaran' sebagian dari ayat-ayat atau hukum-hukum alkitab (Taurat, Mazmur, dan Injil) yang dianggap 'menyimpang' dari konsep "pararel dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya" dengan ayat-ayat Al-Qur'an.

[1]. Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.
[2]. Maksudnya: Apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah melantunkan adzan di hari Jum'at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya. Dalam Islam hari sabat (hari ketujuh) jatuh pada hari Jum’at atau sering disebut di amerika dengan unkapan GIF= The Great day Is Friday, karena memang jum’at hari agung.
[3]. Mengucapkan kata 'ah!' saja kepada orang tua sudah merupakan sebuah dosa, apalagi sampai mengucapkan kata-kata kasar atau berlaku tidak santun. Sebesar apa pun dosa seorang anak manusia kepada Allah, selama ia tidak menduakan Allah, kemudian dengan sungguh-sungguh memohon ampun, niscaya akan diampuni. Tapi sekecil apapun dosanya kepada orang tuanya, selama tidak diampuni oleh kedua orang tuanya, maka Allah TIDAK AKAN mengampuninya! 
[4]. Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
[5]. Maksud ayat ini ialah: tidak pantas orang yang beriman menikah dengan pelaku zina, demikian pula sebaliknya.
[6] Maksudnya mereka akan binasa disebabkan sumpah mereka yang palsu.
[7]. Ma'ruf ialah adil dan baik. Wasiat itu tidak melebihi sepertiga dari seluruh harta orang yang akan meninggal itu. Ayat ini dinasakhkan dengan ayat mewaris.
[8]. Tentang hukum Taurat ke-sepuluh ini Al-Qur'an bahkan mengaturnya secara sangat detil (dijelaskan oleh puluhan ayat) dalam hukum waris dan hukum harta anak-anak yatim piatu.

[Sumber: Original Posting lihat note-bks| Islam Menjawab Fitnah]
================
Sumber: AL-QUR'AN MENJAWAB
Baca selengkapnya >>

17 doktrin Syi'ah

Ini ada sekitar tujuh belas doktrin Syi'ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum muslimin sebagai bagian dari pengamalan doktrin taqiyah (menyembunyikan Syi'ahnya). Ketujuh belas doktrin ini terdapat dalam kitab suci Syi'ah:

1. Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi'ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki (Ushulul Kaafi, hal.259, Al-Kulaini, cet. India).

Jelas Doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah SWT QS: Al-A'raf 7: 128, "Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia dikaruniakan kepada siapa yang Dia kehendaki". Kepercayaan Syi'ah diatas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam Syi'ah dengan Allah dan doktrin ini merupakan aqidah syirik.

2. Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi'ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam surat Al-Hadid, 57: 3 (Rijalul Kashi hal. 138).

Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi'ah yang berdusta atas nama Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini Syi'ah menempatkan Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi'ah terhadap kaum muslimin dan kesucian aqidahnya.

3. Para imam Syi'ah merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul Kaafi, hal. 83).

4. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib oleh Syi'ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang ghaib (Ushulul Kaafi, hal. 84).

5. Keinginan para imam Syi'ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kaafi, hal. 278).

6. Para imam Syi'ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam (Ushulul Kaafi, hal. 158).

7. Para imam Syi'ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal ghaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kaafi, hal. 193).

8. Allah itu bersifat bada' yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi para imam Syi'ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kaafi, hal. 40).

Menurut Al-Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi'ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi imam Syi'ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi'ah Allah bersifat bada' (Ushulul Kaafi, hal. 232).

9. Para imam Syi'ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam Syi'ah bersifat Ma'sum (Bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat Dosa). Allah menyuruh manusia untuk mentaati imam Syi'ah, tidak boleh mengingkarinya dan mereka menjadi hujjah (Argumentasi Kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushulul Kaafi, hal. 165).

10. Para imam Syi'ah sama dengan Rasulullah Saw (Ibid).

11. Yang dimaksud para imam Syi'ah adalah Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hassan bin Ali dan Muhammad bin Ali (Ushulul Kaafi, hal. 109)

12. Al-Qur'an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Ushulul Kaafi, hal. 670). Salah satu contoh ayat Al-Qur'an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat Al-Qur'an An-Nisa': 47, menurut versi Syi'ah berbunyi: "Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuran mubiinan". (Fashlul Khitab, hal. 180).

13. Menurut Syi'ah, Al-Qur'an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushulul Kaafi, hal. 671).

14. Menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi, mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan imam-imam Syi'ah (Haqqul Yaqin, hal. 519 oleh Muhammad Baqir Al-Majlisi).

15. Menghalalkan nikah Mut'ah, bahkan menurut doktrin Syi'ah orang yang melakukan kawin mut'ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Saw. (Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).

16. Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, imam Ja'far berkata kepada temannya: "Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku." (Al-Istibshar III, hal. 136, oleh Abu Ja'far Muhammad Hasan At-Thusi).

17. Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar yang ada didekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan maka kedua orang ini akan disalib (Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir al-Majlisi).

Ketujuhbelas doktrin Syi'ah di atas, apakah bisa dianggap sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Saw. dan dipegang teguh oleh para Sahabat serta kaum Muslimin yang hidup sejak zaman Tabi'in hingga sekarang? Adakah orang masih percaya bahwa Syi'ah itu bagian dari umat Islam? #
Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak MENGKAFIRKAN aqidah Syi'ah ini, maka dia termasuk Kafir.

Semua kitab tersebut diatas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi'ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa'i, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin.
Itu, upaya-upaya Syi'ah untuk menanamkan kesan bahwa Syi'ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip, adalah dusta dan harus ditolak tegas !!!.
=======================
Original Postinglihat disini
Baca selengkapnya >>

9 Bukti Nabi Muhammad TIDAK Menikahi Aisyah Dibawah Umur !!!!!!!!!




Meluruskan Fitnah Kubro kaum Kafir Tentang Pernikahan Nabi Muhammad dengan Siti Aisyah
Seorang teman kristen suatu kali bertanya ke saya,”Akankah anda
menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua
berumur 50 tahun?” Saya terdiam. Dia melanjutkan,” Jika anda tidak akan
melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos
berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?” Saya katakan padanya,” Saya
tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini.”

Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam
batin saya akan agama saya. Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan
seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, Orang-orang
akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.

Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi
orang-orang yang naif dalam mempercayainya.Tetapi, saya tidak cukup puas
dengan penjelasan seperti. Nabi merupakan manusia tauladan, Semua
tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat
meneladaninya.

Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk
saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang
berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang
tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun
tidak semuanya, akan memandang rendah thd orang tua dan suami tua
tersebut.

Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk
menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon
suami berumur dibawah 18 tahun , dan calon isteri dibawah 16 tahun.
Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi-oraganisi hukum dan syariah
menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur
diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini
memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim
pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.

Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya
thd Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi
berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang
saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya
benar adanya.

Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis
polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah
dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang
menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist
(tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat
pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tsb sangat bermasalah. Saya
akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisyanm
ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua
yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #1: PENGUJIAN TERHADAP SUMBER

Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya, Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru
menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid
di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal
ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.

Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ” Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq ” (Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orangIraq:
” Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang
dicatat dari orang-orang Iraq” Tehzi’b u’l-tehzi’b, IbnHajar Al-
`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN:
berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.

KRONOLOGI:
Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:

pra-610 M: Jahiliya (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu


610 M : turun wahyu pertama Abu Bakar menerima Islam 

613 M : Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat

615 M : Hijrah ke Abyssinia.

616 M : Umar bin al Khattab menerima Islam.

620 M : dikatakan Nabi meminang Aisyah

622 M : Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah
-------------------------------------------------------------------------------------------------

BUKTI #2: MEMINANG

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn
Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada
usia 9 tahun.

Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga
tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah
dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah
seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).

Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah.
Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah
berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami
kontradiksi dalam periwayatannya.

KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah

Menurut Ibn Hajar, “Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).

Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan
ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia
Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.

KESIMPULAN:
Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi
satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7
tahun adalah mitos tak berdasar.
------------------------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’

Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]”
(Al-Bidayah wa’l-nihayah, IbnKathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr
al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H,
dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia
meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20
hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari
kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan
meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p.
654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika
Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun.
Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana
Aisyah berumah tangga.

Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d, usia
Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20
tahun.

Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan
dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan
pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ?
12 atau 18..?

KESIMPULAN:
Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr
dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab
karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan
salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar,
mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak
jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat
mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari
(Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa
qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud,
Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya
melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit
pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”

Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn
`Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya
berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”

Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years
akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b)
Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud

KESIMPULAN:
Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan
bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia
15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria
dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk
menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi
usia pernikahan Aisyah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)

Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan
sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah
tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M.
jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di
tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in
Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas,
secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang
baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang
masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah
menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada
saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karean itu sudah pasti berusia
14-21 tahun ketika dinikah Nabi.

KESIMPULAN:
riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.
------------------------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #7: Terminologi bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri
pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati
Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada
di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr)
atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi
bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama
Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr
dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun.
Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah,
seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan
untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan
pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa
Inggris “virgin”. Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9
tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p.
.210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan:
Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas
adalah “wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam
pernikahan.” Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada
waktu menikahnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #8. Text Qur’an

Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita
perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan
yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai
usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang
pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?

Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti
itu. Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam
mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai
perlakuan anak Yatim juga valid doaplikasikan ada anak kita sendiri
sendiri. Ayat tsb mengatakan :

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik. (Qs. 4:5)

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
menikah.. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai
memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ??
(Qs. 4:6)

Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk
(a) memberi makan mereka,
(b) memberi pakaian,
(c) mendidik mereka, dan
(d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.

Disini, ayat Qur’an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti
terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test
yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan
pengelolaan harta-harta kepada mereka.

Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim
yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan
pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa
mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan,
Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik
untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99)
menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk
bermain dengan mainannya daripada

mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karean itu sangatlah sulit untuk
empercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan
anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50
tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang
gadis belia berusia 7 tahun.

Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya.
Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,” berapa banyak di antara
kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil
memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?” Jawabannya
adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas
mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7
tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah
dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia
pernikahannya?

Abu Bakar merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita
semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang
anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu
Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah
proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan
datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu
menentang hukum-hukum Quran.

Kesimpulan:
Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum
kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan
Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.
---------------------------------------------------------------------------------
BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan

Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan
yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by
James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible
dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah
pernikahan.

Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan
oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai
validitas sebuah pernikahan.

Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang
cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan
pernikahan gadis 7 tahun

(anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.

Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari
seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main
dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.

KESIMPULAN:
Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan
tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa
persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu
kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara
intelektual maupun fisik.
---------------------------------------------------------------------------------
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

======================================================
SUMMARY

Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau
laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan
Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak
pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah
terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn
`Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan
riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk
menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar
lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama
di Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan
Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia
menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami
internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat
usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karean adanya
kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.

Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai
usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan
cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak
disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur’an menolak pernikahan
gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan
kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab
============================================

Sumber : H. Insan LS Mokoginta

Baca selengkapnya >>